Sukses

Santri Sampang Tewas Terseret Arus Banjir

Santri berusia 13 tahun itu terseret arus banjir saat berenang di Sungai Nyiburan, Jrengik, Sampang, Madura.

Liputan6.com, Sampang - Banjir di Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur, menimbulkan korban jiwa. Abdurrahman, santri Pondok Pesantren Ar-Rohmaniyah, Sampang, yang terseret arus banjir saat berenang di Sungai Nyiburan, Desa Panyepen, Kecamatan Jrengik, ditemukan tewas pagi tadi.

"Korban ditemukan tersangkut di akar pepohonan dalam jarak sekitar satu kilometer dari tempatnya terseret arus banjir," ucap Kapolsek Jrengik, Iptu Widodo, di Sampang, seperti dilansir Antara, Minggu (28/2/2016).

Santri berusia 13 tahun itu terseret arus banjir saat berenang di Sungai Nyiburan, Jumat 26 Februari 2016.

Pengurus pondok pesantren saat itu langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Jrengik. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang kemudian langsung mengadakan pencarian.

"Akhirnya ditemukan, dan korban langsung dilakukan visum ke Puskesmas terdekat," ujar Widodo.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, menurut dia, korban tewas akibat terseret banjir dan tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan di tubuhnya.

Saat ini, jenazah Abdurrahman telah dipulangkan ke rumah duka dan akan dikebumikan di pemakaman umum desa setempat. Atas kejadian ini, Iptu Widodo mengimbau agar wali murid dan para orangtua melarang putra-putrinya berenang di lokasi banjir.

Hingga Sabtu kemarin pukul 20.00 WIB, banjir masih menggenangi 13 kelurahan atau desa di Kabupaten Sampang. Sebanyak 11.468 kepala keluarga (KK) atau 34.225 jiwa terdampak langsung oleh banjir.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, upaya penanganan darurat masih terus dilakukan BPBD bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, SKPD, relawan, dan masyarakat. BPBD Provinsi Jawa Timur membantu penuh penanganan banjir.

"Sebelumnya Bupati Sampang telah menetapkan status Tanggap Darurat [Banjir]( 2446864 ""), yang berlaku 12 Februari 2016 hingga 12 Maret 2016," imbuh Sutopo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini