Sukses

Memahami Kosmetik Beretiket Biru Sebelum Membeli Agar Tak Salah Pilih

Etiket biru pada kemasan produk kosmetik menunjukkan kandungan obat yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Konsumen diimbau memahami produk sebelum membeli melalui metode KLIK (Kemasan, Label, Izin, Kedaluwarsa) untuk memastikan keamanan dari BPOM.

Liputan6.com, Jakarta - Isu tentang kosmetik beretiket biru masih marak beredar. Tapi, masih banyak yang belum memahami istilah tersebut.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makananan (BPOM) Taruna Ikrar pun menjelaskan bahwa etiket biru adalah tanda pada produk kosmetik yang mengandung obat dan hanya bisa diberikan melalui resep dokter. Produk ini mengandung bahan aktif seperti steroid atau zat obat lainnya yang hanya boleh digunakan oleh individu tertentu dengan pengawasan tenaga medis.

"Mengenai etiket biru, produk ini mengandung obat dan sebenarnya hanya digunakan oleh orang yang membutuhkan perawatan spesifik. Misalnya, jika seorang pasien membutuhkan pengobatan untuk kondisi kulit tertentu, seperti jerawat parah, maka krim yang mengandung bahan aktif harus disesuaikan oleh dokter spesialis kulit," kata Taruna dalam siaran YouTube Paragon Scrop pada Kamis, 28 November 2024.

"Dengan demikian, produk yang mengandung zat obat ini tidak boleh diproduksi dalam jumlah besar atau diperbanyak untuk distribusi umum," tambahnya.

Ia menekankan bahwa peredaran kosmetik yang mengandung obat melalui jalur perizinan yang berbeda. Produk semacam itu harus didaftarkan sebagai obat, bukan sebagai kosmetik. Jadi, jika suatu produk kosmetik mengandung bahan aktif seperti antiseptik atau antibiotik, harus jelas indikasinya dan mengajukan izin edar sebagai obat.

"Terkait peredaran kosmetik, BPOM RI memiliki peran krusial dalam pengawasan. Tidak hanya untuk melindungi masyarakat dari produk ilegal, tetapi juga memastikan bahwa produk yang beredar aman digunakan," kata Taruna.

 

2 dari 4 halaman

Bagaimana Cara Mengecek Skincare yang Aman Dipakai?

Taruna menjelaskan bahwa konsumen bisa memastikan keamanan dan legalitas produk skincare atau kosmetik yang akan dibeli dengan menggunakan metode KLIK, yang terdiri dari Kemasan, Label, Izin, dan Kedaluwarsa. "Pertama, perhatikan kemasan produk. Kemasan yang rusak atau tidak utuh bisa menjadi indikasi bahwa produk tersebut tidak layak dibeli. Kemudian, cek label produk apakah mencantumkan informasi yang jelas tentang kandungan bahan aktifnya," kata Taruna.

Yang lebih penting lagi, pastikan produk tersebut memiliki nomor izin edar yang terdaftar secara resmi, yang dapat diverifikasi melalui barcode atau QR code. Jika situs web yang muncul mencurigakan atau tidak dikenal, kemungkinan besar produk tersebut palsu. "Terakhir, periksa juga tanggal kedaluwarsa produk tersebut,” tambahnya.

Ia juga menekankan agar konsumen selalu memastikan produk sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh BPOM. BPOM menjamin bahwa produk yang telah disahkan aman untuk digunakan. Jika suatu produk kosmetik sudah mendapatkan izin edar, berarti produk tersebut telah melewati serangkaian uji keamanan.

"Kami menjamin keamanan produk yang mendapat izin edar dari BPOM. Jika kami mengeluarkan izin, itu berarti produk tersebut sudah memenuhi standar keamanan. Kami juga telah menguji manfaat serta kualitasnya," sebut Taruna.

 

3 dari 4 halaman

Pentingnya Memilih Skincare Sesuai dengan Kebutuhan Kulit

Dr. Andina Bulan Sari, Sp.DVE., FINSDV., FAADV., seorang dermatolog, menyampaikan bahwa untuk memilih produk kosmetik yang tepat, selain melalui metode KLIK, konsumen perlu cerdas dan sadar bahwa tidak semua produk cocok untuk setiap jenis kulit. Pastikan memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit agar tidak menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.

"Cara gampang untuk mengetahui jenis kulit adalah dengan melihat seberapa banyak minyak yang diproduksi kulit kita. Misalnya, kulit berminyak, kering, normal, atau kombinasi. Sekarang, banyak juga informasi di internet atau media sosial yang bisa membantu kita mengetahui lebih banyak tentang jenis kulit dan produk yang tepat. Setelah itu, kita bisa menentukan produk yang cocok untuk kita," ujar Andina.

"Tapi yang penting juga, kalau setelah pakai skincare, masalah kulit belum selesai atau malah muncul efek samping, langsung saja konsultasi ke dokter spesialis kulit dan kelamin, karena hal itu mungkin membutuhkan pengobatan lebih lanjut atau perawatan yang tepat," lanjutnya.

Ia juga menekankan bahwa konsumen harus pintar memilih dokter Sp.KK yang terpercaya. Pastikan klinik yang dituju memiliki izin yang jelas dan terdaftar. "Selain klinik, sekarang banyak platform konsultasi online yang mempermudah kita untuk bertanya langsung ke dokter, apalagi sejak pandemi. Banyak juga dokter Sp.KK yang aktif di media sosial dan memberikan edukasi lewat komentar atau DM," imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Pengawasan Produksi Kosmetik di Paragon Corp dan Kepatuhan terhadap Regulasi BPOM

Dr. Sari Chairunnisa, Deputy CEO PT Paragon Technology and Innovation, menyampaikan bahwa Paragon Corp sebagai salah satu perusahaan kosmetik telah menerapkan sistem pengawasan yang ketat dalam setiap tahap produksinya. Ia memastikan semuanya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh regulasi BPOM.

"Proses pembuatan kosmetik di Paragon selalu dilengkapi dengan standar operasional prosedur (SOP) yang jelas, mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, hingga pengecekan kualitas produk," jelas Sari.

"BPOM akan mengecek secara berkala apakah produk yang kami produksi sesuai dengan peraturan yang ada. Prosesnya mulai dari pemeriksaan bahan baku, timbangan, hingga audit dan inspeksi mendadak di fasilitas produksi," tambahnya.

Sari juga menjelaskan bahwa di Paragon, semua bahan aktif, seperti retinol, diperiksa untuk memastikan kualitas dan kestabilannya. Bahkan, botol serum yang sudah kedaluwarsa pun diperiksa untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam proses pengendalian kualitas.

"BPOM juga melakukan pengecekan secara tak terduga, dan Paragon siap untuk menerima inspeksi kapan saja. Kami selalu menjaga dokumen induk produk dengan baik dan rutin melaporkan ke BPOM setiap enam bulan," pungkas Sari.