Sukses

Krisis Sampah Plastik Hantui Ha Long Bay, Situs Warisan Dunia UNESCO di Vietnam

Masalah limbah, termasuk sampah plastik, jadi sangat akut selama dua bulan terakhir di Ha Long Bay, Vietnam.

Liputan6.com, Jakarta - Di Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, Ha Long Bay di Vietnam makin berkutat dengan masalah sampah plastik. Destinasi wisata populer di dunia menambah panjang daftar tempat indah yang bergelut dengan masalah sampah plastik. Adalah Vu Thi Thinh, seorang warga lokal yang kedapatan memungut sampah plastik dari perairan tenang Ha Long Bay di tepi perahu kayu kecilnya.

Dalam laporan AFP, dikutip dari SCMP, Minggu, 4 Juni 2023, tidak butuh waktu lama bagi Thinh untuk mengumpulkan gundukan pelampung stirofoam, botol plastik, dan kaleng bir. Limbah ini disebut sebagai "tanda paling terlihat" dari dampak aktivitas manusia yang telah merusak situs Warisan Dunia UNESCO di Vietnam itu.

"Saya merasa sangat lelah karena mengumpulkan sampah di teluk sepanjang hari tanpa banyak istirahat," kata Thinh (50), yang telah bekerja selama hampir satu dekade sebagai pemulung. "Saya harus melakukan lima hingga tujuh perjalanan dengan kapal setiap hari untuk mengumpulkan semuanya."

Sejak awal Maret 2023, 10 ribu meter kubik sampah telah dikumpulkan dari perairan teluk itu, menurut dewan manajemen Ha Long Bay. Masalah sampah jadi sangat akut selama dua bulan terakhir, karena skema mengganti pelampung stirofoam di tambak ikan dengan alternatif yang lebih berkelanjutan jadi bumerang.

Para nelayan dilaporkan membuang polistiren berlebihan mereka ke laut. Pihak berwenang memerintahkan 20 tongkang, delapan kapal, dan tim yang terdiri dari puluhan orang untuk melakukan pembersihan, kata media pemerintah.

Do Tien Thanh, seorang konservasionis di Departemen Manajemen Ha Long Bay, mengatakan bahwa pelampung stirofoam adalah masalah jangka pendek, tapi mengakui bahwa "Ha Long Bay berada di bawah tekanan (limbah plastik)."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Muncul Tanda-Tanpa Pemulihan, tapi ...

Lebih dari 7 juta pengunjung datang mengunjungi karst batu kapur Ha Long Bay yang spektakuler pada 2022. Pihak berwenang memperkirakan jumlah tersebut akan melonjak jadi 8,5 juta tahun ini.

Popularitas situs tersebut, disertai pertumbuhan pesat Ha Long City yang sekarang jadi rumah bagi kereta gantung, taman hiburan, hotel mewah, dan ribuan rumah baru, telah merusak ekosistemnya secara parah. Konservasionis memperkirakan awalnya ada sekitar 234 jenis karang di teluk tersebut, namun sekarang jumlahnya tersisa sekitar setengahnya.

Memang ada tanda-tanda pemulihan dalam satu dekade terakhir, dengan tutupan karang perlahan-lahan meningkat lagi dan lumba-lumba kembali dalam jumlah kecil, karena larangan penangkapan ikan di bagian inti situs warisan meluas. Jadi, mamalia itu kembali mendapatkan sumber makanannya.

Namun, sampah masih jadi perhatian besar. "Ada begitu banyak kawasan pemukiman besar di dekat Ha Long Bay," sebut Thanh. "Limbah domestik dari kawasan ini, jika tidak ditangani dengan baik, sangat berdampak pada sistem ekologi, termasuk terumbu karang."

3 dari 4 halaman

Larangan Penggunaan Plastik di Kapal Wisata Ha Long Bay

Thanh berkata, "Ha Long City sekarang hanya dapat menangani sekitar 40 persen air limbahnya." Dalam upaya lain, plastik sekali pakai sekarang juga dilarang di kapal wisata. Dewan manajemen Ha Long Bay mengatakan, penggunaan plastik di kapal turun 90 persen dari puncaknya.

Tapi, sampah yang dihasilkan di darat masih memenuhi sebagian teluk, dengan tim pengumpul sampah tidak dapat menghalangi pemandangan itu dari wisatawan. Pham Van Tu, seorang penduduk dan pemandu wisata lepas, mengatakan bahwa ia telah menerima banyak keluhan dari pengunjung.

"Mereka membaca di media bahwa Ha Long Bay itu indah, tapi ketika melihat banyak sampah yang mengapung, mereka tidak ingin berenang atau bermain kano. Mereka juga ragu merekomendasikan teman dan keluarga mereka untuk berkunjung," ia menyebutkan.

Pertumbuhan ekonomi yang cepat, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup di Vietnam telah menyebabkan "krisis polusi plastik," menurut laporan Bank Dunia.

4 dari 4 halaman

Pemandangan Berbeda

Sebuah laporan pada 2022 memperkirakan 3,1 juta ton sampah plastik dihasilkan setiap tahun, dengan setidaknya 10 persen bocor ke saluran airnya, menjadikan Vietnam salah satu dari lima pencemar plastik terbesar di lautan dunia. Volume kebocoran bisa lebih dari dua kali lipat pada 2030, Bank Dunia memperingatkan.

Larissa Helfer (21) yang melakukan perjalanan ke Vietnam dari rumahnya di Jerman, mengatakan bahwa Ha Long Bay indah, tapi masalah sampah akan jadi salah satu kenangan terkuatnya selama perjalanan. "Biasanya Anda (mungkin berkata), 'Lihat pemandangannya! Lihatlah desa-desa nelayan!" ia berkata.

"Tapi di sini, Anda mau-tidak mau akan berbicara tentang sampah, (berkata), 'Ya Tuhan... lihat botol plastik dan benda-benda yang mengapung itu.' Dan itu membuat Anda sedih," ucapnya.

Thinh dibesarkan di Ha Long dan mengingat pemandangan teluk yang sangat berbeda dengan sekarang. "Kelihatannya tidak terlalu buruk," katanya. "Tentu saja, banyak pekerjaan membuat saya lelah dan jengkel. Tapi, kita harus melakukan pekerjaan kita."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.