Sukses

Siap Amankan Muktamar NU, Banser Berlatih dengan Marinir

Demi mengamankan Muktamar ke-33 NU, Banser mengerahkan 1.000 personel yang sempat berlatih dengan Marinir.

Liputan6.com, Jombang - Barisan Ansor Serba Guna (Banser) siap mengamankan perhelatan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang akan dilaksanakan pada 1 hingga 5 Agustus 2015 di Jombang, Jawa Timur.

Petugas pengamanan inti di muktamar ada 1.000 personel Banser. "Mereka sempat mengikuti pelatihan di Brigif Marinir Surabaya. Serta ada petugas pendukung tambahan sebanyak 1.000 orang dari Banser wilayah Jombang dan sekitarnya," ucap Komandan Banser Satuan Koordinator Wilayah (Satkorwil) Jawa Timur Umar Usman di Surabaya, Sabtu (1/8/2015).

 

(Liputan 6 TV)

Sementara, Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya Letkol Washington mengatakan, ada ribuan personel gabungan dari TNI Angkatan Darat, Polda Jawa Timur dan Banser Satkorwil Jawa Timur yang telah siap mengamankan acara akbar lima tahunan tersebut.

"Jumlah personel keseluruhan 2 ribu, untuk pengamanan pelaksanaan Muktamar NU di Jombang, termasuk rangkaian kunker (kunjungan kerja) Presiden RI Bapak Joko Widodo," ujar Washington.

Sebelunya, Ketua Panitia Daerah Muktamar ke-33 NU Saifullah Yusuf menyebut Muktamar NU Jombang ini dihadiri sekitar 40 sampai 50 ribu orang. Sebanyak 3.500 orang adalah muktamirin atau peserta pemilik suara di Muktamar NU. Sedangkan sisanya adalah muhibbin atau penggembira.

Pantauan Liputan6.com sejak Jumat malam 31 Juli 2015, sepanjang jalan dari Surabaya menuju Jombang terlihat padat merayap. Banyak kendaraan pribadi yang mengarah ke alun-alun Kota Jombang, tempat dilaksanakannya Muktamar NU.

Mereka adalah peserta dari berbagai daerah dan luar Jawa Timur, mendarat di Bandara Juanda di Sidoarjo, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Jombang.

Pelukis Meriahkan Muktamar

Sementara itu seniman asal Jombang, Muhammad Holis Satriawan melukis sebuah kursi yang bertuliskan NU (Nahdlatul Ulama) hanya dengan waktu 10 menit.

Holis mengatakan, bahwa lukisan yang akan dikirim ke PBNU pusat tersebut sebagai bentuk kepedulian seniman pada Muktamar NU.

"Saya berharap bahwa Muktamar NU berjalan dangan lancar dan menghasilkan pemimpin yang amanah," ujar Holis di Surabaya, Jumat malam 31 Juli 2015.

Muhammad Holis Satriawan melukis sebuah kursi yang bertuliskan NU (Nahdlatul Ulama) hanya dengan waktu 10 menit. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Ia menjelaskan, gambar kursi tersebut sebagai bentuk pemegang kursi pada siapa yang akan menjadi pucuk pimpinan NU adalah seorang yang murni ulama, bukan ulama jadi-jadian.

Menurut Holis, Nadlatul Ulama adalah kebangkitan ulama yang dibentuk pada perjuangan ulama pada masa penjajahan. Karena itu, pimpinan yang dihasilkan pada Muktamar NU diharapkan seorang ulama yang paham kaidah, Alquran dan Hadis, termasuk kitab kuning serta tidak ada kepentingan politik. Sebab, NU dibentuk pada masa perjuangan akibat dari keterpurukan bangsa dan penindasan penjajah.

"Jadi NU itu milik umat. Bukan milik pribadi. Saya berharap pada orang-orang yang dicalonkan benar-benar ulama, bukan abal-abal, bukan yang semipolitik. Tetapi murni ulama. Karena NU artinya kebangkitan ulama." tandas Holis. (Ans/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini