Sukses

Tak Diterima di SMP Negeri, Puluhan Orang Tua Siswa Segel Pagar Sekolah

Mereka menahan Kepala Dinas Pendidikan Abduh Surahman beserta jajaran di SMPN 23 Panunggangan Utara.

Liputan6.com, Tangerang - Puluhan orang tua siswa yang anaknya tidak diterima masuk SMP negeri, lakukan aksi protes dan menyegel pintu gerbang sekolah SMPN 23 Kota Tangerang, Senin (9/7/2018). Aksi tersebut membuat Kepala Dinas Pendidikan dan ratusan orang tua siswa yang dinyatakan lulus ujian masuk atau PPDB tidak bisa keluar sekolah.

Puluhan warga yang demo tersebut adalah warga setempat atau dari RW 04 Kelurahan Panunggangan Utara. Mereka menahan Kepala Dinas Pendidikan Abduh Surahman beserta jajaran di SMPN 23 Panunggangan Utara.

Permintaan mereka adalah meminta agar difasilitasi menjadi siswa di sekolah tersebut. Kepala Dinas yang akan kembali ke kantornya usai mediasi dengan warga setempat berdebat dengan beberapa warga agar permintaannya dikabulkan.

Abduh pun kembali lagi ke dalam sekolah sebab warga menghalangi gerbang dan mengikatnya dengan lakban. Abduh menegaskan kepada warga bahwa dirinya tetap mengacu kepada aturan dan sistem yang berjalan, dia tidak bisa asal memasukkan siswa di luar sistem dan aturan yang ada.

"Garis tegasnya kita tetap pada aturan main jadi tidak ada yang bisa kita akomodir," ujar Abduh.

Meski begitu, dia pun akan melaporkan hasil pertemuan kepada wali kota. "Kami menawarkan solusi kepada warga agar masuk ke sekolah swasta terlebih dahulu selama satu taun, kemudian pindah. Namun melalui mekanisme mutasi bukan sistem PPDB,"tutur Abduh.

Sebab, di sekolah swasta berada di Kota Tangerang, terdapat program pemkot 'Tangerang Cerdas' yang dapat membantu BOP siswa. Bahkan iuran sekolah bulanannya pun ada yang digratiskan kepada siswa, alias dibayarkan oleh pemkot.

"Itu sebagai sebuah solusi agar sistem PPDB ini tidak rusak," kata Abduh.

Namun, solusi tersebut tidak diterima orang tua siswa yang mayoritas tinggal di belakang sekolah tersebut. Menurut Samnah, salah satu warga RW 04, dia menginginkan anaknya masuk sekolah tersebut lantaran anaknya tidak perlu naik angkutan umum untuk bersekolah.

"Nantinya banyak biaya lain-lain lagi yang harus dikeluarkan. Ya transport, seragam,dan biaya yang seharusnya gratis di negeri jadi bayar di swasta," tuturnya.

Panjat Pagar

Akibat aksi protes tersebut, sejumlah orang tua dan calon siswa yang tengah daftar ulang, harus memanjat pagar untuk keluar dari sekolah tersebut. Sebab hingga saat ini, protes tersebut masih terus berjalan.

"Masa mau sampai sore di sini, mau enggak mau. Untung dipegangin anak saya," ujar Sumi, salah satu orang tua siswa.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Abduh Surahman, masih berada di dalam sekolah tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dibubarkan Kapolsek

Kapolsek Cipondoh Kompol Sutrisno membubarkan puluhan warga RW 04 Kelurahan Panunggangan Utara yang mengembok SMPN 23, Senin (9/7/2018).

Perwakilan warga bersama Kepala Dinas Pendidikan Abduh Surahman, dimediasi oleh Kapolsek Cipondoh, Kompol Sutrisno.

"Hasil pertemuan kami dengan warga dan Dinas Pendidikan memberikan solusi bahwa 34 warga RW 04 disarankan untuk mendaftar di sekolah swasta nanti SPP akan dibayarkan oleh Pemda," ujar Kompol Sutrisno.

Lalu, setelah satu tahun maka siswa tersebut diperbolehkan pindah ke SMPN 23. Warga pun menyetujui solusi yang ditawarkan oleh Pemkot Tangerang.

"Warga menerima hasil pertemuan tersebut kalau memaksakan sama saja melanggar aturan," ujar Sutrisno.

Usai mediasi, Kapolsek bersama Kadindik menyampaikan hasil pertemuan kepada warga yang sudah menunggu di gerbang sekolah. Warga menerima dan aktivitas di sekolah normal kembali.

"Perwakilan warga juga akan difasilitasi untuk bertemu Walikota," tambah Kapolsek.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.