Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi meminta kepada para pendakwah Islam atau mubalig terus mengajarkan kedamaian dan ketenteraman kepada para santri dan jemaahnya. Ia mengatakan paham-paham radikal sama sekali tidak diajarkan dalam agama Islam.
"Inilah saya kira kewajiban kita semua, termasuk mubalig mengingatkan kepada santri-santri dan jemaah-jemaahnya bahwa agama Islam tidak mengajarkan (kekerasan) seperti itu," kata Jokowi di kompleks Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (14/5/2018).
Baca Juga
Ia menyampaikan hal itu dalam Halaqoh Nasional Hubbul Wathon dan Deklarasi Gerakan Nasional Muballigh Bela Negara (GN-MBN). Menurut Jokowi, agama Islam dengan tegas tidak mengajarkan kekerasan.
Advertisement
Sebaliknya, sambung dia, Islam mengajarkan hal-hal yang positif dan saling menghormati antarsesama manusia.
"(Islam) mengajarkan kita untuk lemah lembut, rendah hati, menghormati orang lain. Saya kira itu yang diajarkan oleh Nabi Besar (Muhammad SAW) kita," ucap Jokowi.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Permohonan Maaf
Ia juga menyampaikan permohonan maafnya kepada para peserta GN-MBN atas ketidakhadirannya pada peresmian acara ini. Sejatinya, Jokowi direncanakan membuka perhelatan tersebut pada Minggu, 13 Mei 2018.
Namun, Jokowi terpaksa terbang ke Surbaya karena insiden bom di tiga gereja.
"Ada sesuatu yang harus saya tinjau langsung, ada bom di Surabaya. Malamnya di Sidoarjo dan tadi pagi masih ada juga bom di Surabaya," Jokowi memungkasi.
Advertisement
Saksikan video pilihan di bawah ini
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement