Sukses

Ancaman Donald Trump untuk Pangeran Harry Bila Ia Kembali Terpilih Jadi Presiden Amerika

Donald Trump mengkritik pemerintahan Presiden Joe Biden 'terlalu pemurah' menanggapi keberadaan Pangeran Harry di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Donald Trump mendadak membahas soal Pangeran Harry dalam sebuah konferensi Aksi Politik Konservatif pada Sabtu, 24 Februari 2024. Ia mengancam Duke of Sussex akan 'sendirian' bila ia terpilih kembali menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada tahun ini.

Mantan Presiden AS yang kini tersandung kasus penipuan itu mengkritik Harry telah 'mengkhianati' Ratu Elizabeth II dan hal itu 'tidak bisa dimaafkan'. Ia juga mengkritisi pemerintahan Presiden Joe Biden yang dinilainya 'terlalu pemurah' pada pasangan Sussex sejak Pangeran Harry dan Meghan Markle pindah ke California pada 2020.

"Aku tak akan melindunginya. Dia mengkhianati Ratu. Itu tidak bisa dimaafkan. Dian akan sendiri bila jabatan itu (presiden) diserahkan padaku," katanya kepada The Express, dikutip dari NY Post, Senin (26/2/2024). 

Ia mengklaim pemerintahan Biden memberi hak istimewa kepada para imigran. Komentar Trump muncul setelah status imigrasi Pangeran Harry digugat ke pengadilan oleh lembaga pemikir konservatif Heritage Foundation, yang berpendapat bahwa anggota kerajaan berusia 39 tahun itu tidak dapat memasuki AS secara sah karena dia mengaku menggunakan obat-obatan terlarang dalam memoarnya.

Pengakuan penyalahgunaan narkoba dapat menjadi rintangan serius bagi warga non-Amerika yang ingin diterima di negara tersebut. Dalam 'Spare', Harry menulis bahwa ketika dia masih muda dia telah menggunakan kokain, marijuana dan jamur psikedelik, mencatat bahwa kokain 'tidak berarti apapun untuknya', tetapi 'marijuana berbeda, itu sebenarnya sangat membantu saya'.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Posisi Harry Dibela Pemerintah AS

The Heritage Foundation berargumen bahwa undang-undang AS 'umumnya membuat orang seperti itu tidak diperbolehkan masuk' ke negara tersebut. Namun, pengacara yang mewakili Departemen Keamanan Dalam Negeri berpendapat berbeda di pengadilan minggu lalu, dengan mengatakan bahwa sesuatu dalam sebuah buku bukanlah “kesaksian atau bukti tersumpah .”

Para pengacara berpendapat bahwa akun Pangeran Harry bisa saja dibumbui untuk 'menjual buku', dengan menyatakan bahwa 'mengatakan sesuatu di buku belum tentu menjadikannya benar'. Sejauh ini tidak ada penjelasan visa apa yang digunakan Harry untuk memasuki AS.

Dikutip dari The Sun, Minggu, 8 Januari 2022, dalam buku biografinya, Harry mengaku mengaku mabuk minuman bersoda dan ganja sebelum dia bergabung dengan Angkatan Darat pada 2005 dan tersandung jamur ajaib pada 2015. Dia juga mengatakan mabuk ganja setelah kencan pertamanya dengan Meghan Markle.

Harry bersama Skuadron 656, Korps Udara Resimen 4 Angkatan Darat saat itu. Mantan Sersan Skuadron Mayor Mark "Oz" Wilson, yang bertanggung jawab atas disiplin skuadron, berkata, "Saya tidak percaya Harry diizinkan pergi."

Sersan Mayor Wilson (50) yang telah meninggalkan pasukan menambahkan, "Dia baru saja kembali dari masa cuti, dari pergi merayakan pernikahan Pangeran William." "Jika Anda melewatkan tes karena biasanya Anda tidak berada di perkemahan, Anda harus melakukan tes secepatnya di lokasi berikutnya yang akan Anda tuju," sebutnya lagi.

 

3 dari 4 halaman

Pulang Kampung ke Inggris

Sebelumnya, Pangeran Harry dikabarkan semringah setelah mengunjungi Raja Charles III, beberapa waktu lalu. Menurut seorang sumber, Duke of Sussex terlihat ceria dan tersenyum selama penerbangan kembali ke Amerika Serikat (AS).

Suami Meghan Markle ini bahkan disebut "terlibat dalam percakapan yang hidup dengan staf dan sesama penumpang pesawat," dilansir dari People, Selasa, 13 Februari 2024. Bangsawan berusia 39 tersebut menghabiskan kurang dari 24 jam di Inggris, minggu lalu.

Harry terbang ke kampung halamannya untuk menemui ayahnya setelah Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja didiagnosis menderita kanker. People melaporkan bahwa Raja Charles secara pribadi memberi tahu putranya Pangeran William dan Pangeran Harry, serta anggota keluarga lain, tentang diagnosis tersebut sebelum pengumuman publik.

Duke of Sussex menaiki penerbangan dari Los Angeles dan tiba di London pada Selasa, 6 Februari 2024. Harry pergi tanpa istrinya, Meghan Markle, dan kedua anak mereka, Pangeran Archie dan Putri Lilibet.

Sesampainya, Pangeran Harry diyakini mengadakan pertemuan singkat dengan Raja Charles di Clarence House sebelum Raja dan Ratu Camilla meninggalkan London menuju Sandringham pada Hari Aksesi Ratu Elizabeth. Reuni itu menandai pertemuan pertama ayah dan anak tersebut sejak upacara penobatan Raja pada Mei 2023.

4 dari 4 halaman

Tak Mungkin Kembali ke Kerajaan Inggris

Sementara itu, Pangeran William dilaporkan menghalangi segala peluang Pangeran Harry kembali menjalani tugas kerajaan. Pakar kerajaan menyebut Pangeran Wales telah menegaskan pada adik laki-lakinya bahwa ia tidak lagi diperbolehkan jadi bangsawan Inggris yang bekerja.

"Pangeran William punya konflik pribadinya sendiri," pakar dan komentator kerajaan Helena Chard mengatakan pada Fox News, dikutip dari NY Post, Jumat, 23 Februari 2024. "Ia mengenal adiknya dengan baik dan tentu saja tidak akan membiarkannya kembali ke keluarga karena ia tidak memercayainya."

Minggu lalu, Duke of Sussex membahas diagnosis kanker Raja Charles III dalam sebuah wawancara dengan Good Morning America. Harry mengisyaratkan bahwa masalah kesehatan ayahnya dapat "menyatukan kembali" ia dan keluarganya. Namun, sentimennya dilaporkan tidak dibalas positif William.

"Pangeran William juga sangat melindungi (istrinya) Catherine, Putri Wales, dan tidak akan membiarkan apapun mengganggu pemulihannya," tambah Chard.

Dilaporkan bahwa kedua bersaudara itu tidak lagi berbicara, dan tidak bertemu satu sama lain selama perjalanan 24 jam Harry ke kampung halamannya, awal bulan ini. "Harry tidak akan diizinkan kembali dalam kapasitas apapun jika Pangeran William mempunyai pengaruh terhadap situasi tersebut," kata pakar kerajaan Kinsey Schofield.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini