Sukses

Tokoh Israel Ramai-Ramai Samakan Hamas dengan Nazi Saat Film Bearing Witness yang Tak Dihadiri Gal Gadot Diputar

Sekitar 200 orang dari industri Hollywood diundang untuk menyaksikan pemutaran film Bearing Witness pada Rabu, 8 November 2023. Undangan yang sebagian besar adalah pendukung Israel itu berkumpul di Museum of Tolerance, Los Angeles Barat, Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 200 orang dari industri Hollywood diundang untuk menyaksikan pemutaran film Bearing Witness pada Rabu, 8 November 2023. Undangan yang sebagian besar adalah pendukung Israel itu berkumpul di Museum of Tolerance, Los Angeles Barat, Amerika Serikat.

Dikutip dari The Hollywood Reporter, Selasa (28/11/2023), Bearing Witness berdurasi 43 menit. Film ini merangkum kompilasi rekaman mentah IDF Spokesperson's Unit mengenai serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Pertemuan tersebut terjadi di bawah penjagaan ketat. Outlet media lain membocorkan lokasi museum sehingga menimbulkan ancaman terhadap museum dan memerlukan tim pendahulu FBI pada hari-hari menjelang pemutaran.

Pada Rabu, sejumlah besar petugas LAPD ditempatkan di dalam teater museum, di jalan-jalan sekitar, dan di dalam helikopter. Namun pada akhirnya, banyak pengunjuk rasa, baik yang pro maupun anti-Israel, dengan damai berkumpul di sisi berlawanan dari Pico Boulevard selama acara tersebut.

Laporan di media sosial menunjukkan bahwa beberapa bentrokan terjadi setelah acara berakhir. Sebagian besar peserta dan polisi, telah meninggalkan lokasi saat hal tersebut terjadi.

Gal Gadot, aktris kelahiran Israel yang juga bertugas di IDF beberapa tahun lalu, tidak hadir saat pemutaran. Namun suaminya yang juga produser film, Jaron Varsano, hadir di sana.

Beberapa tokoh Israel juga hadir saat pemutaran, seperti pembuat film sekaligus pemenang Oscar Guy Nattiv; produser nominasi Oscar Lawrence Bender; CEO Mattel Ynon Kreiz; Swell Ariel Or, salah satu bintang serial drama Israel streaming Netflix The Beauty Queen of Jerusalem; dan Rick Trank, pembuat film dokumenter pemenang Oscar yang menjalankan Moriah Films di Simon Wiesenthal Center.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Samakan Hamas dengan Nazi

Para peserta diminta untuk menandatangani NDA yang berjanji untuk tidak merekam atau mengedarkan ulang rekaman sensitif tersebut. Agenda itu dimulai dengan sambutan dari Rabbi (pendeta Yahudi) Marvin Hier, kepala Pusat Simon Wiesenthal dan Museum Toleransi.

Setelah menyebut saat itu adalah malam peringatan Kristallnacht (the "Night of Broken Glass" di era Nazi Jerman), Hier mengungkapkan bahwa para ahli memperkirakan akan ada 200 juta orang Yahudi di dunia saat ini, namun "hanya ada 14 juta karena kita adalah sisa-sisa pogrom," seperti yang terjadi pada 7 Oktober 2023. Ia menyebut Hamas sebagai "Nazi abad ke-21."

Humas Principal Communications Group Melissa Zukerman, penyelenggara utama acara tersebut, berbicara kepada hadirin. Ia mengindikasikan bahwa merasa terdorong untuk melakukan sesuatu setelah 7 Oktober 2023.

Zukerman juga berterima kasih kepada juru bicara IDF Amnon Sheffler dan mantan perwira intelijen Israel Sara Greenberg karena telah bekerja bersamanya untuk melakukan hal tersebut. "Mereka menghidupkan pemutaran film ini," Zukerman mengakui.

3 dari 4 halaman

Ungkapan Tokoh-Tokoh Israel

Setelah itu Greenberg berbicara tentang upayanya untuk mengatur pemutaran film seperti ini di kota-kota di seluruh Amerika. Greenberg mengeluh, "Saya tidak pernah membayangkan perlunya seumur hidup saya untuk menjadi saksi lagi pembunuhan sistematis terhadap orang-orang Yahudi."

Duta Besa Israel untuk PBB, Gilad Erdan, berbicara selanjutnya. Ia mengatakan bahwa ia terbang dari New York karena pemutaran rekaman ini adalah hal yang paling penting.

Erdan menjelaskan, "Hal ini akan mengubah cara Anda memandang Timur Tengah dan cara Anda memandang perang di Gaza."

"Hamas, sama seperti Nazi dan ISIS, memandang orang-orang Yahudi sebagai serangga yang harus dimusnahkan, dan bahwa perang yang sedang berlangsung di Gaza "hanya bertujuan untuk memastikan bahwa kekejaman seperti itu tidak akan terjadi lagi," lanjutnya.

Ia menutupnya dengan peringatan, "Hamas harus dibasmi. Ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah pembantaian berikutnya. Jika Israel tidak memberantas kejahatan ini, ingatlah kata-kata saya: Barat adalah yang berikutnya."

 

4 dari 4 halaman

Unggahan Gal Gadot

Yang terakhir berbicara sebelum pemutaran film adalah Sheffler, juru bicara IDF, yang mengenakan seragam. Ia mengatakan bahwa dia telah menghabiskan waktu berminggu-minggu sejak 7 Oktober 2023 di lokasi dan bersama keluarga mereka yang terbunuh.

Ia menyebut, "Mimpi terburuk yang kita alami ternyata jauh lebih baik daripada apa yang akan menimpa bangsa dan rakyat kita."

Gal Gadot dikenal vokal menyuarakan dukungannya untuk tanah kelahirannya. Salah satunya unggahan yang dibagikan melalui akun Instagram pribadinya pada Minggu, 8 Oktober 2023.

Ia mengunggah potret biru dengan simbol Bintang Daud warna putih. Simbol dan nuansa warna tersebut ada di bendera negara tersebut.

"I stand with Israel you should too.The world cannot sit on the fence when these horrific acts of terror are happening! (Saya mendukung Israel, Anda juga harus melakukannya. Dunia tidak bisa berdiam diri ketika aksi teror mengerikan ini terjadi!)" demikian bunyi keterangan itu. Sudah di sukai jutaan kali, aktris berusia 38 tahun itu memilih mematikan kolom komentarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.