Sukses

Polisi Menuduh Tommy Bekerja Sama dengan GAM

Surat rahasia yang ditujukan pada Tommy Soeharto menunjukkan rencana peledakan di sejumlah tempat yang mengikutsertakan GAM. Seluruh personel intelijen Kodam IV Diponegoro membantu kepolisian untuk mengungkap kasus bom di Semarang.

Liputan6.com, Jakarta: Adalah sebuah dokumen rahasia yang menguatkan kecurigaan keterlibatan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto dalam kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita [baca:Tommy Soeharto Dalang Pembunuh Syafiuddin Kartasasmita].

Surat tertulis yang ditemukan di rumah di Jalan Alam Segar III 3 Nomor 23 Pondok Indah itu ditujukan kepada Tommy dan ditandatangani nama samaran Gombloh bin Mohammad Karim. Disitu disebutkan rincian jumlah bahan peledak yang dibutuhkan untuk meledakkan beberapa lokasi.

Selanjutnya dokumen juga menyatakan aksi peledakan akan melibatkan tentara dari Gerakan Aceh Merdeka. Disebutkan elemen militer gerakan separatis Bumi Rencong itu hanya diinstruksikan untuk membuat kemelut radius 3-4 kilometer lingkaran proyek. Di lokasi penggerebekan, Kepolisian Daerah Metro Jaya juga menemukan Kartu Tanda Penduduk Tommy yang dipalsukan dan mengganti namanya menjadi Ibrahim.

Sementara itu kuasa hukum Tommy, Nudirman Munir mengaku kaget kliennya menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan hakim agung. Menurut dia, seharusnya polisi menghormati asas praduga tak bersalah. "Biarlah pengadilan yang memutuskan," kata dia. Nudirman menyesalkan sikap Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Sofjan Jacoeb yang melanggar asas praduga tak bersalah.

Menurut Nudirman, tuduhan polisi itu sangat prematur. Terlebih permintaan Kapolda agar keluarga mantan Presiden Soeharto menyerahkan Tommy dalam waktu 3 hari. Menurut dia, sejak melarikan diri saat akan dievakuasi ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang beberapa bulan silam, keluarga besar Soeharto maupun kuasa hukumnya tidak pernah berhubungan dengan Tommy.

Di daerah lain, Panglima Komando Daerah Militer IV Diponegoro Mayor Jenderal TNI Sumarsono mengatakan jajarannya membantu kepolisian mengungkap dan mengantisipasi teror bom yang melanda Kota Semarang, Jawa Tengah. Pernyataan itu disampaikan dalam dialog bersama dengan kalangan pers se-Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta di Semarang, baru-baru ini. Menurut dia, semua personel intelijen dan teknis di bidang bahan peledak akan diterjunkan meneliti sesuai kebutuhan polisi.

Pangdam mengatakan peristiwa bom meledak di Semarang beberapa waktu silam [baca:Bom Kembali Mengguncang Semarang] memunculkan sejumlah sangkaan. Di antaranya bom itu produksi PT Pindad (Perindustrian Angkatan Darat) dan kasus itu terkait dengan kasus serupa di Jakarta.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Kepolisian Daerah Jateng Ajun Komisaris Besar Polisi Ramli membantah bom yang meledak di halaman Gereja Alfa Omega buatan Pindad. Menurut dia, bahan peledak itu hanya sejenis petasan yang berteknologi remote control sehingga bisa dikendalikan. Meski kasus bom itu belum terungkap, tapi aparat militer dan polisi setempat bertekad menghentikan teror agar tidak meresahkan masyarakat.(COK/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini