Sukses

7 Cerita di Balik Aksi Bunuh Diri

Setidaknya hingga bulan keempat pada tahun ini saja, aksi bunuh diri sudah mencapai angka tujuh.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi bunuh diri belakangan kian marak. Setidaknya hingga bulan keempat pada tahun ini saja, aksi bunuh diri sudah mencapai angka tujuh.

Ragam cerita mengemuka, yang diduga memotivasi aksi bunuh diri. Dari soal beratnya beban ekonomi dalam mengarungi hidup, hingga cinta yang tidak direstui.

Dari serangkaian aksi bunuh diri, hampir semuanya terungkap. Namun, tidak jarang masih diselimuti misteri.

Satu yang mecengangkan adalah beberapa di antaranya merekam aksi bunuh dirinya. Motivasinya diduga tidak lain ingin memberikan pesan terakhir kepada kerabat terdekat.

Peristiwa merekam aksi bunuh diri saat ini, seolah menjadi tren. Hal itu bisa dilihat pada dua peristiwa yang terekam dalam video sebelum aksi bunuh diri dilakukan.

Massifnya media sosial dijadikan instrumen untuk menyampaikan pesan terakhir. Berikut rangkuman cerita di balik aksi bunuh diri:  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Cinta Driver Ojek

Cerita soal bunuh diri diawali dari seorang pemuda berinisial YPJ. Pria asal Kampung Padurenan, Jatiasih, Kota Bekasi ini, mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Pemuda 26 tahun ini sempat merekam detik-detik sebelum melakukan aksinya via Whatsapp. Tujuan pria yang berprofesi sebagai driver ojek online ini adalah untuk mengirimkan pesan terakhir kepada sang pacar.

Sebelum gantung diri, YPJ sempat curhat soal hatinya yang galau di media sosial (medsos) Facebook. Pangkalnya, ia baru saja diputus cinta oleh sang pacar.

Sebelum gantung diri, YPJ sempat mengirimkan video yang berisi curahan hati (curhat) kepada sang kekasih. Sebanyak tiga video yang dikirimkannya.

"Kasus ini terungkap Jumat (7 April) pagi ini, saat keluarga korban mengetuk pintu kamarnya," ujar Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota, AKP Erna Ruswing, Bekasi, Jumat, 7 April 2017.

Di samping jenazah, polisi menemukan ponsel, yang di dalam terdapat video rekaman bunuh diri. Video itulah yang dikirimkan ke sang pacar. YPJ diduga merekam aksi bunuh dirinya dengan ponsel miliknya.

Sang orangtua menduga, alasan YPJ mengakhiri hidupnya karena stres hubungannya tidak direstui orangtua sang pacar S. Bukti itu dapat dilihat status di facebooknya.

"Menurut keterangan orangtua korban, Y stres akibat hubungan dengan pacarnya tak direstui oleh orangtua si pacar, itu diketahui dari status Facebooknya," Erna menandaskan.

Sang kekasih pun akan dimintakan keterangan pihak kepolisian. Hal itu guna menggali lebih dalam motivasi YPJ gantung diri. Pihak keluarga tidak mengizinkan polisi melakukan autopsi.

3 dari 8 halaman

2. Mahasiswa Terjun dari Gedung Kampus

Aksi bunuh diri juga dilakukan mahasiswa Akuntansi Institut Perbanas bernama Frans Berton Martua. Pria 20 tahun itu diduga nekat mengakhiri hidup dengan terjun dari lantai 7 Gedung Unit III gedung kampusnya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu 5 April 2017 malam.

Salah satu teman yang enggan disebutkan namanya, mengatakan Frans nekat bunuh diri akibat ada masalah di kampus serta persoalan pribadi.

"Saya dengar sih ada masalah di kampus sama teman-temannya. Sama masalah keluarga dan pribadinya," kata dia kepada Liputan6.com di Kampus Perbanas Jakarta Selatan, Kamis, 6 April 2017.

Dia juga heran lewat mana Frans bisa masuk ke kampus, padahal pintu dan jendela telah ditutup satpam. "Saya bingung korban masuk dari mana, padahal semua pintu dan jendela sebelum saya keluar udah dikunci sama satpam," ujar dia.

"Menurut saya, Frans itu orangnya santai. Saya juga heran (Frans bunuh diri)," imbuh mahasiswa Perbanas itu.

Kerabat Frans Boru Siregar mengaku, keluarga tak melihat gelagat aneh. Keluarga, bahkan, sempat menerima telepon dari nomor ponsel korban. Namun di ujung suara, telepon itu mengaku sebagai teman kampus Frans.

"Waktu jam 10 malam, ibunya sempat dapat telepon dari korban. Tapi saat diangkat, yang ngomong temennya. Kata temennya itu, ayahnya diminta datang karena Frans jatuh pingsan di kampus," jelas dia.

Hingga kini, ponsel milik korban tak diketahui keberadaannya. Nomor ponsel milik korban juga sudah tidak aktif.

"Iya, HP itu sekarang sudah hilang," kata dia.

