Sukses

6 Fakta Menarik Sahara Barat, Negara dengan Penduduk Paling Sedikit Kedua di Dunia

Sahara Barat dihuni hanya sekitar 500 ribu penduduk dan disebut negara berpenduduk jarang kedua dunia, memiliki beberapa bandara meskipun hanya memiliki satu bandara internasional di El Aaiun.

Liputan6.com, Jakarta - Terletak di Afrika Utara, Sahara Barat adalah wilayah kecil yang memprolakmirkan sebagai negara namun belum diakui. Sahara Barat merupakan wilayah yang disengketakan di pantai barat laut dan di wilayah Maghreb di Afrika Utara dan Barat.

Sahara Barat berbatasan dengan Samudra Atlantik, antara Mauritania dan Maroko, serta berbatasan dengan Aljazair di timur laut. Tanah di Sahara Barat kebanyakan kering dan tidak baik untuk kegiatan pertanian, tetapi terdapat deposit fosfat di Bou Craa.

Mengutip dari laman Britannica, Minggu, 30 April 2023, Laayoune adalah ibu kotanya, hanya dinding pasir yang membatasinya dengan Maroko. Sekitar 20 persen wilayah dikuasai oleh Republik Demokratik Arab Sahrawi (SADR) yang memproklamirkan diri, sedangkan 80 persen wilayah sisanya diduduki dan dikelola oleh negara tetangga Maroko.

Mengutip dari laman Britannica, Minggu, 30 April 2023, Laayoune adalah ibu kotanya, hanya dinding pasir yang memisahkan dua wilayah Maroko dan Sahara Barat. Spanyol menyerahkan kendali mereka atas Sahara Barat pada 1975.

Mauritania dan Maroko berbagi kendali mereka di wilayah tersebut, sebagai penduduk asli Sahara Barat, Sahrawi kekurangan tenaga untuk merebut kembali Tanah Air yang mereka klaim. Seiring waktu, Mauritania pindah, dan Maroko menguasai seluruh wilayah.

Situasi ini di luar kendali dan telah memicu konflik Sahara Barat dengan penduduk asli Sahara Barat, Sahrawi yang tinggal di dalam dan di luar kamp pengungsi. Masih banyak hal mengenai Sahara Barat, berikut enam fakta menarik Sahara Barat yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Minggu, 30 April 2023. 

1. Negara Berpenduduk Jarang

Sahara Barat hampir semuanya gurun dan sangat jarang dihuni. Ini adalah negara berpenduduk paling sedikit kedua di dunia dan berpenduduk paling jarang di Afrika, terutama terdiri dari dataran gurun. Populasi diperkirakan sekitar 500 ribu penduduk, yang hampir 40 persen tinggal di Laayoune, kota terbesar di Sahara Barat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Sahara Barat Adalah Wilayah Non-Pemerintahan

Sempat diduduki Spanyol hingga 1975, Sahara Barat masuk dalam daftar wilayah non-pemerintahan sendiri PBB sejak 1963 setelah tuntutan Maroko. Pada 1965, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi pertamanya di Sahara Barat, meminta Spanyol mendekolonisasi wilayah tersebut.

Setahun kemudian, sebuah resolusi baru disahkan oleh Majelis Umum meminta agar Spanyol mengadakan referendum tentang penentuan nasib sendiri. Pada 1975, Spanyol melepaskan kendali administratif atas wilayah tersebut kepada administrasi bersama oleh Maroko, yang secara resmi mengklaim wilayah tersebut sejak 1957 dan Mauritania.

Sebuah perang meletus antara negara-negara tersebut dan gerakan nasionalis Sahrawi, Front Polisario, yang memproklamirkan dirinya sebagai pemimpin SADR yang sah dengan pemerintahan di pengasingan di Tindouf, Aljazair.

