Sukses

Pusat Pengumpulan Susu Bantu Berdayakan Peternak Sapi Perah Lokal

Banyak peternak sapi perah lokal masih gunakan cara manual untuk memerah susu sapi. Cara itu berisiko terhadap kehigienisan produk.

Liputan6.com, Jakarta - Upaya membangkitkan kiprah para peternak sapi perah lokal dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk dukungan. Salah satunya adalah komitmen kemitraan yang dilaksanakan oleh perusahaan susu di Indonesia, Greenfields bernama Kemitraan Sapi Perah Greenfields (KSG).

Head of Dairy Farm Development and Sustainability, Government Environment and Safety Farm Greenfields Indonesia, Heru Setyo Prabowo menyebut pihaknya memiliki 'Greenfields Farming Philosophy' yang memastikan semua ternak sapi dipelihara dengan baik. Filosofi ini juga berupaya menyuguhkan produk susu segar berkualitas bagus dengan melalui proses pengelolaan yang baik pula.

"Program kemitraan peternak di Malang dan Blitar merupakan program pembinaan yang tergabung dalam Kemitraan Sapi Perah Greenfields untuk meningkatkan kesejahteraan peternak dan masyarakat sekitar peternakan melalui peningkatan produktivitas dan kualitas sapi perah," kata Heru dalam bincang daring yang digelar pada Rabu, 31 Agustus 2022.

Upaya ini, dikatakan Heru, juga sebagai komitmen pihaknya berinvestasi di Malang dan Blitar dalam memenuhi pilar-pilar ketahanan pangan nasional dengan susu sebagai salah satu komoditi di dalamnya. Terkait KSG, Heru menyebut hingga kini telah ada 170 peternak sapi perah yang tergabung dalam program tersebut.

"Produk dari peternak kita tampung dalam milk collection center (MCC). Program ini juga memberi dukungan pembinaan, penyediaan pakan berkualitas bagus, dan support kesehatan hewan, termasuk reproduksi dan pembelian susu dari peternak," tambah Heru.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dukung Peternak

Milk collection center disebut Heru adalah tempat yang disiapkan untuk menampung semua susu yang dihasilkan. Tak sedikit peternak yang masih menggunakan cara manual, yakni memakai tangan memerah susu sapi.

"Ini memerlukan kehigienisan dan segera mendinginkan susu. Fungsi MCC signifikan karena bisa membuat proses pendinginan lebih cepat dan disimpan dalam kondisi dingin. Ini proses kunci untuk menjaga kualitas susu segar," terang Heru.

Ia melanjutkan, proses pendinginan dilakukan segera setelah proses penyetoran susu. Sebelum disetor, pihaknya akan mengecek kualitas dan menimbang susu.

"Mengecek kualitas cukup ketat, semua harus dites sehingga harga yang diterapkan terhadap susu tersebut tergantung kualitas dan menghindari upaya pemalsuan," ungkapnya.

Program kemitraan ini juga telah terkomputerisasi dengan setiap peternak memiliki data dan pencocokan identitas. Kualitas susu yang dihasilkan juga masuk ke dalam data.

"Sehingga saat peternak dapat bukti penyetoran, informasi kualitas susu, volume susu, dan berapa uang yang didapatkan," kata Heru.

3 dari 4 halaman

Milk Collection Center

"Proses transparansi kita terapkan untuk merangsang peternak mengembangkan peternakan dan menjaga kualitas karena makin bagus kualitas, makin naik harga susunya," terang Heru.

Selain itu, Greenfields juga membuka MCC yang ketiga yang berlokasi di daerah Pijiombo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Heru berharap kehadiran MCC ini dapat memperluas kemitraan dengan masyarakat dan berupaya meningkatkan jumlah peternak.

Melalui kemitraan ini, dikatakan Heru, ada sekitar 10 ton susu per hari yang dihasilkan. "Berharap bisa dobel sampai tahun depan dan dapat memperluas cakupan manfaat dan distribusi dengan peternak Gunung Kawi dan Blitar.

Dalam proses mendapatkan kualitas susu yang baik, Greenfields memiliki dua standar, yakni kualitas nutrisi dan kualitas kebersihan. Dari segi kualitas nutrisi, mengandung lemak, protein, dan bahan-bahan lainnya yang non lemak, vitamin, hingga mineral yang terkumpul dalam TS atau Total Solid sebagai patokan utama untuk menentukan kualitas susu dengan kisaran di atas 12 persen.

4 dari 4 halaman

Upah Peternak

"Peternak bisa menghasilkan susu segar TS di atas 12 persen, misal 100 kilogram susu, ada nilai nutrisi 12 kilogram, makin tinggi TS, makin bagus. Kedua, dari sisi kandungan bakteri yang menentukan seberapa bersih proses pemerahan karena memengaruhi kualitas," ungkapnya.

Semua proses pengecekan susu dijelaskan Heru dilakukan setiap hari demi menjaga kualitas. Lantas, berapa uang yang diterima peternak untuk susu yang mereka bawa?

"Peternak membawa susu TS 12,7 persen dan bisa menerima Rp7.100. Rata-rata saat ini mereka menerima antara Rp6.700--Rp6.800 per liter dengan kualitas rata-rata yang diterima MCC," terangnya.

Ketua Kelompok Ternak Jambuwer dan Mitra KSG, Kardani menyampaikan dirinya sudah tergabung dalam KSG selama 14 tahun atau lebih tepatnya sejak awal program ini dihadirkan pada 2008 lalu. Selama itu pula, pendampingan selalu dihadirkan Greenfields dalam perawatan sapi, pemberian paka, hingga standar kandang sapi.

"Kami tertarik untuk merawat sapi perah dan sangat bersemangat karena butuh penopang ekonomi keluarga yang bagus. Jadi kami bertekad dari tidak mengerti sapi perah, sudah berjalan selama dua tahun sedikit-seikit merasakan hasilnya dan semangat berjuang untuk memutar roda ekonomi terutama untuk keluarga," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.