Sukses

Aktivis Lenggak-lenggok Bertelanjang Dada di New York Fashion Week, Aksi Protes Produk Berbahan Kulit

Aktivitis selalu punya cara tak terduga untuk menyuarakan gerakan. Begitu pula dengan dua aktivis People for the Ethical Treatment of Animals atau PETA dengan berani menyerbu peragaan busana Coach di New York Fashion Week, Kamis, 7 September 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Aktivis selalu punya cara tak terduga untuk menyuarakan gerakan. Begitu pula dengan dua aktivis People for the Ethical Treatment of Animals atau PETA dengan berani menyerbu peragaan busana Coach di New York Fashion Week, Kamis, 7 September 2023.

Dikutip dari Daily Mail, Jumat, 8 September 2023, satu perempuan pendukung PETA bertelanjang dada dengan cat tubuh menciptakan ilusi dirinya berpakaian. Semprotan cat bertuliskan "Coach: Leather Kills" dibuat di dadanya.

Aktivits itu dengan percaya diri berlenggak-lenggok di catwalk sebelum dikawal keluar oleh petugas keamanan. Aktivis hewan lainnya, seorang perempuan berambut pirang dengan pakaian ungu muda, memegang poster kecil dengan kalimat yang sama serta logo PETA.

Sementara, Coach berspesialisasi pada barang-barang kulit kelas atas, mulai dari tas hingga sepatu, sejak didirikan di Manhattan, New York pada 1941. Tujuan aktivis itu adalah untuk mengutuk merek mewah tersebut atas kekejamannya terhadap sapi dan ketergantungannya pada produk kulit yang merusak lingkungan.

"Konsumen yang sadar saat ini tahu bahwa masa depan fesyen terletak pada bahan-bahan vegan yang inovatif, bukan pada kulit sapi yang dipotong," kata Wakil Presiden Eksekutif PETA Tracy Reiman dalam sebuah pernyataan.

Pihaknya menambahkan, "PETA mengguncang catwalk Coach untuk menyampaikan pesan bahwa kulit termasuk dalam catatan sejarah, bukan koleksi desainer saat ini."

Dalam siaran pers berikutnya, PETA mengklaim bahwa sapi yang dibunuh untuk diambil kulitnya dapat dikuliti dan dipotong-potong saat mereka masih sadar. Hal tersebut dilakukan setelah hewan berkaki empat itu menjalani pengebirian, pemotongan ekor, dan pemotongan tanduk, tanpa obat penghilang rasa sakit, di peternakan.

"Sebuah paparan PETA mengenai pengolah kulit terbesar di dunia—yang telah memasok Coach—menunjukkan bahwa para pekerja menikam wajah anak sapi, memukuli sapi dan sapi jantan, dan menyetrum mereka dengan tongkat listrik," ungkap organisasi hak asasi hewan terbesar di dunia tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dihadiri Jennifer Lopez, Duta Global Coach

Peragaan busana Coach adalah satu dari banyak pertunjukan yang berlangsung selama New York Fashion Week. Pesta mode ini dimulai pada Kamis, 7 September 2023 dan akan berlangsung hingga Rabu, 13 September 2023.

Coach meluncurkan koleksi Ready-to-Wear Spring 2024 di hadapan banyak tamu selebritas dunia. Jennifer Lopez termasuk di antara orang-orang A-lister yang tiba di tempat acara di Big Apple.

Penyanyi berusia 54 tersebut telah menjadi duta global untuk Coach sejak 2019. Baru-baru ini, pelantun "On The Floor" itu memimpin kampanye Spring Summer 2023 serta kampanye khusus untuk Hari Ibu.

Dalam kesempatan tersebut, bintang Hustlers itu tampil fenomenal membawa tas bahu berwarna perak seharga 395 dolar AS dari Coach Shine Collection dalam tas tangannya. Lopez mengenakan sepatu bot kulit ular setinggi lutut yang seksi dan berbalut jaket oversized fringe suede.

Ia tampak bersemangat melihat langsung koleksi baru Spring Summer 2024 dari kursi VIP-nya. Rambut Lopez ditata messy bun dan dirinya memakai kacamata hitam Fendi seharga 450 dolar AS. Dia duduk di barisan depan bersama pemimpin redaksi Vogue Anna Wintour dan pemimpin redaksi Vogue Inggris Edward Enninful.

3 dari 4 halaman

Aksi Protes Aktivis Iklim Bikin Heboh Runway Louis Vuitton

Aksi protes di catwalk sebelumnya sudah pernah terjadi. Seorang aktivis iklim ikut serta berjalan di runway Louis Vuitton Koleksi Musim Semi/Panas 2022 di Paris, pada Selasa, 5 Oktober 2021 malam. Dilansir dari Independent, Rabu, 6 Oktober 2021, aktivits tersebut membawa spanduk yang bertuliskan "Overconsumption = extinction" (Konsumsi berlebihan = kepunahan) tiba-tiba masuk dan ikut beraksi bersama para model Louis Vuitton.

Aktivis perempuan itu mewakili Amis de la terre France, sebuah asosiasi untuk perlindungan manusia dan lingkungan. Aksi ini bertujuan untuk mengamati perilaku pemborosan dari industri fesyen.

Setelah berjalan beberapa langkah di runway di Louvre, aktivis tersebut dihadang oleh petugas keamanan dan langsung dibawa pergi secara paksa. "La planète brûle mais la mode respecte ailleurs (Bumi kita terbakar, tetapi fesyen terlihat di tempat lainnya)" tulis Extinction Rebellion Perancis dalam sebuah unggahan di Instagram mereka.

Dalam unggahannya, Extinction Rebellion Prancis juga menuliskan bahwa 'kami adalah korban mode'. Industri fesyen, yang mereka anggap sebagai industri beracun, telah mencemari bumi dan mengeksploitasi manusia.

Extinction Rebellion Prancis memaparkan bahwa adanya karyawan yang dieksploitasi di Bangladesh, India, Ethiopia, dan Italia. Mereka menyebut budidaya kapas dapat menghancurkan dan adanya konsumsi yang berlebih.

"Kami tahu, jadi kami bertindak. Kemarin di parade #LouisVuitton, lima aktivis Extinction Rebellion, @amisdelaterrefr, dan @youthforclimateparis menyusup ke podium, menyebarkan pesan kami," tulis mereka dalam salah satu unggahannya dikutip dari media sosial Instagram @extinctionrebellionfrance, Rabu, 6 Oktober 2021.

4 dari 4 halaman

Desakan Aktivis

Kelima aktivis ini membawa spanduk yang berbeda, seperti "Konsumsi berlebihan = kepunahan!", "Tidak ada fesyen di planet mati", "Perubahan mode bukanlah perubahan iklim", "Iklim adalah korban fesyen", dan "LVMH / Macron, kaki tangan dalam kelambanan". Mereka mengatakan bahwa pemerintah Prancis tidak mengatur industri fesyen. Perlunya regulasi yang mendesak untuk mengatur industri fesyen untuk mengurangi produksi.

Amis de la terre France dalam unggahan Instagramnya menyebut pemerintahan Presiden Perancis Emmanuel Macron turut bertanggung jawab atas kerusakan ini karena selama lima tahun telah menolak para pelaku industri fesyen untuk menghargai Perjanjian Paris. Efek yang ditimbulkan oleh industri fesyen yang berubah dengan cepat dapat berdampak kepada lingkungan, seperti 30 juta ton CO2 masuk ke Paris per tahunnya, 11 persen pestisida dikonsumsi dunia, 20 persen dari polusi air, 42 item pakaian dijual di Prancis di 2020, dan kondisi kerja dan upah yang tidak sebanding.

Asosiasi ini juga menulis bahwa perlunya tindakan yang mendesak oleh para pelaku industri fesyen, yakni dengan mengurangi produksinya, secara besar mengembangkan dampak lingkungan, dan menghormati hak asasi manusia pada seluruh aspek kehidupan, tulis Amis de la terre France dalam akun Instagram @amisdelaterrefr.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.