Sukses

Shopee Luncurkan Program Ekspor di 10 Kota, Perluas Pasar UMKM Indonesia

Shopee meluncurkan program Shopee Ekspor. Program ini mendukung UMKM milik Achmad Latif, yaitu Toko Zahra 27 Batik & Kebaya di Shopee.

Liputan6.com, Jakarta - Shopee meluncurkan Gerakan Ekspor UMKM Shopee Serentak 10 Kota. Kegiatan ini sekaligus menandai dimulainya kolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki program penguatan UMKM agar bisa memanfaatkan fasilitas Kampus UMKM Shopee dan Kampus UMKM Shopee Ekspor yang tersebar di 10 kota di Indonesia.

Pelatihan serentak digelar secara langsung dan diikuti oleh 1.000 UMKM di Solo, Bandung, Semarang, Jakarta, Yogyakarta, Medan, Samarinda, Malang, Makassar, dan Denpasar. Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Handhika Jahja menjelaskan peran Shopee dalam meningkatkan daya saing UMKM lokal di dalam dan luar negeri melalui teknologi yang inklusif.

"Sejak menghadirkan Kampus UMKM Shopee dan Kampus UMKM Shopee Ekspor di 10 kota, kami melihat secara langsung besarnya antusiasme pelaku UMKM yang ingin terus berkembang dengan mengikuti pelatihan yang kami berikan. Dalam dua tahun terakhir, jumlah UMKM terlatih di Kampus UMKM Shopee meningkat dua kali lipat dan jumlah produk UMKM yang diekspor konsisten mencapai jutaan produk setiap bulannya," jelas Handhika, Rabu, 26 Juli 2023.

UMKM milik Achmad Latif, yaitu Toko Zahra 27 Batik & Kebaya di Shopee, adalah contoh nyata dari sebuah usaha kecil dan menengah (UMKM) yang berambisi untuk terus berkembang dan memperluas jangkauan pasar. Achmad kini telah berhasil mengekspor produknya.

Produk-produk unggulan tokonya, seperti kemeja batik pria dengan motif kelapa silver dan rok kebaya wanita dengan motif paya silver, berhasil menarik perhatian konsumen dari negara-negara seperti Malaysia dan Singapura.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

UMKM Berdaya Saing Global

Perjalanan toko Achmad tidak selalu mulus. Achmad bercerita bahwa awal mula toko ini adalah sebagai toko offline di Jawa Tengah. Ketika pandemi COVID-19 melanda, toko tersebut mengalami kebangkrutan.

Tapi, Achmad tidak menyerah. Dia melihat peluang dalam penjualan online dan memutuskan untuk mengubah tokonya itu menjadi toko online di Shopee. Sejak itu, bisnisnya mulai pulih dan bahkan berkembang melebihi ekspektasi.

"Saya berilmu di Shopee Ekspor, menjadi bangkit di usaha online," kata Achmad ketika ditemui di Jakarta, Rabu, 26 Juli 2023. "Kami terus berinovasi sehingga produk tidak mudah dijiplak oleh orang lain."

Achmad menambahkan, penjualan produk tokonya sudah mencapai proporsi 30 persen ekspor dan 70 persen lokal, dengan omzet yang mencapai miliaran rupiah secara global. Ia berencana untuk memperluas pasar mereka ke Vietnam, Thailand, serta Amerika Latin, dengan gaya hidup dan kehidupan sehari-hari penduduknya hampir mirip dengan Indonesia.

"Pasti kita jaga kualitasnya, kualitas barang dari produk-produk kami," tutur Achmad.

Toko Achmad sudah menawarkan 280 produk dan telah berhasil mendapatkan pengikut sebanyak 27 ribu di Shopee. Dua produk yang paling populer adalah rok lilit batik bawahan kebaya volume 1 rok serut dan rok lilit batik bawahan kebaya volume 2 rok kondangan dengan harga Rp38 ribu.

3 dari 4 halaman

Shopee Mendukung UMKM Lokal

Shopee pada Rabu, 26 Juli 2023 mengumumkan serangkaian program baru yang diharapkan dapat mempermudah akses ke pasar global bagi UMKM lokal, melengkapi program yang telah ada, yakni Kolaborasi Penguatan UMKM Ekspor, Program Bimbel Shopee Ekspor, dan Pendaftaran Program Ekspor Shopee & Kampus UMKM Shopee Melalui Kanal Shopee Pilih Lokal.

"Shopee berharap dengan kehadiran program baru ini dapat mempermudah lebih banyak UMKM lokal untuk bisa berdaya saing secara global," ungkap Handhika.

Saat ini, Program Ekspor Shopee telah melibatkan lebih dari 20 juta produk lokal yang mampu menjangkau konsumen di wilayah Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin. Kanal "Shopee Pilih Lokal" yang telah diluncurkan pada halaman utama aplikasi Shopee sejak 2022, kini bisa digunakan sebagai platform pendaftaran untuk mengikuti pelatihan di Kampus UMKM Shopee dan Kampus UMKM Shopee Ekspor, serta untuk bergabung dalam Program Ekspor Shopee.

Melansir kanal Bisnis Liputan6.com pada 17 Juli 2023, pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dinilai perlu segera turun tangan untuk menertibkan kegiatan social commerce TikTok yang meresahkan para pelaku UMKM dalam negeri, serta pebisnis e-commerce. Kegiatan ini dinilai berpotensi menjadi tempat transaksi cross border dan terbebas dari peraturan e-commerce, antara lain, izin BPOM, izin edar, sertifikasi halal, pajak dan sebagainya.

4 dari 4 halaman

TikTok Shop Ancam Produk UMKM Lokal

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan Project S TikTok mengancam produk UMKM dalam negeri karena barang yang dipasarkan diduga berasal dari luar negeri. Teten menuding TikTok berbohong soal tidak ada produk impor yang dipasarkan di TikTok.

Dia mengatakan kondisi ini menyebabkan akun digital yang dibuka untuk menfasilitasi UMKM dimanipulasi karena sebagian produk yang dipasarkan di markerplace adalah produk impor. "Meskipun UMKM kita sudah 21 juta yang terhubung ke ekosistem digital, sudah on boarding di marketplace, tapi sebagian produk yang dijual itu adalah impor," jelas Teten.

Dia mengatakan kecurigaan tentang Project S TikTok Shop ini pertama kali mencuat di Inggris. Project S TikTok Shop ini dicurigai menjadi cara perusahaan untuk mengoleksi data produk yang laris manis di suatu negara, untuk kemudian diproduksi di China.

Project S TikTok merupakan proyek dari aplikasi video pendek asal China, TikTok. Perusahaan ingin memperluas penawaran ritel online-nya, di mana perusahaan induk di China, ByteDance, akan menjual produk mereka sendiri melalui TikTok Shop.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.