Sukses

Cinta Saja Tak Cukup, Perkuat Hubungan dengan Pasangan Lewat Kencan Kilat

Hubungan tak melalu bicara soal cinta, tetapi penting untuk memeliharanya dan berjuang memperkuat bersama pasangan. Certified Match Maker dan Founder Heart Inc. Zola Yoana mengungkapkan beberapa faktor penting dalam mempertahankan hubungan yang sehat dan bahagia.

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan tak melalu bicara soal cinta, tetapi penting untuk memeliharanya dan berjuang memperkuat bersama pasangan. Certified Match Maker dan Founder Heart Inc. Zola Yoana mengungkapkan beberapa faktor penting dalam mempertahankan hubungan yang sehat dan bahagia.

"Kalau mau bahas long-term relationship, paling penting itu komitmen, konsistensi, dan komunikasi," kata Zola saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 20 Juli 2023.

Zola melanjutkan dengan komitmen seseorang dilihat usahanya untuk mempertahankan hubungan dengan tindakan yang dilakukan sehari-hari. "Karena sebenarnya, relationship itu is not only about love," tuturnya.

"Love is not enough, perlu usaha dan kemampuan dalam membina hubungan. Akan sulit bila tidak tahu cara untuk berkomunikasi dengan baik, menyampaikan pesan, dan memecahkan masalah dengan cara yang sehat," tambah Zola.

Ia mengakui bahwa memelihara hubungan bukanlah hal mudah. Ia menyebut tak sedikit kliennya hanya tahu mencari pasangan, tetapi tidak tahu soal memelihara dan mempertahankan hubungan tersebut.

"Chemistry itu fantasi yang paling penting itu compatibility dan compatibility dalam hal values hingga misi untuk melihat sesuatu di masa depan," katanya.

Zola mengungkap, "Dalam long-term relationship, apalagi menikah, effort yang dilakukan setiap hari itu apa. Contoh hal kecil, kalau enggak bisa punya waktu untuk dating, paling enggak lakukan micro-dating, cuma 10 menit.". Ia mengatakan waktu kencan kilat ini dapat disesuaikan pada setiap pasangan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa yang Ditanyakan?

"Tanpa tanya soal perasaan dia tentang hubungan kita atau ada kebutuhan yang belum aku penuhi," tambah Zola.

"Keep date your partner, kalau memang enggak bisa sekali seminggu, problemnya you make time or you make an excuse, karena kebanyakan orang berpikir sudah satu rumah sudah tahu pasangan seperti apa buat apa dating," terang Zola.

Bila tak punya waktu untuk berkencan ke luar rumah, pasangan dapat berbincang selama 10 menit membahsa tentang mereka tanpa gangguan, baik telepon maupun keluarga. Lantas, apa saja yang dibahas ketika tengah micro-dating?

"Ngobrol tentang kita, kangen enggak honeymoon lagi? kapan terakhir honeymoon? pergi yuk, itu simpel, akan mengingat lagi hal-hal yang sebelumnya atau sekadar cek pasangan kapan momen kita jatuh cinta," lanjut Zola.

Hal tersebut akan membawa memori dan pasangan akan mengingat momen pertama mereka saat saling jatuh cinta sampai akhirnya memutuskan untuk mengikat janji suci pernikahan.

3 dari 4 halaman

Micro-Dating

"Micro-dating paling gampang enggak mau setiap hari enggak apa-apa, let say seminggu tiga kali, kalau enggak punya waktu 2 jam," kata Zola.

Ia juga menyebut mengenai dating with purpose atau kencan dengan tujuan, misalnya kencan seru-seruan dengan nonton bioskop sampai aktivitas luar ruangan yang juga melibatkan gesture physical. "Dating yang ngobrol tentang kita, atau life values-nya apa atau tanya simpel momen kapan yang kamu merasa aku enggak menghargai kamu? Cuma cek, tapi enggak ada distraksi," tambahnya.

Conscious Marriage Advocate Certified Couple Therapist sekaligus Premarital Consultant Rani Anggraeni Dewi menuturkan komunikasi dalam hubungan punya peran sangat penting. Tak sedikit pasangan yang memilih diam tak berani bicara mengenai diri atau hubungannya dengan pasangan.

"Sering kali ada fear of abandonment, merasa terancam, takut di-judge, belum apa-apa sudah asumsi dan persepsi, karena sebetulnya enggak ada hubungannya, itu ekspresi emosi diri," kata Rani dalam kesempatan yang sama.

4 dari 4 halaman

Jangan Takut Konflik

Menurutnya, penting untuk dapat memvalidasi emosi seseorang dan dibutuhkan pula sensitivitas. Rani menekankan untuk tak perlu takur dengan adanya konflik.

"Karena konflik itu bagus dalam perspektif conscious marriage, selama konflik itu tidak ada kekerasan, ada konflik yang sehat bahkan konflik is a room for growth," katanya.

Melalui konflik, dikatakan Rani, seseorang tahu ada yang harus diperbaiki dalam dirinya dan juga pasangan. Pesannya, untuk bicara dengan pasangan ketika ada sesuatu yang mengganjal perasaan.

"Jangan takut konflik karena konflik itu justru membuat kita jadi lebih baik," tegasnya.

Rani menambahkan, "Kalau lima tahun pertama (menikah) itu, apalagi punya anak, 1--2 tahun sudah bosan. Romantic love kata survei ada masa berlakunya 18 bulan."

Ia menambahkan, ketika 18 bulan tersebut sudah dijalani dan merasa mulai jenih, itu memang berjalan apa adanya. "Memang sudah expired, tapi bukan berarti cari yang lain karena itu akan menimbulkan masalah baru," kata Rani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini