Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan internasional menangguhkan lebih banyak penerbangan ke Lebanon di tengah pemboman Israel yang menurut pihak berwenang telah menewaskan hampir 560 orang sejak Senin, 23 September 2024. Maskapai penerbangan yang berbasis di Uni Emirat Arab, Emirates, mengumumkan penangguhan sementara penerbangannya ke Beirut pada Selasa dan Rabu, 24 dan 25 September 2024.
Maskapai di grup yang sama, flydubai, juga membatalkan penerbangan ke Beirut pada Selasa dan Rabu. Melansir Guardian, Rabu, 25Â September 2024, Emirates mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Keselamatan awak dan pelanggan kami adalah yang terpenting dan tidak akan dikompromikan."
Baca Juga
Qatar Airways, yang mengoperasikan dua penerbangan sehari ke ibu kota Lebanon, Beirut, pun membatalkan layanan selama dua hari. "Karena situasi yang sedang berlangsung di Lebanon, Qatar Airways untuk sementara menangguhkan penerbangan ke dan dari bandara internasional Beirut Rafic Hariri hingga (Rabu) 25 September (2024)," katanya.
Advertisement
Militer Israel melakukan serangan udara terhadap milisi Hezbollah Lebanon pada Senin dalam apa yang digambarkan oleh otoritas Lebanon sebagai "hari paling mematikan di negara itu dalam beberapa dekade." Air France pada Selasa, 24 September 2024, memperpanjang penangguhan penerbangannya di Beirut hingga 1 Oktober 2024.
Menurut seorang juru bicara maskapai pada AFP, keputusan itu merujuk pada "situasi keamanan" yang diragukan. Ia menambahkan bahwa penerbangan dari dan ke kota Tel Aviv di Israel, yang ditangguhkan Air France minggu lalu, beroperasi secara normal setelah dibuka kembali pada akhir pekan.
Â
Penangguhan Penerbangan Lainnya
Lufthansa Jerman telah menangguhkan penerbangan ke Beirut hingga 26 Oktober 2024. Pada Selasa, pihaknya juga memperpanjang penangguhan penerbangan dari dan ke Tel Aviv dan ibu kota Iran, Teheran, hingga 14 Oktober 2024 sebagai tanggapan atas ketegangan tersebut.
Dikatakan bahwa pihaknya terus "memantau situasi dengan cermat dan akan menilai lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang." Maskapai penerbangan milik Mesir, Egyptair, mengatakan pihaknya menangguhkan semua penerbangan ke Beirut hingga situasi di Lebanon stabil.
Komisi Regulasi Penerbangan Sipil Yordania mengatakan pada Senin bahwa penerbangan Royal Jordanian Airlines ke Beirut telah ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sebelumnya, Qatar Airways melarang penumpangnya membawa pager dan walkie-talkie dalam penerbangan dari Beirut, Lebanon, per Jumat, 20 September 2024.
Pihaknya mengambil langkah ini setelah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Lebanon mengeluarkan surat edaran pada seluruh maskapai penerbangan. Melansir CNBC, Sabtu, 21 September 2024, surat edaran tersebut berbunyi, "Seluruh maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Beirut-Rafic Hariri diminta menginformasikan seluruh penumpang yang berangkat melalui bandara tersebut bahwa, hingga pemberitahuan lebih lanjut, (mereka) dilarang membawa pager atau perangkat walkie-talkie apapun ke dalam pesawat, baik di dalam koper maupun tas tangan, serta melalui kargo udara."
Advertisement
Larangan Maskapai
Dalam sebuah pernyataan, Qatar Airways berbagi, "Sesuai arahan dari DGCA Republik Lebanon, seluruh penumpang yang terbang dari Bandara Internasional Beirut Rafic Hariri (BEY) dilarang membawa pager dan walkie-talkie ke dalam pesawat."
"Larangan tersebut berlaku untuk bagasi tercatat dan bagasi kabin, serta kargo, dan akan diberlakukan hingga pemberitahuan lebih lanjut," imbuh mereka. Peristiwa janggal yang melibatkan ledakan perangkat pager, walkie-talkie, dan perangkat radio di Lebanon telah mengguncang dunia.
Dalam apa yang tampak seperti "serangan terkoordinasi," perangkat pager meledak untuk pertama kalinya pada Selasa, 17 September 2024. Pada Rabu, 18 September 2024, giliran walkie-talkie dan perangkat radio yang dilaporkan meledak.
Menurut Al Jazeera, kedua serangan yang terjadi berdekatan ini membuat banyak orang di Lebanon khawatir tentang penggunaan perangkat elektronik dan situasi keamanan negara. Serangan tersebut diduga menargetkan telepon seluler, laptop, sel tenaga surya, serta radio walkie-talkie yang dibeli pada waktu yang hampir bersamaan, yakni sekitar lima bulan terakhir.
Perangkat meledak di kota-kota termasuk Beirut, serta pinggiran selatannya, Hermel, Baalbek, Saida, Nabatieh, Tyre, Naqoura, dan Marjayoun. Para pejabat masih berupaya mengendalikan ledakan terhadap perangkat mencurigakan yang ditemukan di sejumlah lokasi di seluruh negeri pada Rabu malam.
Bahas Kepulangan WNI di Lebanon
Ketegangan dan kekhawatiran yang ditimbulkannya meningkat di antara warga Lebanon, karena perangkat yang dikatakan meledak pada Rabu lebih "modern" dan digunakan secara lebih luas. Perencana acara Maria Boustany telah memberi tahu timnya untuk membuang walkie-talkie yang mereka gunakan untuk berkomunikasi di acara pernikahan dan acara lain, karena ada keraguan atas keamanannya.
"Mungkin mereknya tidak sama, tapi kami benar-benar tidak tahu apa yang terjadi," katanya. Sebagai ganti, Boustany mengatakan, timnya akan menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi. "Lebih baik mencegah," katanya. Tim tersebut tidak menggunakan pager.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menghubungi Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi untuk membahas proses kepulangan WNI di Lebanon, lapor kanal News Liputan6.com, Rabu, 25 September 2024. "Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon dan kita mengajak semua negara dan PBB untuk memberi respon cepat agar tidak semakin banyak korban lagi," kata dia.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemlu Judha Nugraha melalui pesan tertulisnya pada Selasa, 24Â September 2024, mengatakan, "Sejak Agustus 2024, KBRI Beirut telah meningkatkan status jadi Siaga 1 untuk seluruh Lebanon. Sebelumnya, Siaga 1 ditetapkan KBRI untuk wilayah Lebanon selatan sejak Oktober 2023."
Advertisement