Sukses

Manfaat Menanam Mangrove di Tempat Wisata, Lebih Manusiawi sampai Meredam Gelombang Tsunami

Kemenparekraf telah memiliki program penanaman mangrove di lima destinasi wisata mangrove untuk mendukung pengurangan emisi karbon.

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) meluncurkan gerakan penanaman 1 miliar pohon. Mereka memfokuskan pada penanaman pohon mangrove yang rencananya akan dilaksanakan pada 18 Desember 2022 di pesisir pantai Jakarta. Kegiatan tersebut menargetkan bisa menanam 10.ribu bibit mangrove yang diikuti oleh 500--1000 peserta. 

"ICMI ingin berkontribusi langsung, ingin memberikan warna terhadap lingkungan Indonesia, yaitu dengan pendekatan menanam pohon satu miliar di Indonesia," kata Wakil Ketua Umum ICMI, Prof Jafar Hafsah dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di kantor Kemenparekraf, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin, 31 Oktober 2022.

Penanaman itu akan difokuskan terutama di tempat wisata. Ia berharap penanaman itu akan membuat lokasi lebih indah, sejuk, dan manusiawi. "Dan lebih ke rahmatan lil alamin, lebih memberikan nuansa kehidupan kedamaian kepada kita, kepada seluruh makhluk hidup," imbuh dia seraya menyebut kegiatan akan dimeriahkan dengan pertunjukan kolosal seni dan budaya.

Jafar menambahkan, satu lagi manfaat pohon mangrove yang mungkin belum banyak diketahui, yaitu bisa meredam atau mengurangi gelombang badai dan tsunami. “Tumbuhan mangrove ini punya akar kokoh,yang bisa meredam gelombang, badai dan tsunami. Pohon ini makin banyak ditanam di daerah pantai, termasuk di Aceh yang pernah mengalami bencana tsunami,” terangnya.

Mangrove atau bakau adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat air payau dan air laut. Mangrove merupakan tanaman hasil dari kegiatan budidaya atau diambil dari alam. Tanaman mangrove tidak dilindungi/dilarang untuk memanfaatkan bagian-bagian tanaman tersebut, misalnya dimanfaatkan untuk dijadikan bahan baku kosmetik/farmasi atau bahan tambahan tekstil.

Inisiatif tersebut diapresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno karena mendukung upaya konservasi alam. Mungkin kita bisa buka kolaborasi dengan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf yang sudah memiliki program ecotourism," ujar Sandi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Target Net Zero

Kemenparekraf juga memiliki program penanaman mangrove di lima destinasi wisata mangrove untuk mendukung pengurangan emisi karbon. Lokasinya berada di Plataran Menjangan Taman Nasional Bali Barat, Mangrove Tembudan Berseri Berau Kalimatan Timur, Pantai tiga Warna (Clungup Mangrove Conservation/CMC) Malang, Bukit Peramun Bangka Belitung, dan Taman Wisata Mangrove Klawalu Sorong (Papua Barat).

"Ini ada lima destinasi yang mungkin bisa kita kolaborasikan dan bisa kita sinergikan untuk mendukung 1 miliar pohon," ucap Sandiaga.

Dia menambahkan, Indonesia memiliki kawasan mangrove seluas 4,7 juta hektare, dan telah menargetkan perbaikan dan pemulihan kawasan mangrove seluas 600.000 hektare pada 2024. Pencapaian target ini harus didukung semua pihak baik pemerintah, BUMN, swasta, dan masyarakat.

"Target kami adalah net zero strategi, di tahun 2034 kita akan menargetkan mengurangi emisi karbon sebanyak lima persen dari delapan persen, dan ini menggunakan Carbon Calculator," terangnya.  Sementara itu, Jafar berharap Gerakan Penanaman 1 Miliar Pohon itu bisa mendukung pariwisata yang berkelanjutan.

 

3 dari 4 halaman

Melestarikan Kawasan Mangrove

Melansir laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan/atau padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan, terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan.

Kerusakan ini tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga untuk manusia. Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang lingkungan terus menyosialisasikan manfaat mangrove. Hal ini mendukung kesadaran masyarakat bahwa mangrove memang penting untuk melindungi lingkungan.

Melestarikan kawasan mangrove adalah usaha yang sangat baik untuk menstabilkan kondisi lingkungan dan menyelamatkan semua habitat di hutan mangrove. Tanaman mangrove juga bermanfaat untuk melindungi pantai dari erosi. Tanaman bakau yang tumbuh di tepi pantai dapat melindungi dataran dari hempasan ombak secara langsung karena terlindungi oleh tanaman bakau.

Mangrove juga bisa berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca. Itu karena pohonnya bisa menyerap karbon lima kali lipat lebih banyak daripada pohon di daratan.

 

4 dari 4 halaman

Meningkatkan Ekonomi Masyarakat

Hutan mangrove menjadi salah satu tempat yang bisa menjaga perbatasan antara kawasan darat dan laut. Erosi pantai akan terus menggerus permukaan bumi sehingga mengancam lingkungan manusia, bahkan kondisi serius bisa menjadi bencana alam yang besar.

Hutan mangrove menjadi salah satu sarana yang sangat penting untuk menyelamatkan garis pantai dari perairan laut. Tanah bisa masuk ke dalam air laut secara terus menerus, karena bagian tanah tersebut bersentuhan secara langsung dengan air laut. Hutan mangrove secara ekologis bisa melindungi tanah di sekitar laut karena lapisan tanah lebih padat dengan adanya pohon mangrove.

Pohon mangrove yang banyak ditanam pada hutan mangrove bisa dipanen seperti jenis tumbuhan lain. Hasil panen bisa diolah menjadi berbagai benda hiasan atau kerajinan. Upaya ini sangat penting untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang tinggal dekat kawasan pohon atau hutan mangrove.

Kawasan hutan mangrove juga bisa dikembangkan menjadi salah satu objek wisata. Pariwisata akan memberikan dampak ekonomi yang sangat baik untuk masyarakat di sekitarnya dan negara secara khusus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.