Sukses

6 Fakta Menarik Gunung Sinabung di Sumatra Utara yang Sempat Tidak Aktif Selama 400 Tahun

Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatra Utara dan menjadi puncak tertinggi kedua di Sumatra Utara setelah Gunung Sibuatan.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Sinabung merupakan gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatra Utara dan menjadi puncak tertinggi kedua di provinsi tersebut setelah Gunung Sibuatan.

Gunung Sinabung adalah gunung berbentuk kerucut yang indah, memiliki ketinggian 2.451 meter. Gunung Sinabung ditampilkan pada film dokumenter Into the Inferno (2016) yang disutradarai Werner Herzog. 

Semenjak 2010 hingga 2021 hampir setiap tahun Gunung Sinabung masuk pemberitaan karena aktivitas erupsinya terbilang tinggi. Masih banyak hal mengenai Gunung Sinabung, berikut enam fakta menarik Gunung Sinabung yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa, 26 September 2023. 

1. Gunung Sinabung Tidak Aktif Lebih dari 400 Tahun

Mengutip dari laman Lonely Planet, meskipun saat ini merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, Gunung Sinabung tidak aktif sekitar 400 tahun hingga terjadi letusan dramatis pada 2010. Pada saat penelitian dilakukan, gunung ini masih terlarang bagi wisatawan, serta ribuan penduduk setempat yang masih tidak dapat kembali ke rumah mereka (mengubah desa-desa yang ditinggalkan menjadi kota hantu.

Sejak 2010, gunung ini masih sangat fluktuatif, meletus secara periodik setiap tahun dengan korban 23 orang meninggal saat itu. Wisatawan bisa mendapatkan pemandangan gunung berapi yang bagus dari Berastagi, terutama saat sedang meletus dan menyaksikan aliran laharnya dari jarak sekitar 5 km yang masih diperbolehkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Terakhir Meletus 2021

Gunung Sinabung kembali aktif pada Agustus 2010. Lalu pada periode 2013--2020 cukup aktif hingga meluncurkan awan panas dan membuat wraga mengungsi. 

Hingga awal Januari 2021, Gunung Sinabung meletus dengan kolom abu setinggi 500 meter ke langit. Data dari PVMBG menunjukan kolom tersebut tertiup angin ke arah barat laut.

Warga dan wisatawan yang tinggal di dalam radius 3 hingga 5 kilometer dari Gunung Sinabung diminta untuk tidak beraktivitas luar ruangan. Namun belakangan dalam kurun waktu dua tahun, aktivitasnya cukup mereda.

3. Pendakian Populer di Sumatera Utara

Letak Gunung Sinabung yang dekat dengan Medan menjadi salah satu pendakian paling populer di Sumatra. Apalagi Brastagi merupakan tempat nongkrong yang asyik selama beberapa hari dan memiliki cuaca yang sejuk karena berada di ketinggian 1.500 mdpl.

Salah satu yang wajib Anda lakukan adalah berjalan kaki menuju Bukit Gundaling yang hanya memakan waktu 20 menit atau 5 menit dengan angkot. Namun untuk ke Gunung Sinabung saat ini, pendaki tetap harus memperbarui informasi dan waspada dengan segala perubahan statusnya.

3 dari 4 halaman

4. Bisa Melihat Matahari Terbenam dari Bukit Gundaling

Mengutip dari laman Gunung Bagging, di Bukit Gundaling terdapat kios-kios turis dan arus penduduk lokal yang ingin berfoto bersama. Bukit ini menawarkan pemandangan indah Sinabung dan gunung populer lainnya di dekatnya yang disebut Sibayak. 

Lokasi ini adalah tempat yang bagus untuk menyaksikan matahari terbenam saat matahari terbenam di belakang Sinabung. Ada banyak akomodasi di Brastagi. 

5. Rute ke Gunung Sinabung

Rute Sinabung dimulai dari Danau Lau Kawar sekitar 1.460 mdpl yang berjarak kurang dari satu jam perjalanan dari Brastagi dan berada di utara gunung berapi. Sebenarnya tidak banyak aktivitas di sekitar Danau Kawar, hanya ada beberapa peternakan, jadi pergi ke Kawar dan mencari pemandu akan berisiko jika Anda berada dalam jangka waktu yang singkat.

Jika mendaki pada siang hari maka bisa memilih transportasi angkot menuju Danau Kawar. Namun jika melakukan pendakian seperti biasa pada malam hari untuk sampai ke puncak saat matahari terbit maka harus mengatur sendiri angkutan dari Brastagi. 

4 dari 4 halaman

6. Terlihat Pemandangan Danau Toba

Pendakian di Gunung Sinabung akan melewati hutan lebat yang dipenuhi serangga dilakukan pada malam hari. Semua ngengat akan berkerumun ke arah wajah karena cahaya senter kepala Anda, lebih baik menutup mulut atau agar tidak tersedak. 

Jalur ini juga akan bertemu dengan aliran sungai pada ketinggian sekitar 2.129 m. Semakin tinggi, serangga akan hilang dan lintasan semakin curam.

Bagian pendakian ini cukup berlumpur dan diperkirakan ada lintah yang aneh. Cobalah untuk tidak menginjak katak. Saat hutan semakin surut, terdapat monumen kecil untuk pendaki yang hilang pada ketinggian 2.198 mdpl.

Setelah itu jalurnya menjadi selokan berbatu dan pada jam terakhir pendakian Anda akan merasa lebih seperti pemanjat tebing. Di sini wisatawan akan langsung sampai di puncak, terlihat dari sana hamparan kawah yang sangat luas. Saat cuaca bagus, wisatawan bisa menyaksikan pemandangan Danau Toba, Taman Nasional Leuser, Brastagi, dan Gunung Sibayak yang menakjubkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini