Sukses

Ical: Golkar Cari Jalan agar Pergantian Mahyudin Tak Langgar UU

Namun, sejauh ini, Golkar tidak punya alasan yang diperbolehkan ungang-undang untuk mengganti Mahyudin.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Golkar Abu Rizal Bakrie atau Ical, mengatakan tengah mencari celah terkait rencana pergantian pimpinan MPR. Golkar berencana mengganti Mahyudin dari kursi Wakil Ketua DPR, dengan kadernya yang lain, Titiek Soeharto.

Namun, sejauh ini, Golkar tidak punya alasan yang diperbolehkan ungang-undang untuk mengganti Mahyudin.

"Suratnya sudah saya terima. Dewan pembina sudah mendapatkan suratnya. Kami sedang mencari jalan. Gimana caranya agar tidak melanggar UU MD3," ucap Ical di sela-sela Rakernas Golkar, Jakarta, Kamis (23/9/2018).

Dia enggan menjelaskan apakah Dewan Pembina Golkar merestui pergantian Mahyudin dengan Titiek.

"Saya mengatakan mencari jalan. Kalau jalannya kita temui, tentu kita merestui. Tapi jalannya sampai sekarang masih belum ditemui. Mudah-mudahan bisa ketemu jalannya," ungkap Ical.

Mahyudin dalam beberapa kesempatan menolak pergantian dirinya. Ical mengaku sudah bertemu dengan Mahyudin.

Menurut Ical, meski keberatan Mahyudin akan patuh keputusan Golkar.

"Beliau juga menyampaikan beliau setia dengan partai. Tapi ada UU. Saya kira benar. Karena itu surat DPP belum kita jawab. Kita bersama-sama mencari jalan," pungkas Ical.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus Loyal

Sebelumnya, Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich Paulus meminta Mahyudin, patuh pada perintah partai. Golkar memutuskan mengganti Mahyudin dari posisi Wakil Ketua MPR dengan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.

Mahyudin sendiri terang-terangan menolak. Lodewijk meminta Mahyudin sadar posisinya.

"Yang bersangkutan adalah kader partai. Partai itu punya kebijakan, dan saat kebijakan itu keluar, maka sebagai kader dia harus loyal pada keputusan partai," kata Lodewijk di DPP Golkar, Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Dia membantah Mahyudin ditawari posisi di eksekutif bila mau melepaskan jabatan tersebut ke Titiek. Menurut Lodewijk ada banyak alasan Titiek dipilih mengisi kursi Wakil Ketua MPR.

Yang jelas, ia menampik anggapan penunjukan Titiek sebagai bentuk kebangkitan Keluarga Cendana di panggung politik. "Saya enggak taulah itu," jelas Lodewick.

Menurut dia, Titiek juga merupakan kader Golkar. Karena itu, ia juga harus patuhi keputusan pengurus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.