Sukses

Indonesia Targetkan Kunjungan 253 Ribu Turis China di 2023, Bagaimana Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19?

Pada 8 Januari 2023, China akan kembali mengizinkan warganya bepergian ke luar negeri di tengah melonjaknya kasus COVID-19 di negara itu.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Kesehatan Nasional China telah mengumumkan pada 26 Desember 2022 bahwa mulai 8 Januari 2023, pelancong tidak lagi perlu dikarantina saat tiba di negara itu. Mereka mengakhiri kebijakan penangan COVID-19 yang berlangsung selama hampir tiga tahun.

Pihak berwenang juga mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan warga China berlibur ke luar negeri. Sebagaimana diketahui, pemerintah China telah mencegah warganya mendapatkan paspor atau meninggalkan negara itu selama pandemi. Mereka hanya diizinkan pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis, dikutip dari Mothership, Senin (2/1/2023).

Terkait aturan terbaru yang akan berlaku akhir pekan ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menyambut positif penghapusan kebijakan karantina di Negeri Tirai Bambu. Indonesia juga disebut siap menyambut kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok.

"Sebelum pandemi, wisman Tiongkok mencatat dua juta kedatangan (ke Indonesia), dan pada 2023, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), target kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia adalah 253 ribu," kata Sandi dalam online weekly press briefing, Senin (2/1/2023).

Mengingat perbatasan Tiongkok dibuka di tengah lonjakan kasus COVID-19 di sana, izin kunjungan ke Indonesia dilakukan dengan "prinsip terbuka dan penuh kehati-hatian," kata Sandi. Namun, tidak seperti negara-negara lain, termasuk Jepang, Korea Selatan, Italia, Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Australia, Indonesia tidak menetapkan aturan turis China wajib melampirkan hasil tes negatif COVID-19.

"Aturan pelancong internasional masuk ke Indonesia masih menggunakan Surat Edaran Satgas Nomor 25 Tahun 2022, yang mana tidak ada (pelampiran) tes PCR," tuturnya. "Tidak ada juga semacam travel warning. (Kami ingin) membangun narasi bahwa Indonesia menyambut wisman Tiongkok dengan terbuka."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menerapkan CHSE

Namun demikian, Sandi menyambung, praktik ini dilakukan dengan "bingkai protokol kesehatan yang ketat." Ia berbagi, "Dari dalam negeri, kami terus menggalakkan CHSE (Cleanliness atau kebersihan, Health atau kesehatan, Safety atau keamanan, dan Environment Sustainability atau kelestarian lingkungan)."

"Kami juga memastikan (bahwa) destinasi tersertifikasi (CHSE). Vaksinasi pun akan digenjot, khususnya booster, supaya bisa menyambut wisman dari Tiongkok dengan baik," ia mengatakan. "Informasi dari Kemenkes, (tingkat) kekebalan kita sudah di atas 98 persen." 

Target pariwisata berkualitas dan berkelanjutan yang berfokus pada wisata alam dan budaya, peningkatan lama tinggal, dan kualitas belanja juga disebut Sandi akan didorong untuk dipatuhi, termasuk oleh agen perjalanan yang menargetkan wisman China. "Kami kejar (target kunjungan wisman Tiongkok tahun 2023), namun tetap dengan kewaspadaan," katanya.

Meningkatnya jumlah penerbangan dari China, kata Sandi, diharapkan bisa dimulai dari tiga titik inbound, yakni  Guangzhou, Shanghai, dan Beijing. "Sudah ada beberapa permintaan dari maskapai internasional sambil menunggu kesiapan Garuda Indonesia menyediakan penerbangan direct," sebut Menparekraf.

 

3 dari 4 halaman

Menambah Jumlah Penerbangan

Sandi menyambung, pihaknya juga berharap Lion Air Group bisa mengisi permintaan penerbangan langsung dari China. Ia menyebut, beberapa maskapai internasional yang sudah meminta izin penerbangan ke Indonesia dari China adalah Air China, China Eastern, dan China Soutern.

"Seiring waktu akan ditingkatkan jumlah penerbangannya, dengan perkiraan pemenuhan target kunjungan mulai terlihat di kuartal pertama tahun 2023," katanya.

Seperti Indonesia, Singapura juga mempertahankan aturan COVID-19 yang berlaku untuk pelancong dari China. Melansir Strait Times, pelancong yang tidak divaksinasi penuh, berdasarkan definisi Organisasi Kesehatan Dunia, perlu menjalani tes pra-keberangkatan sebelum dapat memasuki negara itu, kata Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), pekan lalu.

Pengunjung jangka pendek juga diharuskan membeli asuransi untuk biaya pengobatan terkait COVID-19. Tindakan perbatasan yang berlaku dan persyaratan vaksinasi untuk pelancong dan pemegang izin kerja dari Tiongkok tetap tidak berubah.

MOH mengatakan, pihaknya sedang memantau dengan cermat situasi COVID-19 internasional dan akan menyesuaikan langkah-langkah kesehatan perbatasan jika diperlukan.

 

4 dari 4 halaman

Tujuan Populer Wisman Tiongkok

Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, sebelumnya menyatakan keprihatinannya tentang kemungkinan varian baru yang muncul dari potensi lonjakan kasus COVID-9 di China.

Seiring pengumuman China akan membuka kembali perbatasannya, penduduk setempat bergegas merencanakan perjalanan ke luar negeri untuk Tahun Baru Imlek pada akhir Januari, menurut Trip.com Group, lapor CNBC.

Dalam waktu setengah jam setelah perubahan kebijakan diumumkan, penelusuran untuk perjalanan ke luar negeri melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun, kata perusahaan pemesanan perjalanan tersebut.

Tidak ada Indonesia, Jepang, Thailand, Korea Selatan, AS, Singapura, Malaysia, Australia, dan Inggris masuk dalam daftar 10 tujuan teratas di luar daratan dengan volume pencarian yang tumbuh paling cepat, kata perusahaan itu. Makau dan Hong Kong juga masuk dalam daftar.

Tahun Baru Imlek, juga dikenal sebagai Festival Musim Semi, adalah salah satu hari libur terbesar di Tiongkok. Pada 2023, periode liburan berlangsung dari 21 hingga 27 Januari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.