Sukses

Kasus Diabetes di Indonesia Posisi 5 Besar Dunia, Indikator Kandungan Gula pada Produk Bantu Intervensi

Indonesia berada di posisi kelima di dunia dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta.

Liputan6.com, Jakarta Data International Diabetes Federation (IDF) mencatat 537 juta orang dewasa atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia, dan menyebabkan 6,7 juta kematian atau 1 kematian setiap 5 detik. IDF pada 2021 juga menyebutkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-5 dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta, prevalensi diabetes sebesar 10,6 persen.

Sementara itu ada anjuran Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang konsumsi gula per orang per hari yakni 10 persen dari total energi (200kkal). Konsumsi tersebut setara gula 4 sendok makan atau 50 gram per orang per hari.

Lawrence Haddad, Direktur Eksekutif Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) mengungkapkan, pola makan yang tidak sehat berkontribusi terhadap peningkatan obesitas dan kelebihan berat badan. Hal ini mengkhawatirkan di mana-mana, sehingga menghambat begitu banyak keluarga dan masyarakat untuk mencapai potensi mereka.

Dr. Rimbawan, Pakar Nutrisi dari IPB University menambahkan, jika konsumen akan mengonsumsi minuman dalam kemasan, mereka harus lebih cermat dalam memilihalternatif minuman yang lebih sehat. "Salah satu caranya adalah dengan menjadi konsumen yang cerdas dengan membaca informasi nilai gizi pada label kemasan pangan," paparnya dari keterangan tertulis, Jumat 26 Januari 2023.

Melihat hal tersebut, Super Indo pun meluncurkan Indikator Kandungan Gula pada produk minuman dalam kemasan bertepatan dengan Hari Gizi Nasional 2023. Dengan sistem navigasi kadar gula yang efektif bisa membantu membatasi konsumsi gula harian.

"Indikator kandungan gula ini bertujuan mengedukasi dan mengajak pelanggan untuk mengontrol jumlah konsumsi gula harian serta membantu pelanggan dalam mengambil keputusan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman," ungkap President Director Super Indo, Johan Boeijenga dari keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat 26 Januari 2023. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Terpasang di Rak

Pihaknya pun ingin menjadikan makanan sehat dapat diakses dan terjangkau di mana saja, kapan saja. Selain itu terlihat bahwa ada pergerakan ketertarikan yang lebih baik dalam hal kesehatan, kesejahteraan dan keberlanjutan di market tersebut.

dr. Esti Widiastuti, MScPH, Ketua Tim Kerja Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan mengungkapkan apresiasinya atas inisiasi Indikator Gula Pada Minuman Kemasan untuk hidup lebih sehat dan seimbang. "Hal ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku sehingga dan memberikan edukasi terkait batasan konsumsi gula," katanya.

Hal senada diungkapkan Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS,Ph.D, mengatakan pemberian informasi kadar gula dalam minuman kemasan yang dijual diseluruh gerai Super Indo akan mendorong kepada pelaku ritel lain ikut mengedukasi masyarakat. 

Adapun pengelompokan kandungan gula dalam setiap produk minuman dalam kemasan dipasang di ra kdan label harga. General Manager of Corporate Affairs & Sustainability Super Indo,  Yuvlinda Susanta mengatakan sistem navigasi kandungan gula atau “Indikator Gula” yang dipasang di semua gerai dimulai dengan minuman dan saat ini ada 5 kategori yaitu Jus, Minuman Siap Saji, Minuman Ringan, Tonik, dan Air minum dalam kemasan.

Pada tahap selanjutnya pihaknya akan memasukkan juga produk-produk Dairy sesuai rekomendasi BPOM, dan dalam waktu dekat ditargetkan adanya sistem navigasi nutrisipada produk makanan. Ia menuturkan, "Dengan adanya navigasi kadar gula di rak, pelanggan kami akan tertarik untuk memeriksa kadar gula pada label nutrition fact di setiap produk, sehingga membantu mereka dalam mengambil keputusan.

3 dari 4 halaman

Kebiasaan Tidur Tand Diabetes Tipe 2

Mengutip dari kanal Citizen Liputan6.com diabetes tipe 2 adalah kondisi umum yang menyebabkan naiknya kadar gula darah yang dapat memicu sejumlah gejala, termasuk yang menyerang saat menjelang tidur. Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebanyak 13 persen dari penduduk Indonesia mengalami penyakit diabetes. 

Budi mengatakan penyakit diabetes adalah ibu dari segala penyakit. Sebab, menurut dia, ketika seorang mengalami penyakit diabetes, maka akan timbul penyakit-penyakit lainnya. Diabetes sendiri terjadi ketika pankreas Anda memproduksi terlalu sedikit insulin atau tidak sama sekali.

Menurut laporan Mirror, tanda-tanda penyakit ini dapat bervariasi bagi tiap orang. Namun, Dokter Paul McArdle telah membagikan gejala utama diabetes tipe 2 yang "mungkin tidak Anda sadari" sebelumnya.

Dia mengatakan kepada Express: “Ketika kadar glukosa (sejenis gula) dalam darah terlalu tinggi dapat menyebabkan banyak gejala, namun penderita diabetes tipe 2 seringkali tidak memperhatikan gejala apa pun sebelum diagnosis."

4 dari 4 halaman

Ginjal Bekerja Keras

Minum lebih banyak air dikaitkan dengan peningkatan kebutuhan untuk buang air kecil yang menyertai diabetes, lantaran ginjal Anda bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan glukosa dari darah Anda. Glukosa akan menumpuk di urin Anda sehingga akibatnya, membawa banyak cairan, keterangan dari Mayo Clinic

Dokter McArdle menyarankan, "Jika Anda memiliki gejala-gejala ini dan berpikir Anda mungkin menderita diabetes tipe 2, hubungi dokter umum Anda untuk mendapatkan saran tentang pengujian."

Diabetes tidak harus hanya karena makan banyak gula. Itu bisa diwariskan dan sangat terkait dengan faktor gaya hidup lainnya. Obesitas, pola makan Anda secara keseluruhan, dan seberapa aktif Anda juga berkontribusi terhadap timbulnya diabetes. Pakar pun menjelaskan, "Meskipun gula belum tentu menjadi penyebab diabetes, menghilangkan sumber gula yang jelas dari makanan adalah langkah pertama yang penting jika Anda baru saja didiagnosis menderita diabetes tipe 2."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.