Sukses

Disebut Lupa Dulu Dukung Pilkada Tak Langsung, Ini Jawaban PKB

Menurut anggota Komisi V DPR itu, tidak ada perbedaan sikap PKB terkait pelaksanaan pilkada. Hanya saja cara pandangnya yang berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Gerindra menyindir Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang disebut tidak konsisten dengan sikap mereka tentang pemilihan kepala daerah (pilkada).

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani, 11 bulan lalu saat Munas NU di Cirebon, PKB menyatakan mendukung pilkada melalui DPRD dengan alasan mencegah politik dinasti dan money politics.

Menanggapi sindiran ini, PKB yang mewakili mayoritas kaum Nahdliyin mengatakan, sikap mereka masih tetap sama dengan rekomendasi hasil Munas di Cirebon.

"Lho apa yang lupa? Kami masih sama dengan hasil Munas NU. Ini cuma beda cara pandang saja," kata Politisi PKB Imam Nachrawi kepada Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (24/9/2014).

Menurut anggota Komisi V DPR itu, tidak ada perbedaan sikap terkait pelaksanaan pilkada. Hanya saja, kata Imam, cara pandangnya yang berbeda. Terkait sindiran Muzani yang menyebut PKB 'sedang lupa', Imam menyarankan agar Muzani lebih mengikuti NU secara keseluruhan.

"Kan tadi sudah bilang, kita tidak berbeda sikap soal pilkada dengan NU, hanya berbeda cara pandang. Jadi buat Pak Muzani, mengikuti NU seluruhnya, jangan pas ada kepentingan saja biar mengerti," tandas Imam.

Disinggung posisi PKB yang saat ini berada di kubu PDIP yang mendukung pilkada langsung, mantan sekretaris jenderal PKB itu mengungkapkan, pihaknya memiliki alasan kuat kenapa partai besutan Presiden RI ke-4 itu saat ini mendukung pilkada langsung.

"Begini ya, bagi kami pilkada langsung memiliki manfaat tersendiri. Di kalangan NU itu banyak tokoh yang bisa dijadikan pemimpin di daerah, mereka mayoritas ndak punya uang lebih. Tapi kalau pilkada langsung, memungkinkan mereka bisa menang, mereka punya basis dan rasa kepercayaan dari masyarakat yang tinggi," kata politisi PKB itu. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.