Sukses

ISIS Rilis Video Penggal Tahanan Rusia dan Ancam Putin Terpopuler

Berita populer lain di antaranya ancaman ISIS terhadap kelompok Syiah di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa kali kelompok radikal ISIS menyebarkan video pemenggalan terhadap tahananan mereka. Tindakan sadis kali ini juga kembali beredar melalui video dengan korban tahanan dari Rusia.

Dalam video berdurasi 8 menit itu si algojo yang menampakan wajahnya itu juga mengancam Presiden Rusia Vladimir Putin. Sebelum dipenggal, tahanan itu mengaku anggota Federal Security Service (FSB) atau mata-mata Rusia yang mengumpulkan informasi tentang ISIS.

Berita tersebut menjadi sorotan pembaca atau paling populer di Liputan6.com sepanjang Kamis 3 Desember 2015. Berita populer lainnya terkait anggota DPRD DKI Lulung Langguna yang membela sopir bus Transjakarta dan berita seputar kasus Ketua DPR Setya Novanto.

Berikut 3 berita populer yang terangkum dalam Top 3 News;

1. ISIS Rilis Video Penggal Tahanan Rusia dan Ancam Presiden Putin

Video Terbaru ISIS, Penggal Tahanan Rusia-Ancam Presiden Putin (Daily Mail)


Kelompok teroris ISIS kembali meluncurkan rekaman bengisnya, berisi pemenggalan kepala. Kali ini pria Rusia yang disertai ancaman terhadap Presiden Vladimir Putin serta rakyatnya.

Rekaman itu dirilis oleh bagian media ISIS yang memperlihatkan seorang tahanan dengan baju oranye. Adapun pria yang mengaku anggota militan itu terdengar berbicara bahasa Rusia sambil membawa pisau di tangannya.

Sebelum dipenggal, tahanan itu mengaku ia merupakan anggota Federal Security Service (FSB) atau mata-mata Rusia yang bekerja mengumpulkan informasi tentang ISIS.

Dalam rekaman 8 menit bertajuk 'You Shall be Disappointed and Humiliated O Russians' itu, si pembunuh tak memakai penutup muka yang selama ini dikenakan para algojo militan itu.

Selengkapnya...

2. Lulung Bela Sopir Transjakarta Pelaku Pelecehan Satpam Wanita

Abraham Lunggana memberikan keterangan pers usai diperiksa Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (15/6/2015). Haji Lulung diperiksa sebagai saksi dalam dugaan korupsi pengadaan alat printer dan scanner (3D) di sekolah Jakarta Barat (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Abraham 'Lulung' Lunggana menyanyangkan sikap Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih, yang memecat sopirnya diduga pelaku pelecehan terhadap satpam wanita.

Menurut Politikus PPP ini si sopir seharusnya diberikan peringatan terlebih dulu, bukan dipecat.

Lulung mengatakan, tindakan ‬pelecahan yang dilakukan pelaku, TWW (50) terhadap Ir (21), memang melanggar norma dan etika. Namun, sikap perusahaan seharusnya tak sekeras itu dengan menyingkirkan TWW dari perusahaan.

Selengkapnya...

3. Dua Peluru untuk Novanto

Anggota Aliansi Seniman Jakarta menggelar aksi yang dinamakan “Aksi Djamban DPR” di depan gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (3/12). Aksi ini menyindir kasus “Papa Minta Saham” yang dilakukan Ketua DPR RI Setya Novanto. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Istana Negara dibuat repot dengan persoalan Freeport. Bak bola salju, perlahan skandal 'Papa Minta Saham' mulai menyeruak ke publik. Makin besar bola salju menggelinding, makin kuat hantaman ke sasaran: Ketua DPR Setya Novanto.

Seiring bergulirnya sidang etik yang digelar Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI, kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden yang diduga dilakukan Setya Novanto memasuki babak baru. Rupanya kasus juga tengah berjalan di Kejaksaan Agung (Kejagung).

Korps Adhyaksa ini mulai membidik sang 'Komandan' dengan sangkaan korupsi. Jeratannya adalah dugaan persekongkolan atau niat Setya Novanto dengan Riza Chalid dalam campur tangan perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan suatu imbalan, saham PTFI.

Adik kandung Letnan Jenderal Purnawirawan Sjafrie Sjamsoeddin ini kembali menegaskan ucapannya itu. Dia menyebut, telepon genggam miliknya yang berisi rekamam percakapan Maroef, Setya Novanto, dan M Riza Chalid di lantai 21 sebuah hotel di bilangan Jakarta Selatan itu, juga sudah berada di tangan penyidik kejaksaan.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini