Sukses

Mengenal Cosmology, Produk Perawatan Kulit untuk Para Astronaut di Luar Angkasa

Baru-baru ini, perusahaan kosmetik POLA bekerja sama dengan ANA Holdings mengenalkan rangkaian produk kecantikan yang diberi nama "Cosmology", yang khusus dirancang untuk lingkungan luar angkasa.

Liputan6.com, Jakarta - Jepang dikenal dengan beragam inovasi yang menarik sekaligus mengejutkan. Baru-baru ini, perusahaan kosmetik terkemuka Jepang, POLA, bekerja sama dengan ANA Holdings, induk perusahaan dari maskapai penerbangan terkemuka, All Nippon Airways, mengenalkan rangkaian produk skincare yang dinamai Cosmology.

Peluncuran produk pada Senin, 28 Agustus 2023 tersebut menandai kemajuan signifikan dalam teknologi perawatan kulit, dengan mempertimbangkan tantangan yang dihadapi astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Kelembapan yang rendah, gravitasi yang berbeda, serta keterbatasan sumber daya menjadi beberapa hal yang memengaruhi kondisi kulit saat berada di luar angkasa.

Dilansir dari CNN, Rabu, 30 Agustus 2023, Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) telah menyuarakan kebutuhan akan solusi perawatan kulit yang khusus dirancang untuk lingkungan luar angkasa. Menanggapi tantangan ini, POLA dan ANA merancang produk "Cosmology" yang memenuhi kriteria ketat dari JAXA.

Selain cukup menghidrasi kulit di kondisi yang sangat kering, produk ini juga memastikan bahan-bahannya aman dan efisien, dengan mempertimbangkan keterbatasan penggunaan air di ISS. Produk tersebut juga akan diuji coba langsung di luar angkasa oleh astronaut Jepang, Kimiya Yui.

Ketika memulai misinya ke ISS tahun depan, Yui akan membawa dua produk perawatan kulit baru dalam perlengkapannya yang khusus diciptakan untuk menghadapi kondisi ekstrem di luar angkasa. Kolaborasi kedua perusahaan ini dimulai pada 2020, dan pada Maret 2023, JAXA menyetujui penerapan rancangan mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bukan yang Pertama

Dengan pertimbangan penghematan air, sabun muka yang dikembangkan dirancang untuk hanya diusapkan, bukan dibilas. Sementara, lotion diformulasikan dalam bentuk semi padat untuk menghindari percikan dalam kondisi gravitasi rendah.

Ini bukanlah pertama kalinya produk kecantikan dibawa ke luar angkasa. Pada 2021 lalu, Joan Higginbotham, mantan astronaut NASA, mengungkapkan kepada InStyle bahwa dia menggunakan Vaseline, Cetaphil, foundation, blush, maskara, dan lipstik selama misinya. Sebelumnya, Estée Lauder juga pernah mengirim serum perawatannya ke luar angkasa, berkolaborasi dengan agensi antariksa Amerika.

Para astronaut yang menjalani misi di luar angkasa seringkali menghadapi masalah kulit, seperti kemerahan, rasa gatal, kekeringan, dan sensitif, baik saat berada di luar angkasa maupun setelah kembali ke Bumi. Pembuat produk inovatif ini menyampaikan aspirasi mereka untuk meningkatkan kenyamanan hidup astronot saat berada di luar angkasa.

Produk tersebut telah menjalani uji coba oleh pramugari di penerbangan ANA, yang kondisinya mirip dengan situasi di ISS. "Paket Kosmologi Space Crew" berisi versi mini dari pembersih dan lotion akan diluncurkan ke pasaran pada Oktober 2023. Sementara varian dengan ukuran reguler dijadwalkan untuk dirilis pada Januari 2024.

3 dari 4 halaman

Peluncuran Produk

Miki Oikawa, Presiden POLA, dalam wawancaranya di Tokyo, menyatakan aspirasinya agar produk ini tidak hanya bermanfaat di luar angkasa tetapi juga dalam kondisi lain yang memiliki keterbatasan sumber daya, seperti di lokasi evakuasi saat terjadi bencana. Sementara itu, NASA mengungkapkan Sistem Pengendalian Lingkungan dan Pendukung Kehidupan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (Space Station's Environmental Control and Life Support System/ECLSS) sedang mendaur ulang 98 persen urine dan keringat dari semua astronaut.

Secara fungsional, sistem ini beroperasi dengan cara yang mirip dengan Stillsuits yang dijelaskan dalam 'Dune' karya Frank Herbert. Berdasarkan laporan dari kanal Tekno Liputan6.com pada 27 Juni 2023, salah satu bagian dari ECLSS menggunakan "dehumidifier canggih" untuk menangkap kelembapan yang dihirup dan dikeluarkan oleh kru stasiun saat mereka melakukan tugas sehari-hari.

Subsistem lain, yang secara imajinatif diberi nama "Urine Processor Assembly", memulihkan apa yang dikencingi astronaut dengan bantuan distilasi vakum. Menurut NASA, proses penyulingan menghasilkan air dan urine yang masih mengandung H20 yang dapat didaur ulang, dilansir Space.com, dikutip dari Engadget.

4 dari 4 halaman

Mengekstrak Air

NASA baru-baru ini mulai menguji perangkat baru yang dapat mengekstrak air yang tersisa di air asin. Berkat sistem itulah NASA mengamati tingkat pemulihan air sebanyak 98 persen di International Space Station (ISS), sebelumnya stasiun tersebut mendaur ulang sekitar 93 hingga 94 persen air yang dibawa astronaut.

"Ini adalah langkah maju yang sangat penting dalam evolusi sistem pendukung kehidupan," kata Christopher Brown dari NASA, bagian dari tim yang mengelola sistem pendukung kehidupan ISS.

Ia menambahkan, "Katakanlah Anda mengumpulkan 100 pounds (sekitar 45 liter) air di stasiun. Anda kehilangan dua pon dan 98 persen lainnya terus berputar-putar. Menjaga agar tetap berjalan adalah pencapaian yang cukup luar biasa."

Menurut Jill Williamson, manajer subsistem air ECLSS NASA, pemrosesan ini pada dasarnya mirip dengan beberapa sistem distribusi air terestrial, hanya dilakukan dalam gaya berat mikro. "Para kru tidak meminum air seni; mereka meminum air yang telah diambil kembali, disaring, dan dibersihkan sedemikian rupa sehingga lebih bersih daripada yang kita minum di Bumi," kata Williamson. Ia menambahkan, sistem seperti ECLSS akan sangat penting karena NASA melakukan lebih banyak misi di luar orbit Bumi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini