Sukses

Parpol Silakan Berkegiatan, Tapi Jangan Rusak Taman

Taman yang berada di dekat Kantor KPU rusak akibat mebludaknya simpatisan pasangan Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar mengimbau kepada warga untuk tak merusak fasilitas umum, seperti taman dan jalur hijau. Kegiatan warga di taman tak dilarang, asalkan tetap menjaga pentingnya fasilitas publik.

Taman di median Jalan Imam Bonjol, tepatnya di depan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat menjadi rusak saat pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) beberapa waktu lalu. Taman rusak akibat membludaknya simpatisan pasangan Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. (Baca: Taman yang Rusak Dekat Kantor KPU Hari Ini Selesai Diperbaiki )

"Saya dalam seminar selalu bilang, politik jangan merusak taman dan jalur. Politik bagus. Hanya, itu... Sebuah kegiatan yang ada nilai tambah tidak dicorengi dengan perusakan," ujar Nandar, Jakarta, Jumat (23/5/2014).

Sebab, untuk memperbaiki taman dan jalur hijau lainnya, dana yang digunakan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI. APBD merupakan uang rakyat. Sehingga ia mengharapkan, warga bekerja sama dengan pemerintah untuk memanfaatkan dana rakyat sesuai sasaran, dengan tak merusak fasilitas umum.

"Silakan berkegiatan tapi tidak merusak. Soalnya kasihan. Apalagi kalau dari APBD. Nanti uang rakyat lebih baik untuk kesehatan, pendidikan," kata Nandar.

Dia mengakui salah satu pihak yang merasa bertanggung jawab atas kerusakan taman itu, yakni Partai Gerindra, telah menghubungi Dinas Pertamanan dan berjanji melakukan perbaikan. Namun, Pemprov DKI memilih untuk memperbaiki taman tersebut sendiri sebagai tindak cepat.

"Untuk mempercepat, kita perbaiki. Sudah menghubungi Gerindra ya. (PDIP) Hmmm.. Belum tahu. Mungkin teman yang dihubungi. Jadi nanti kita collect mungkin saja mereka-mereka sudah menghubungi. Baik-baik kok. Tapi yang terpenting percepatan perbaikannya," tandas Nandar. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.