Sukses

Menpora Pimpin Upacara Penyatuan Tanah dan Air di Tanjung Pinang

Peserta upacara sendiri dihari oleh pemuda dari 34 provinsi yang tergabung dalam Jambore Pemuda Indonesia (JPI)

Liputan6.com, Riau - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi memimpin peringatan Hari Sumpah Pemuda di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Dalam acara tersebut, Imam juga bertindak sebagai pimpinan upacara penyatuan tanah dan air.

Peserta upacara sendiri dihadiri oleh seluruh pemuda Indonesia dari 34 provinsi yang tergabung dalam Jambore Pemuda Indonesia (JPI). Dalam kesempatan itu, Imam berpesan kepada peserta JPI, bahwa ‎apa yang dilakukan saat ini tidak akan sia-sia.

Sekalipun lanjut Imam, aktivitas seperti ini disepelekan oleh orang lain. Karena jika itu dilakukan dengan niat yang tulus untuk memperkuat persatuan Indonesia, maka kelak kebaikan itu bisa dirasakan oleh generasi penerus.

‎"Meski sekarang belum bisa menikmati langsung, yakinlah anak cucu kita akan melihat bahwa dari tangan kalian, tadi kita bersama-sama telah memadukan tanah dan air di bumi Kepulauan Riau ini sebagai simbol persatuan kita," ujar Imam di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Rabu (28/10/2015).

Imam menegaskan, apa yang dilakukan pemuda-pemudi dari 34 provinsi itu akan dicatat sejarah. Bahwa bersatunya tanah dan air dari seluruh pelosok Nusantara itu akan menjadi motivasi bagi generasi penerus untuk terus mempertahankan keutuhan NKRI.

‎"Kalian dari masing-masing daerah kelak akan bercerita. 'Nak, 28 Oktober 2015 aku pernah menaruh satu harapan di situ, tanah dan air yang kamu harus lihat'. Ini harus bisa menjadi motivasi bagi generasi kita," ucap Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

‎Berdasarkan pantauan Liputan6.com di lapangan, 34 pasang pemuda dari seluruh provinsi di Indonesia membawa sewadah tanah dan air dari daerah mereka masing-masing. Tanah dan air itu kemudian disatukan ke dalam satu wadah besar sebagai simbol persatuan seluruh warga Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Kumpulan tanah dan air itu nantinya akan dibangun sebuah tugu sebagai harapan persatuan dan kesatuan Indonesia tetap kokoh. Tugu tersebut diresmikan sekaligus dibubuhi tandatangan Menpora Imam Nahrawi di sebuah prasasti.

"Pak Gubernur (Kepulauan Riau), saya berpesan ini (tanah dan air) jangan dikurangi, tapi kalau bisa ditambahkan lagi. Dan 5-10 tahun akan datang, adik-adik akan saya undang lagi ke sini untuk melihat bahwa kita telah meletakkan pondasi penting kokoh tegaknya kesatuan Indonesia," tutur Menteri Imam.

Di tempat yang sama, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Kepulauan Riau, Agung Mulyana mengaku ‎sangat bangga karena provinsinya dijadikan tempat puncak peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-87 ini.

"Ini adalah kali pertama Hari Sumpah Pemuda dilaksanakan di luar Ibukota Jakarta. Dan merupakan suatu kehormatan karena Bapak Menpora memilih melaksanakan di Provinsi Kepulauan Riau. Kehormatan ini akan kita jaga terus sampai titik darah penghabisan," ucap Agung.

Agung juga mengaku sangat bangga, karena pemuda dari seluruh Indonesia bisa berkumpul di tempatnya yang notabene berada di ujung Nusantara. Kendati, semangat persatuan tetap membara.

"Hari ini menjadi catatan sejarah di mana Kepulauan Riau ini merupakan gerbang Indonesia. Selangkah lagi kita sudah sampai ke negeri tetangga, Malaysia. Tapi di sini kita bisa tunjukkan bahwa kesatuan dan persatuan Indonesia tetap terjaga," tandas dia.

‎Tanam Pohon dari Pelosok Nusantara

‎Dalam rangkaian acara ini, Menpora juga melaksanakan kegiatan menanam pohon dari berbagai pelosok Nusantara. Aksi penghijauan itu sebagai representasi semangat para pendahulu yang telah menyatukan bangsa Indonesia melalui ikrar Sumpah Pemuda.

"Sebelumnya kami juga tanam pohon di sana (area Gedung Budaya Kepulauan Riau). Pohon itu tentu akan dinikmati oleh generasi kita mendatang," ucap Menteri Imam kepada peserta JPI.

"Seperti halnya sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, kita tidak pernah membayangkan dari berbagai perbedaan itu bisa bersatu padu dalam bingkai Indonesia. Kuncinya adalah bertemu, berkenalan, dan saling dekat satu sama lain," imbuh dia.

Karena itu, Imam berpesan kepada para peserta JPI untuk memanfaatkan momentum ini sebaik-baiknya. Para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air agar saling mengenal satu sama lain dan memahami keanekaragaman kebudayaan ‎Indonesia.

"Dalami ‎budaya, tradisi, khazanah, kearifan lokal kita masing-masing. Karena itu sesungguhnya kemulyaan dan kelebihan yang kita miliki di Indonesia ini. JPI harus dilanjutkan, terus dikembangkan, dan ajak anak muda yang lain," papar Imam.

"Karena di agama kita didoktrin bahwa sesungguhnya semulya-mulyanya hamba Tuhan adalah yang bertakwa. Dan untuk menuju ketakwaan ini maka saling kenalilah satu sama lain. Li Ta'arofu, kira-kira begitu," pungkas Menteri Imam. (Dms/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.