4 dari 8 halaman

3. Bunuh Diri Misterius

Sebuah bangunan kosong bekas Balai Desa Puspanegara, RT 03 RW 04, Kampung Puspanegara, Kelurahan Puspanegara, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor jadi saksi bisu. Jenazah pria tak dikenal ditemukan tergantung alias bunuh diri.

Pada Jumat, 24 Maret 2017 pagi, sorang warga yang melihat kejadian pertama kali melaporkan ke polisi. Kondisi jenazah pria itu sudah membusuk saat ditemukan.

"Kondisi tubuh korban sudah membusuk. Wajahnya sudah sulit untuk dikenali, leher korban terikat tali tambang di plafon," kata Kapolsek Citeureup, Komisaris Ahmad Faisal Pasaribu, Bogor, Jawa Barat.

Bau busuk yang menyengat warga yang melapor pertama kali itu, merupakan awal dari penemuan jenazah pada pukul 07.00 WIB. Karena penasaran, warga mencari sumber bau hingga ke dalam bangunan kosong itu.

Warga kaget setelah melihat ada jenazah pria tergantung di plafon bangunan yang sudah tak terpakai itu. "Saksi yang melihat langsung melaporkan temuan kepada Babinkamtibmas Puspanegara," kata Faisal.

Untuk keperluan penyelidikan, jenazah pria itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati. Anggota kepolisian juga belum menerima laporan adanya orang hilang dari warga sekitar.

Kepolisian juga belum mengetahui penyebab kematian jenazah pria itu, apakah akibat gantung diri atau pembunuhan, karena polisi masih melakukan penyelidikan. Begitu juga identitas pria tersebut pun belum diketahui.

"Belum diketahui identitas korban, masih dalam penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi," kata Faisal.

5 dari 8 halaman

4. Manajer JKT 48

Inao Jiro yang berprofesi sebagai Theatre Manager JKT 48 meninggal dunia. Dugaan kuat karena bunuh diri.

Ia ditemukan tewas di dalam kamar mandi rumahnya Blok G4/03, Perumahan River Park, Kelurahan Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, pada Selasa, 21 Maret 2017 sekitar pukul 17.00 WIB.

Kasat Reskrim Polres Tangerang AKP Alexander kepada Liputan6.com mengaku hingga saat ini belum mengetahui motivasi Inao Jiro mengakhiri hidupnya.  

"Terkait motif, belum kami dapatkan. Yang kami pastikan dulu dengan dikuatkan keterangan dokter adalah benar bahwa almarhum meninggal karena bunuh diri," kata dia Rabu, 22 Maret 2017.

Menurut keterangan dari pembantu rumah tangga Suryati, Inao Jiro terakhir terlihat pada pukul 11.00 WIB. Saat itu Inao Jiro memasuki kamar tidurnya.

Pada pukul 17.00 WIB, anak korban mencari ayahnya di dalam kamar tapi tidak ada jawaban. Istri korban yang saat itu baru pulang kerja berkali-kali memanggil korban dari luar kamar.

"Namun tidak ada jawaban dari dalam. Istri korban meminta Suryati melihat dari jendela. Di situ terlihat korban menggantung di kamar mandi," kata Kasubag Humas Polres Tangerang Selatan AKP Mansuri kepada Liputan6.com, Rabu, 22 Maret 2017.

Melihat hal tersebut, istri korban bersama petugas keamanan lingkungan sekitar mendobrak pintu kamar. Setelah terbuka, istri korban berusaha memotong kain yang digunakan untuk gantung diri.

"Korban bersama istri korban dan bersama dua orang security setempat membawa korban ke RS Primer Bintaro dengan mobil pribadi milik warga setempat, namun korban tidak tertolong dan meninggal dunia," kata Mansuri.

Mansuri mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab pasti kematian korban. "Hari ini penyelidikan dilanjutkan," kata Mansuri.

Pihak keluarga menolak visum terhadap jenazah Jiro. Keluarga sudah menerima ini sebagai musibah, tanpa harus mengetahui penyebab kematian lain.

"Semua pihak keluarga, dari istri sampai anak, menolak untuk dilakukan visum pada korban. Jadi ya kita tunggu hingga keluarga mau memberikan keterangan lebih lanjut," kata Kapolsek Pondok Aren Komisaris, Indra Ranudikarta, saat dihubungi Liputan6.com, Tangerang, Banten, Rabu, 22 Maret 2017.

6 dari 8 halaman

5. Bunuh Diri Live

Salah satu yang mencengangkan adalah kasus diduga bunuh diri yang dilakukan warga Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pria bernama Pahinggar Indrawan itu bunuh diri dengan menyiarkan secara langsung aksinya via Facebook.

Video bunuh dirinya itu diunggah sekitar pukul 10.00 WIB, 17 Maret 2017. Pria dua anak ini, sempat melambaikan tangan sebelum menggantungkan diri pada sebuah tali.

