Sukses

Waspadai Risiko Permainan Lato-Lato, Sebaiknya Dimainkan Anak Mulai Usia Berapa Tahun?

Beredar kabar insiden bocah berusia 8 tahun harus jalani operasi mata akibat bermain lato-lato.

Liputan6.com, Jakarta - Lato-Lato kini semakin populer bagi masyarakat Indonesia. Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun keranjingan memainkan permainan jadul ini. Namun, publik, khususnya para orangtua, kini sepertinya harus mengingatkan pada anak-anaknya agar lebih berhati-hati saat memainkan lato-lato.

Pasalnya, beredar kabar bocah berusia delapan tahun harus operasi mata akibat bermain lato-lato. Insiden ini disebut terjadi di Kalimantan Barat dan tengah ramai jadi topik perbincangan daring.

Kondisi anak itu dilaporkan stabil dan tetap dapat melihat meski agak kabur. Ia pun masih harus menjalani perawatan. Meski begitu, belum ada keterangan resmi mengenai kebenaran berita tersebut.

Kabar lain datang dari Arsy, anak dari musisi Anang Hermansyah dan Ashanty. Bocah tujuh tahun ini juga ikut terkena demam lato-lato dan turut memainkannya.

Namun, kejadian tak mengenakkan menimpa Arsy saat memainkan benda tersebut. Adik sambung Aurel Hermansyah itu mengalami lebam di bagian tangannya akibat terkena mainan lato-lato. Hal itu terungkap dari Instagram Story sang kakak ipar, Atta Halilintar.

"Ini (lebam) gara-gara lato-lato?" tanya Atta dalam unggahan pada Minggu, 8 Januari 2023. "Iya, Arsy main lato-lato," jawab Arsy. Melihat kondisi tangan Arsy yang lebam tampaknya membuat Atta khawatir.

Ia bahkan menyarankan Arsy memainkan lato-lato yang sudah dibantu dengan pegangan agar tidak cedera. "Makanya mainin lato-latonya yang matic (pakai gagang),” kata Atta. "(Lato-lato) matic Arsy gak bisa, susah," jawab Arsy.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sisi Positif dan Negatif

Permainan lato-lato kini sedang hits di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Bahkan, Presiden Jokowi sempat memainkan lato-lato bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat mengunjungi sebuah pasar di Subang, beberapa pekan lalu.

Diketahui, lato-lato bukan mainan tradisional Indonesia, melainkan berasal dari Amerika Serikat (AS), yang juga sering disebut sebagai knockers atau ball clackers. Keseimbangan dan konsenterasi pemainnya jadi kunci keberhasilan memainkan lato-lato.

Di sisi lain, Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Cabang Sumenep, Kiai Zamzami Sabiq Hamid, mengungkap sisi positif dan negatif dari permainan tersebut. Menurut dia, mengganggu atau tidaknya permainan lato-lato yang sedang viral, tergantung penggunaannya.

Jika penggunaannya pada waktu dan situasi yang tepat, serta dengan durasi permainan yang tidak berlebihan, tentu praktiknya tidak mengganggu. "Namun jika berlebihan, ditambah dimainkan di waktu dan situasi yang tidak tepat, tentu akan sangat mengganggu," ungkapnya, dikutip dari NU Online, Senin (9/1/2023). 

Dijelaskan, ada beberapa sisi positif permainan lato-lato. Lato-lato bisa mengalihkan dan mengurangi dampak kecanduan gawai yang saat ini banyak dialami anak-anak. Permainan ini pun bisa menstimulasi kemampuan motorik anak, serta meningkatkan fungsi koordinasi antara kemampuan kognitif dan motorik.

3 dari 4 halaman

Usia yang Tepat

Kiai Zamzami menyebut, "Fungsi koordinasi antara kognitif dan motorik halus di tangan anak ini terjadi ketika anak berusaha memainkan lato-lato hingga menimbulkan bunyi etek-etek." Saat dimainkan bersama teman sebaya, itu akan meningkatkan perkembangan sosio emosional anak. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kecerdasan emosional anak.

Sedangkan sisi negatif maupun risiko dari permainan lato-lato di antaranya adalah dapat menimbulkan tangan bengkak, kepala benjol jika terkena kepala, terkena mata, dan  tak jarang memicu pertikaian antar pemain setelahnya.

Dia menegaskan, anak usia delapan tahun ke atas telah memiliki kemampuan kognitif untuk menangkap aturan saat bermain lato-lato, baik dilakukan secara sendiri maupun bersama teman. Kiai Zamzami mengutarakan, bahaya bisa terjadi jika permainan lato-lato dilakukan anak di usia yang kurang tepat atau meski di usia yang tepat, tapi dilakukan secara berlebihan.

Secara teoritis, usia yang tepat untuk permainan lato-lato sebaiknya dimainkan pada usia delapan tahun ke atas, sebagaimana telah disinggung. Hal ini mengacu pada teori tahap bermain anak menurut Jean Piaget, salah satu tokoh psikologi asal Swiss, yang menerangkan bahwa bermain semestinya berdasarkan usia dan perkembangan kognitif anak.

4 dari 4 halaman

Langkah Bermain Lato-Lato

"Tahapan yang diuraikan oleh Jean Piaget adalah Sensory Motor Play (usia 0-2 tahun), Symbolic atau Make Believe Play (usia 2-7 tahun), Social Play Games With Rules (8-11 tahun), dan Games With Rules and Sport (11 tahun ke atas)," terang Kiai Zamzami.

Kalau Anda ingin tetap bermain lato-lato, mungkin ada baiknya untuk menyimak tips berikut. Mengutip laman Tokopedia, berikut lima langkah bermain lato-lato.

1. Pastikan kedua bola berada di posisi yang seimbang.

2. Jepit bagian tengah tali lato-lato di antara jari tengah. Gunakan jari yang paling nyaman untuk menahan beban, seperti di antara jari telunjuk dan jari tengah.

3. Setelah itu, pantulkan bola lato-lato dengan menggoyangkan tangan ke atas dan bawah. Awalnya lakukan secara perlahan, lalu semakin lama semakin cepat.

4. Goyangkan tangan hingga bola lato-lato berbenturan dan menimbulkan bunyi bertubi-tubi.

5. Jika sudah mengetahui ritmenya, Anda bisa mencoba berbagai trik untuk menghasilkan pantulan dan bunyi lato-lato sesuai keinginan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.