Sukses

Serba-serbi Ramuan Jamu Ternak untuk Jaga Kesehatan Hewan Kurban

Jamu ternak, termasuk untuk hewan kurban, umumnya dibuat dari berbagai jenis tanaman obat yang ditumbuk dan dilarutkan dalam air.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa bilang hanya manusia yang mengonsumsi jamu untuk merasakan segudang manfaat kesehatannya? Di Indonesia, praktik pemberian jamu ternak juga lazim dilakukan, termasuk pada hewan kurban.

Melansir laman Kementerian Pertanian (Kementan), Kamis, 29 Juni 2023, jamu ternak umumnya dibuat dari berbagai jenis tanaman obat yang ditumbuk dan dilarutkan dalam air. Ramuan ini kemudian diminumkan pada ternak.

Sementara, untuk pengobatan ternak yang luka, sakit kulit, atau terserang kutu, jamu ternak biasanya dibuat dengan bahan pelarut minyak kelapa. Jamu tersebut dioleskan pada bagian tubuh ternak yang sakit.

Kata Kementan, jamu ternak memiliki rasa asam dan herbal, sehingga "sangat mudah diminumkan pada ternak." Jamu ternak yang terbuat dari bahan pembawa air, sebutnya, dicampurkan ke dalam air minum ternak dengan 10 kali pengenceran, kemudian diminumkan pada ternak.

Konsumsi jamu ternak dengan cara diminumkan dipercaya mengatasi penyakit pencernaan pada ternak, membasmi cacing dan parasit pada saluran pencernaan ternak, serta menjaga kesegaran ternak. Bahan jamu ternak adalah rimpang tanaman temu-temuan, seperti jahe, kencur, lengkuas, temulawak, kunyit, dan temu ireng.

Kemudian, bahan jamu ternak dari jenis daun tanaman obat biasanya terdiri dari daun sambiroto, meniran, beluntas, kelor, ungu, pegagan, dan papaya. Kemudian, rempahnya bisa berupa merica, ketumbar, cabai, cabai jawa, bawang merah, dan bawang putih.

Tidak ketinggalan, jamu ternak juga bisa dibuat dari ragam kulit kayu, termasuk pule, mesoyi, dan intaran. Sebagai catatan, pembuatan jamu ternak dari bahan pelarut minyak kelapa diakhiri dengan pemanasan minyak untuk meningkatkan kualitas jamu dan memperpanjang daya simpan jamu. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ragam Manfaat Jamu Ternak

Dalam kasus penyembuhan penyakit tertentu, sambung Kementan, bahan tanaman obat bisa digunakan dalam jenis tunggal sesuai khasiat dan manfaat tanaman obat yang digunakan. Formula jamu sebagai immunomodulator akan mampu mengendalikan penyakit endemik, termasuk flu burung strain H5N1.

Juga, dapat mencegah terjadi kematian ayam dan pengurangan biaya untuk vaksinasi. Beberapa tanaman obat, seperti temu-temuan, sirih-sirihan, sambiloto, dan meniran diketahui memiliki aktivitas anti-parasit dan bersifat sebagai imunomodulator pada manusia.

Beberapa tanaman obat mampu meningkatkan produksi sitokin. Ini adalah protein ekstra seluler yang berperan sebagai regulator dan mobilisator intersel (interleukin, interferon dan kemokin) yang memiliki aktivitas anti parasit. Peningkatan sekresi sitokin berpeluang menanggulangi berbagai macam penyakit, termasuk infeksi parasit.

Kemudian, sambiloto dapat meningkatkan sel fagositosis dan limfosik, sehingga dapat mengobati coccidia dan dapat jadi koksidiostat. Sama seperti pemanfaatan tanaman obat untuk mencegah dan mengobati parasit pada manusia, ramuan serupa juga bisa digunakan pada hewan ternak.

3 dari 4 halaman

Resep Jamu Ternak

Bahan-bahan jamu ternak sapi ini tercatat untuk dua ekor per minggu:

100 gram temulawak

50 gram jahe

200 gram gula merah

Secukupnya garam

100 gram kunyit

10 gram kencur

10 gram asam jawa

2 liter air 

 

Cara Membuat Jamu Ternak Sapi:

  1. Cuci bersih temulawak, kunyit, jahe, dan kencur, lalu iris tipis. Haluskan, lalu saring.
  2. Masak gula merah bersama asam jawa.
  3. Campur semua dengan air sampai volume air 2 liter, aduk merata.
  4. Jamu dimasukkan ke dalam botol kemasan dan diberi label. Berikan jamu sesuai dosis.

Selain pada sapi, kunyit dan jahe juga bisa jadi ramuan jamu ternak kambing, catat laman Pemerintah Kabupaten Kebumen. Cara membuatnya:

  1. Siapkan kunyit dan jahe, kemudian cuci hingga bersih.
  2. Potong-potong hingga jadi bagian kecil, lalu dihaluskan dan dimasukkan ke dalam panci.
  3. Tambahkan gula merah dan air secukupnya. Aduk semua bahan dan rebus hingga mendidih
  4. Berikan ramuan ini pada kambing setelah dingin dengan cara diminumkan.

Sebagai catatan, ramuan ini cukup diberi satu kali sehari, dengan waktu pemberian di pagi hari atau sore hari setelah makan.

4 dari 4 halaman

Eksistensi Jamu Indonesia

Sementara itu, dengan sejarah panjangnya, ragam istilah senantiasa menyertai eksistensi jamu Indonesia. Di antaranya, Anda mungkin pernah, atau belum pernah, mendengar kata "acaraki" disematkan dengan proses pembuatan jamu Nusantara.

Melansir laman Karya Kreatif Indonesia, 4 Juni 2023, istilah jamu berasal dari bahasa Jawa kuno, "jampi," yang berarti mantra maupun doa, dan "oesodo" yang berarti kesehatan. Sementara, istilah acaraki berasal dari prasasti Madhawapura.

Itu merupakan prasasti yang berisi catatan tentang profesi. Tertulis di dalamnya mengenai sebutan Abhasana bagi pembuat pakaian, Angawari sebagai pembuat kuali, dan Acaraki sebagai peracik jamu. Mengutip Jawa Pos, pipisan dan gandik disebut sebagai "senjata andalan" acaraki untuk meramu jamu di era Majapahit.

Karena pada abad 13--15 masehi bahannya serba sederhana dan manual, para acaraki memanfaatkan pipisan dan gandik untuk mengekstrak rempah, serta bahan jamu lain. Kasub Unit Koleksi Pusat Informasi Majapahit (PIM) Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim Tommy Raditya D menerangkan, sejauh ini, terdapat sejumlah sumber kuno yang menggambarkan pentingnya jamu dan acaraki pada masa itu.

Saking penting, acaraki disebut sebagai profesi khusus, tercatat dalam Prasasti Madhawapura, Prasasti Balawi, Situs Liyangan, dan relief Candi Borobudur. Dari sejumlah sumber tersebut, tergambar bahwa jamu saat itu sudah diproduksi secara massal untuk menunjang kesehatan masyarakat era Kerajaan Majapahit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.