Mauritania mencabut klaimnya pada 1979 dan Maroko akhirnya mendapatkan kendali de facto atas sebagian besar wilayah tersebut, termasuk semua kota besar dan sebagian besar sumber daya alam. Perserikatan Bangsa-Bangsa menganggap Front Polisario sebagai wakil sah rakyat Sahrawi dan menyatakan bahwa Sahrawi memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri. 

3 dari 4 halaman

3. Kecil tapi Punya Beberapa Bandara

Sahara Barat memiliki beberapa bandara, meskipun hanya memiliki satu bandara internasional di El Aaiun. Sahara Barat memiliki banyak bandara kecil lainnya berada di Smara dan Dakhla. Kabar baiknya adalah penerbangan datang dari Spanyol, Kepulauan Canary, dan Maroko ke Sahara Barat.

4. Kondisi Geografis Sahara Barat

Sahara Barat berada di antara daerah paling gersang dan tidak ramah di planet ini. Tanah di sepanjang pantai wilayahnya berupa gurun datar rendah dan menjulang, terutama di utara hingga pegunungan kecil setinggi 600 meter (2.000 kaki) di sisi timur.

Meskipun daerah ini dapat mengalami banjir bandang di musim semi, tidak terdapat aliran permanen. Kadang-kadang, arus lepas pantai yang sejuk dapat menghasilkan kabut dan embun yang lebat.

Bagian dalamnya mengalami panas musim panas yang ekstrim, dengan suhu tertinggi rata-rata mencapai 43–45 °C pada bulan Juli dan Agustus selama musim dingin, siang hari masih panas hingga sangat panas. Rata-rata suhu tertinggi dari 25 hingga 30 °C namun, di bagian utara wilayah tersebut, suhu termometer bisa turun di bawah 0 °C pada malam hari dan dapat membeku pada bulan Desember dan Januari, meskipun kondisi ini jarang terjadi. 

4 dari 4 halaman

5. Wisata di Kota Laayoune

Mengutip dari laman Tripadvisor, Minggu 30 April 2023, Laayoune sebagai ibu kota Sahara Barat menawarkan banyak tempat bersejarah yang bisa didatangi oleh wisatawan. Seperti bangunan masjid di kota Laayoune yang memiliki menara khas Maroko indah, dinamai raja Alaouite Moulay Abdelaziz.

Sebelum menuju masjid ini, wisatawan akan disuguhkan dengan gang-gang kota yang tampak cantik. Seorang pejalan berbagi bahwa masjid hanya dapat dikunjungi di bagian luarnya saja, karena di semua masjid di Maroko non-Muslim tidak diperbolehkan masuk. 

Selain masjid ada pula bangunan ikonik St. Francis of Assisi Cathedral. Gereja ini tampaknya hanya terbuka pada kebaktian. Bangunan menarik karena merupakan landmark tua yang dibangun era 1960-an di Laayoune sejak budaya Spanyol masuk saat mereka menguasai daerah Sahara Barat.

Gereja ini juga mendapat sorotan di Laayoune karena gaya arsitekturnya terkenal. Selain itu bangunan gereja termasuk tak biasa, lantaran Sahara Barat termasuk kebanyakan penganut Muslim. 

6. Kuliner Sahara Barat

Mengutip dari laman tasteatlas, Minggu 30 April 2023, Mreifisa adalah hidangan tradisional yang berasal dari Sahara Barat. Rebusan yang menenangkan ini biasanya disajikan untuk kelompok orang yang lebih besar dan disiapkan dengan daging domba, bawang merah, bawang putih, kaldu sapi, dan minyak zaitun. 

Daging domba dipotong dadu, lalu dipadukan dengan bawang putih, bawang bombay, dan minyak zaitun hingga sayuran melunak dan daging domba agak kecokelatan. Ramuan tersebut kemudian dipadukan dengan kaldu, air, dan garam untuk dimasak hingga daging domba menjadi empuk. Mreifisa secara tradisional disajikan dengan roti sederhana yang terdiri dari tepung, air, dan garam. Daging sering disajikan terpisah dari kaldu, yang dituangkan di atas roti.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.