Sukses

Cegah Penyakit Jantung, Velove Vexia Kontrol Makan Gorengan dan Rutin Meditasi

Velove Vexia mengaku berkaca dari salah satu teman seusianya yang harus menderita karena penyakit jantung. Kejadian itu akhirnya membuat Velove sadar bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang orang-orang lanjut usia (lansia).

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit jantung kerap kali dikaitkan dengan usia, padahal penyakit ini bisa mengintai siapa saja termasuk mereka yang masih muda. Hal itu pun disadari oleh aktris Velove Vexia.

Untuk itu, perempuan berusia 33 tahun ini sudah lama menjalani pola hidup sehat. Ia juga mengaku berkaca dari salah satu teman seusianya yang harus menderita karena penyakit jantung. Kejadian itu akhirnya membuat Velove sadar bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang orang-orang lanjut usia (lansia).

"Dengan kenyataan yang aku alami dan ketahui, penyakit jantung ternyata bisa menyerang siapa saja, termasuk yang masih berusia 20-an dan 30-an," ujar Velove saat ditemui di sebuah hoitel di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa, 21 November 2023.

Putri pengacara OC Kaligus itu jadi lebih memperhatikan pola hidupnya agar terhindar dari penyakit mematikan itu. Ia percaya bahwa menjaga kesehatan secara keseluruhan sangat penting termasuk kesehatan jantung.

Ia kemudian berupaya untuk berolahraga rutin, menjaga pola makan, serta melakukan manajemen stres. "Jadi dalam bentuk olahraga saya sering berenang dan juga treadmill, lebih mencari sesuatu yang lebih mudah untuk dikerjakan," terang putri dari pengacara O.C. Kaligis ini.

Velove juga kerap bermeditasi untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dan juga kesehatan jantung. "Kalau meditasi itu mulai rutin aku jalani sejak pandemi lalu, waktu itu tiap hari aku meditasi karena lebih banyak di rumah. Kalau sekarang ini masih tapi nggak setiap hari, di waktu-waktu tertentu aja, karena meditasi ini tetap penting buat kesehatan tubuh maupun mental," terangnya.

Untuk makanan, ia kini sedang mengurangi porsi goreng-gorengan. Velove mengakui tidak bisa sepenuhnya lepas dari makanan gorengan, namun dengan adanya batasan diri hal tersebut bisa terkontrol dengan baik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Velove Batasi Makan Gorengan

"Aku juga nggak pernah menghindari sepenuhnya makanan gorengan karena nggak mungkin lah, justru kalau kita menghindari sepenuhnya nanti sekalinya kelepasan itu justru jadi nggak kekontrol," ungkap Velove. "Iya jadi lebih dalam bentuk moderasi aja jadi kalau memang makan. Jangan seharian makan gorengan, misalnya di siang hari aja, dan dalam seminggu batasi makan gorengan hanya beberapa hari aja, jadi memang harus kesadaran kita sendiri," sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Velove diperkenalkan oleh Yayasan Jantung Indonesia sebagai Duta Go Red for Women. Go Red for Women merupakan kampanye global yang diinisiasi oleh American Heart Association (AHA) berkolaborasi dengan World Heart Federation (WHF) sejak 2006.

Kampanye yang sudah berkembang di 51 negara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya perempuan akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan kardiovaskular. Kampanye Go Red for Women diharapkan akan makin banyak perempuan yang memahami dan punya kesadaran yang mumpuni akan pentingnya menjaga kesehatan jantung.

"Langkah promotif preventif ini dilakukan melalui kampanye ini karena kita tahu bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati. Jadi kita mengimbau untuk sedini mungkin melakukan prevensi," kata Esti Nurjadin selaku Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia.

3 dari 4 halaman

Misi Kampanye Yayasan Jantung Indonesia

Mela Sabina selaku Ketua Bidang Komunikasi Yayasan Jantung Indonesia menjelaskan pemilihan Velove Vexia sebagai Duta Go Red for Women atas pertimbangan personal branding yang dimiliki oleh istri pengusaha Zakry Sulisto ini.

"Velove Vexia terrmasuk public figure yang rutin menjalani gaya hidup sehat dan turut berkecimpung dalam advokasi women empowerment," terang Mela. Citra yang dimiliki oleh Velove itu dinilai sejalan dengan misi Yayasan Jantung Indonesia dalam menyuarakan kampanye Go Red for Women untuk kaum perempuan.

Velove pun mengaku bangga dapat bergabung dalam kampanye ini. Ia juga meyakini aksi kepedulian dengan membantu kaum hawa itu bukan hanya membantu para perempuan saja, tapi juga generasi berikutnya.

Mela menambahkan kampanye 'Go Red for Women' ini nantinya akan dijalankan secara online maupun offline. Pesan ini akan makin kencang disuarakan menjelang Heart Month yang dirayakan setiap bulan Februari.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Vito A Damay, penyakit jantung tidak memandang usia atau jenis kelamin. Siapa saja bisa terkena penyakit jantung, bahkan atlet yang dikenal memiliki gaya hidup sehat sekalipun bisa terkena serangan jantung.

4 dari 4 halaman

Penyakit Jantung Peringkat Pertama Penyebab Kematian

"Banyak sekali orang yang sedang gowes saat ini, main badminton, main tenis, tiduran saja mereka terkena serangan jantung. Bahkan ada yang diam saja ada yang terkena serangan jantung," ucap Vito dalam webinar yang diadakan Yayasan Jantung Indonesia beberapa waktu lalu, dikutip dari kanal Health Liputan6.com, 3 Oktober 2020.

Penyakit jantung adalah salah satu penyakit tidak menular dengan risiko tingkat kematian yang cukup tinggi di dunia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) penyakit jantung menduduki peringkat pertama penyebab kematian di Indnesia. Pada 2016, tingkat kematian akibat penyakit jantung per tahun sebesar 17 juta orang, disusul dengan 8 juta akibat penyakit kanker.

Pada umumnya pola makan sehat dan olahraga yang teratur menjadi kunci utama dalam mencegah penyakit jantung. Bukan hanya penyakit jantung, pola hidup sehat dapat mengurangi risiko dari segala jenis penyakit seperti disampaikan Vito.

"Hal paling penting yang sering dilewatkan oleh banyak orang bahkan atlet juga itu medical check-up. Padahal, medical check-up adalah kunci utama supaya kita bisa mengetahui kondisi tubuh kita sendiri, penyakit jantung itu bisa disebabkan oleh faktor penyakit lain, cara kita tahu akan hal itu kan harus melakukan medical check-up," terang Vito.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.