Sukses

Detik-Detik Pasar Ikan Luluh Lantak Dihantam Ekskavator

Kawasan ini nantinya akan digunakan sebagai wisata terpadu.

Liputan6.com, Jakarta - Satu per satu ekskavator mulai merangsek masuk ke kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Sebelumnya, sempat tertunda karena pagar betis yang dibentuk kaum ibu mengadang laju penertiban.

Sebanyak 50-an kaum ibu duduk-duduk sambil melafalkan doa-doa, Senin (11/4/2016). Tidak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata di detik-detik penghancuran pemukiman di kawasan yang akan direlokasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi kawasan wisata terpadu.

Tiba-tiba, sirine berbunyi beriringan dengan puluhan Polwan yang bergerak ke barisan para ibu dan mengamankannya. Setelah jalan terbuka, satu ekskavator mulai merangsek masuk. Namun demikian, sempat terjadi aksi pelemparan batu dan kayu dari sebuah gedung dan mengenai barisan aparat. 

Situasi memanas saat penggusuran Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara (Sumber: Satpol PP Jakpus)

Beruntung aksi tersebut sempat diamankan dan tidak memantik aksi susulan dari warga yang menolak relokasi.

Kawasan ini nantinya akan dijadikan kawasan wisata terpadu, bersanding dengan kawasan Luar Batang yang juga disulap menjadi kawasan wisata religi.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersikeras tetap menggusur kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Walaupun, warga yang bermukim melawan.

"Nah, kalau Anda mau rusuh ya saya serahkan ke aparat. Enggak bisa kalau rusuh terus di setop," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (11/4/2016).

Dia menyatakan tanah yang diduduki warga di Penjaringan itu merupakan tanah negara. Oleh karena itu, pemprov tetap melanjutkan penertiban untuk menata kawasan tersebut menjadi kawasan wisata.

"Saya kira semua mau ribut, sekarang saya tanya itu tanah punya siapa? Sertifikat pasar juga milik Pasar Jaya, kalau kamu tinggal di laut itu dari mana dapat sertifikat?" ujar Ahok.

Di belakang alat berat water canon dan mobil pemadam kebakaran mengikutinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.