Sukses

Tren Staycation Masih Berlanjut di 2023, 3 Daerah Jadi Destinasi Favorit

Tren staycation dalam setahun terakhir berdampak pada kenaikan tingkat hunian kamar hotel berbintang sebesar 49,85 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Selama pandemi, beberapa pola kehidupan manusia berubah. Salah satu contohnya adalah dalam berwisata. Ada tren baru bermunculan di bidang wisata, termasuk staycation.

Menurut Co Founder & Chief Market Officer Tiket.com, Geary Undarsa, tren wisata di tahun yang akan datang tak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni hanya melanjutkan tren yang telah ada sebelumnya.

"Menurut saya pola traveling berikutnya tetap mengikuti dengan apa yang ada kemarin pada saat pandemi, seperti tren staycation," terangnya dalam Webinar Nasional tiket.com bertajuk New Paradigm of Indonesia Tourism Industry Trend 2023, Selasa, 13 Desember 2022.

"Selain meluncurkan berbagai program promo yang bertujuan untuk menambah minat masyarakat untuk berwisata, kami juga terus bersinergi dengan Kemenpaekraf untuk mendukung berbagai program pemerintah, khususnya program pemberdayaan bagi pelaku usaha wisata dan program yang berbasis riset, sehingga upaya pemulihan serta pertumbuhan industri pariwisata dapat tercapai dengan lebih solid," tambahnya.

Gaery mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Mei 2021--Mei 2022 yang menyebutkan bahwa popularitas staycation dalam setahun terakhir berdampak pada kenaikan tingkat hunian kamar hotel berbintang sebesar 49,85 persen. Berdasarkan data tiket. com, prediksi tren itu juga terefleksi dari pemesanan akomodasi vila dan apartemen selama 2022 yang meningkat dua kali lipat dari sebelum pandemi.

Peningkatan pemesanan tersebut mencapai angka 204 persen. Tiga daerah tujuan staycation terfavorit masyarakat adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berpikir Rasional

Gaery menambahkan, ancaman resesi membuat sebagian masyarakat cenderung memilih liburan di dalam negeri dan tidak jauh dari rumah, di mana mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk tiket pesawat, paspor, dan visa. Situasi itu membuat staycation masih akan menjadi tren di 2023.

Sementara, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Addin Maulana mengatakan bahwa tren traveling tetap menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini. "Contohnya, wisatawan akan berpikir rasional ketika sedang ada kritis terkait dengan terorisme mereka akan mengutamakan safety dan security," ucap Addin.

"Ketika sedang di masa pandemi saat ini, apa pun yang terkait dengan kesehatan pasti mereka pertimbangkan," lanjutnya. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga memprediksi tren traveling yang kemungkinan cukup diminati pada tahun depan. Dia menilai ada pergeseran paradigma dalam berwisata, yaitu wisatawan akan mencari kegiatan wisata atau liburan untuk kesehatan mental dan pikirannya.  

3 dari 4 halaman

Pengalaman Baru

"Wellness tourism makin meningkat, orang ingin healing, healing itu bukan buat physical being, tapi untuk benerin feeling. Refreshing yang tidak bikin kantong kering, apalagi kepala pening dan inilah yang disebut wellness tourism," tutur Sandiaga Uno.

Sandiaga mengatakan wisatawan akan mencari destinasi baru untuk menghabiskan liburan. Hal ini disusul dengan kemunculan off-grid travel, yang semakin banyak wisatawan yang menginginkan pengalaman baru. Dia juga mengapresiasi semua pihak yang terus berkolaborasi untuk bangkitnya pariwisata nusantara serta meningkatkan resiliensi industri yang sempat terhantam dengan keras saat pandemi.

Menurut Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, tren konsumen kini menunjukkan bahwa wisatawan lebih mengutamakan unsur kesehatan dan keamanan dalam berwisata. "Ke depan pengambilan keputusan perjalanan berkaitan faktor kualitas terkait dengan mindfullness (kesadaran), sensastion shifting (pergeseran rasa), culture immersion (pendalaman budaya), dan pengaturan perjalanan yang berkualitas," jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini wisatawan cenderung mengedepankan masalah kesehatan dan memilih wisata yang ramah lingkungan. 

4 dari 4 halaman

3 Tren Wisata Lainnya

Dampak pandemi Covid-19 membuat masyarakat mulai menempatkan masalah kesehatan dan kebersihan menjadi yang utama, dan aktivitas di outdoor serta masalah sustainabilty juga menjadi bagian fokus masyarakat. "Orang lebih concern mengenai masalah kesehatan, kemudian lebih manfaatkan digitalisasi," ujarnya.

Selain staycation, tren wisata lainnya di tahun depan menurut Kemenparekraf adalah sebagai berikut:

1. Wellness Retreats

Perjalanan wisata akan ditujukan untuk membawa kesehatan pikiran tubuh dan jiwa pada 2023. Wisatawan akan mencari aktivitas mencari kedamaian dan kesenangan termasuk cara-cara yang kurang konvensional untuk merasakan kebahagiaan.

2. Cultural Experiences

Semakin banyak wisatawan yang ingin merasakan budaya baru dalam perjalanan mereka. Mereka ingin merasakan budaya makanan dan bahasa baru, dan bepergian ke tempat yang underrated.  "Wisatawan bisa saja kembali ke daerah atau kota yang pernah mereka kunjungi, tapi mereka akan lebih mencari tempat-tempat yang menarik tapi belum terlalu populer, istilahnya hidden gem, bakal lebih diminati," ucap Sandi.

3. Off-grid travel

Banyak wisatawan ingin terhubung kembali dengan alam. Diperkirakan sebanyak 60 persen wisatawan berkeinginan untuk berwisata secara unplugged (tidak terkoneksi dengan gawai), lalu berkemah, ekowisata dan glamping akan tetap populer.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.