Sukses

Ahok Gandeng 8 Pengembang Bangun LRT di Jakarta

Rencana Pemprov DKI untuk membangun Light Rail Transit (kereta api ringan) di Jakarta segera terwujud.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Pemprov DKI untuk membangun Light Rail Transit (kereta api ringan) di Jakarta segera terwujud. Untuk melancarkan proyek tersebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun mengundang beberapa pengembang guna bekerja sama.

"Kita mau minta mereka (pengembang) yang bangunkan light rail transit," ucap Basuki alias Ahok di Balaikota Jakarta, Kamis (22/1/2015).

Ia mengaku sudah menyampaikan seluruh rencana pembangunan LRT kepada para pengembang itu. Dari tujuannya yakni sebagai moda transportasi tambahan bagi Asean Games 2018 hingga manfaatnya bagi pengembang. Menurut Ahok, para pengembang ini memiliki kewajiban-kewajiban koefisien luas bangun (KLB) kepada Pemprov DKI. Kewajiban itulah yang kemudian diminta DKI untuk diwujudkan dalam bentuk pembangunan LRT.

"Makanya kita kumpulkan mereka. Kira-kira rute mana yang akan kita lewatin dan mereka semua setuju, tanggapannya bagus. Ya sudah, kita senang saja sudah," ucap Ahok.

Para pengembang yang rencananya membangun LRT yakni Agung Sedayu Group, Agung Podomoro, JIExpo, PT Intiland, Lippo Group, Panin Group, Summarecon, dan Pakuwon Group. Serta 2 BUMD DKI yakni PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Ahok menambahkan, pada 30 Januari nanti akan kembali dilakukan pertemuan. Saat itu, bentuk kerja sama riil mulai akan disepakati, seperti teknis dan pembiayaan. Yang pasti pembangunan LRT ditargetkan selesai 3 tahun, kemudian meski infrastrukturnya dibangun oleh pengembang namun pengelolaannya tetap di bawah BUMD DKI.

"Kita lagi menghitung berapa duit," jelas Ahok.

Sementara, Presiden Direktur Pakuwon Group Stefanus Ridwan menjelaskan, pihaknya menilai ide pembangunan LRT tersebut cukup baik. Karena juga memberikan manfaat kepada pengembang.

"Ide ini bagus. Sementara ini belum ada dari gubernur-gubernur yang lalu menyampaikan light rail transit, ini kan lebih gampang. Bisa bercabang dengan mudah cocoklah buat Jakarta. Kira-kira kita pengembang akan support lah untuk proyek ini. Pembangunan infrastrukturnya," ucap dia.

Ia menjelaskan salah satu keuntungan yang diperoleh oleh pengembang yakni penambahan KLB hingga 300 meter yang akan diberikan oleh Pemprov DKI. Mengenai kerja sama lainnya, ia mengatakan akan dibicarakan selanjutnya. "Hanya KLB. Imbalnya secara detail kan belum ya. Nanti ada pembicaraan lagi," jelas Stefanus.

Deputi Gubernur Bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi DKI Sutanto Soehodho menjelaskan, para pengembang nantinya akan mendapatkan keuntungan askesibilitas ke gedung-gedung mereka dengan adanya LRT.

"Ini kan demi kepentingan mereka juga dan mereka mustinya mau berkontribusi. Mereka setuju semua. Tentunya mereka punya aksesibilitas yang lebih baik. Coba anda bayangkan anda punya gedung tinggi, kemudian orang nggak bisa masuk ke situ karena macet. Kan lama-lama orang meninggalkan gedung itu," jelas Sutanto.

Sebelumnya, meski anggaran pembangunan transportasi LRT telah ditolak DPRD DKI, Pemprov DKI tetap akan membangun proyek tersebut. Caranya, melalui kerja sama dengan daerah mitra dan dana dari kewajiban 20 persen Koefisien Luas Bangun (KLB) para pengembang.

"Kita nggak pakai APBD tapi pakai kelebihan KLB kepada pengembang," ungkap Ahok beberapa lalu. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, politikus yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta
    Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, politikus yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta

    Ahok

  • Lintas Rel Terpadu Jabodetabek atau disingkat menjadi LRT Jabodetabek adalah lintas rel terpadu yang berada di daerah Jabodetabek.

    LRT