Sukses

Machu Picchu Kembali Terima Kunjungan Turis, Pengunjung Wajib Dapat Izin Masuk

Sebelum itu, layanan kereta menuju Machu Picchu sudah diperasikan terlebih dulu setelah dihentikan akibat terdampak protes massa di Peru.

Liputan6.com, Jakarta - Machu Picchu yang merupakan benteng suku Inca kembali dibuka untuk kunjungan turis per Rabu, 15 Februari 2023. Destinasi bersejarah itu sebelumnya ditutup untuk pengunjung Sejak Desember 2022 menyusul kerusuhan massal di Peru.

"Keputusan ini merefleksikan komitmen bersama semua instistusi yang membentuk Unit Manajemen Machu Picchu, otoritas Kota Machu Picchu dan Ollantaytambo, Direktur Kamar Dagang, dan pemimpin organisasi sosial, untuk memastikan keamanan monumen dan layanan transportasi agar pengunjung dapat menikmati kunjungan mereka," Kementerian Kebudayaan Peru mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dikutip dari laman CNN, Jumat (17/2/2023), sebanyak 38 turis lokal dan 45 wisatawan asing menjadi yang pertama memasuki Machu Picchu setelah dibuka kembali. Setidaknya 700 pengunjung telah mendatangi tempat itu sepanjang hari. Turis yang berkunjung diwajibkan untuk mendapat izin masuk mengingat tempat itu termasuk salah satu Warisan Dunia UNESCO.

Sebelumnya, layanan kereta api ke Machu Picchu kembali dioperasikan pada Rabu, 8 Februari 2023. Layanan kereta ini diaktifkan kembali setelah hampir tiga minggu ditangguhkan akibat protes anti-pemerintah. Dikutip dari CNA, Kamis, 9 Februari 2023, layanan ke destinasi wisata andalan Peru itu dilanjutkan karena penduduk setempat ingin kembali ke kota kecil di kaki situs Inca kuno. 

Kereta pertama tiba di kota kecil itu tepat setelah fajar pada Rabu dengan sekitar 80 orang di dalamnya, termasuk segelintir wisatawan, menurut laporan AFP. Kereta berangkat lagi dengan sekitar 280 penumpang.

Kota itu menderita banyak kekurangan setelah layanan kereta api diputus selama 18 hari. Kereta adalah satu-satunya cara untuk mencapai kota selain dengan berjalan kaki dan memakan waktu 1,5 jam dari kota wisata Ollantaytambo. Untuk saat ini, kereta api akan mengoperasikan dua perjalanan sehari pada Rabu dan Minggu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Evakuasi Turis

Sebelumnya, sekitar 400 orang, termasuk 300 orang asing, terdampar di kaki situs, di kota Aguas Calientes, dan memohon untuk dievakuasi setelah Machu Picchu ditutup untuk kunjungan wisata. "Penutupan jaringan jalur Inca dan benteng Machu Picchu telah diperintahkan karena situasi sosial dan untuk menjaga keselamatan pengunjung," kata Kementerian Kebudayaan dalam pernyataan Sabtu, 21 Januari 2023.

"Kami tidak tahu apakah kereta akan menjemput kami. Semua turis di sini mengantri untuk mendaftar untuk evakuasi," kata turis Chili Alem Lopez kepada AFP, Jumat, 20 Januari 2023.

Turis "tidak dapat pergi karena rel kereta api telah rusak di berbagai tempat," kata Menteri Pariwisata Luis Fernando Helguero. "Beberapa turis memilih jalan kaki ke Piscacucho, tapi itu memakan waktu enam jam atau lebih dan sangat sedikit orang yang bisa melakukannya," katanya.

Piscacucho adalah desa terdekat dengan Machu Picchu yang terhubung dengan jalan raya. Pada Desember 2022, ratusan turis yang terlantar dievakuasi dari dekat lokasi. Pemerintah lokal dan asing bekerja sama mengevakuasi mereka, beberapa dengan menggunakan helikopter lantaran jalur kereta terputus.

3 dari 4 halaman

Dampak pada Pariwisata

Pariwisata sangat penting bagi perekonomian Peru dengan negara yang menarik 4,5 juta pengunjung setiap tahun. Sekitar 4.000 pengunjung setiap hari melewati kota Cusco di Andean, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO dan gerbang untuk menjelajahi Machu Picchu dan reruntuhan Inca di sekitarnya.

Kementerian pariwisata memperkirakan pada akhir Januari, sektor ini telah merugi 6,2 juta dolar AS atau setara Rp93,7 miliar akibat krisis politik. Masih belum ada rencana pasti untuk pembukaan kembali Machu Picchu.

Peru menutup situs wisata terkenalnya Machu Picchu pada Sabtu, 21 Januari 2023. Ini setelah pihak berwenang mengusir pengunjuk rasa dari sebuah universitas Lima tempat mereka berlindung saat mereka demonstrasi anti-pemerintah tanpa henti di ibu kota.

Protes menuntut pengunduran diri Presiden Peru Dina Boluarte telah berlangsung sejak awal Desember 2022. Sampai 21 Januari 2023, aksi demonstrasi itu menyebabkan 46 orang tewas dan mendorong pemerintah memberlakukan keadaan darurat di daerah yang dilanda kekerasan.

Pihak berwenang mengumumkan pada Sabtu bahwa pengunjuk rasa lain telah meninggal setelah demonstrasi di selatan negara itu, dengan korban tiba sudah meninggal di rumah sakit setempat di wilayah Puno. Sebelum penutupan Machu Picchu, layanan kereta api ke lokasi tersebut telah dihentikan karena kerusakan jalur oleh para demonstran.

4 dari 4 halaman

Pembatasan Kunjungan

Dikutip dari CNBC, Senin, 6 Januari 2022, menurut laporan Komite Warisan Dunia UNESCO, situs web tiket Machu Picchu menjual 3.700 tiket sehari. Angka tersebut tidak termasuk 500 pengunjung harian yang mendaki ke situs tersebut. Tiket tambahan juga dijual oleh perusahaan tur dan di lokasi itu sendiri. "Kami buka jam enam pagi, dan ada ratusan dan ratusan orang yang ingin masuk," kata Jose M. Bastante selaku conservator pada 2021 lalu.

Pada Juli 2020, otoritas Peru membatasi jumlah pengunjung situs ke Machu Picchu menjadi 2.244 per hari. Namun, pembatasan itu tidak menghentikan orang-orang yang lebih memilih untuk berkunjung pada waktu yang sama, terutama saat matahari terbit.

"Semua orang ingin menjadi yang pertama di Machu Picchu," katanya. "Kami buka jam enam pagi, dan ada ratusan yang ingin masuk, dengan antrean yang akan berlangsung selama dua jam."

"Seolah-olah para pengunjung percaya bahwa matahari akan terbit lebih awal dan menerangi Machu Picchu seperti di film," katanya, seraya menambahkan bahwa waktu terbaik untuk berkunjung sebenarnya adalah sore hari setelah kabut pagi hilang.

Aturan baru telah menyebabkan reaksi emosional dari wisatawan, beberapa di antaranya mungkin telah melintasi benua untuk melihat situs wisata paling terkenal di Peru. "Kami memiliki orang-orang di luar situs yang mengeluh dan menangis," kata Bastante dalam sebuah wawancara dengan The Getty Conservation Institute, beberapa waktu lalu. "Tapi kita tidak bisa melawan kapasitas kita yang sudah mapan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.