Ada dugaan Indra mengakhiri hidupnya karena istrinya pergi dari rumah. Istrinya meninggalkan dia bersama sang anak.

"Udah 17 tahun gue nikahin. Gue cinta mati sama dia. Yaah, memang udah bukan jodohnya lagi sekarang. Sekarang dia pergi enggak tahu ke mana, ninggalin gua sama anak-anak," ujar Indra dalam video tersebut, Jakarta, Jumat, 17 Maret 2017.

Ia mengatakan, ingin meninggalkan video bunuh dirinya itu untuk sang istri. "Mungkin gue akan share langsung. Kalau enggak ya buat video kenang-kenangan buat istri gue aja," kata dia.

Sebelum mengakhiri hidupnya, Indra kerap berkeluh ksah di Facebook seputar lika-liku hidupnya. Dia beberapa kali mengunggah status soal hubungannya dengan sang istri.

"Mikirin yg dirumah... Yg dirumah mikirin ga ya..," kata Indra pada 22 Februari 2017.

"Cinta itu bukan dengan mulut...kasih itu bukan dengan disentuh...sayang itu bukan dengan diberi..cinta kasih sayang itu akan kau dapat saat dimana orang yg mencintai mengasihi menyayangimu sampai akhir hayatnya hanya untukmu," tulis dia pada 2 December 2016.

Namun, Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Purwanta menghentikan kasus bunuh diri Indra. Sebab, Indra murni bunuh diri.

"Sudah ditutup kasus, karena itu murni bunuh diri," kata Purwanta saat dihubungi di Jakarta, Minggu (19/3/2017).

Menurut dia, penyebab korban nekat menghabisi nyawanya sendiri karena masalah rumah tangga. Belum lagi, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban.

"Kedokteran RS Fatmawati tidak menemukan bekas luka. Itu murni bunuh diri," ucap Purwanta.

7 dari 8 halaman

6. Bunuh Diri dengan Kereta

Seorang pria tanpa indentitas diduga sengaja bunuh diri dengan menabrakan diri ke kereta. Pria itu pun tewas seketika di dekat pintu perlintasan kereta Dewi Sartika, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok.

Seorang penjaga perlintasan, Jamhur Komarudin, mengatakan ia melihat pria itu berdiri dekat pintu perlintasan sekitar pukul 15.00 WIB.

Pria itu diduga hendak menunggu kereta melintas untuk bunuh diri. Sebab, begitu ada kereta arah Bogor menuju Jakarta, pria misterius itu tiba-tiba lari ke arah rel.

"Saya sempat berteriak ada kereta, tapi enggak dihiraukan sama korban," ucap Jamhur, Depok, Jawa Barat, Senin 23 Januari 2017.

Ia menuturkan, pria tersebut tewas seketika usai menabrakkan diri ke kereta. Tak lama setelah itu, petugas PMI tiba dan langsung mengevakuasi jasad pria itu.

"Di tubuh korban tidak ditemukan kartu indentitas," tutur Jamhur.

Adapun, ciri-ciri pria yang diduga bunuh diri itu memakai kaos cokelat dan celana jeans biru dongker. "Korban pakai sendal jepit. Kira-kira umurnya 40 sampai 50 tahun," Jamhur menandaskan.

8 dari 8 halaman

7. Lagi, dengan Kereta

Januari (54), warga Kampung Tugu, Kelurahan Bekasi Jaya, Kota Bekasi, tewas seketika setelah terlindas Kereta Api Progo jurusan Jogjakarta-Jakarta. Korban diduga bunuh diri, lantaran depresi penyakit yang diderita tak kunjung sembuh.

Insiden nahas itu terjadi di perlintasan Jembatan Kali Bekasi, dekat Stasiun Bekerja, Jalan Ir Juanda, Marga Jaya, Bekasi Selatan pada Sabtu, 21 Januari 2017 dinihari.

Kepolisian sempat kesulitan saat mengevakuasi jenazah korban. Mengingat, tempat Januari ditabrak kereta berada di jembatan rel yang menyeberangi sungai.

Jenazah Januari pertama kali ditemukan oleh Teguh, petugas penjaga pintu PT KAI. Ia mendapatkan laporan radio dari masinis Kereta Api Progo, ada warga yang tertabrak saat sedang tidur di jalur perlintasan.

"Masinis bilang, melihat korban berlari dan langsung tidur di rel sebelum akhirnya tertabrak kereta. Setelah kita cek, ternyata benar," kata Teguh di lokasi.

Dia kemudian melanjutkan laporan itu ke Kepolisian Polresta Bekasi Kota. Petugas yang menerima laporan langsung turun ke lokasi dan memboyong jenazah korban ke RSUD Kota Bekasi.

Sementara itu, istri dan seorang anak Januari menangis histeris, hingga jatuh pingsan melihat korban sudah terbujur kaku.

Januari diduga sengaja bunuh diri karena sebelum tewas ada sejumlah warga yang melihatnya berjalan ke arah jembatan dan sengaja menjatuhkan diri ke tengah rel saat kereta akan melintas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini