Sukses

Kapan Waktu Terbaik Berwisata ke Maladewa?

Liputan6.com, Jakarta - Maladewa merupakan salah satu destinasi wisata populer di dunia yang kembali gencari berpromosi. Pemandangan alam yang indah dan beragam resort dengan fasilitas mewah menjadi daya tarik utama sektor pariwisata di negara kepulauan yang berada di Samudra Hindia itu.

Tapi, kapankah waktu yang tepat untuk mengunjungi Maladewa? Jawabannya tergantung Anda. Jika kriteria waktu terbaik adalah tidak di musim monsun, bulan September hingga April menjadi favorit para pelancong. Kondisi cuaca pada umumnya cerah, mereka bisa menikmati matahari dengan sedikit risiko angin kencang menerbangkan pasir pantai dan membuat situasi tak nyaman.

"Mei sampai Agustus ini adalah low season. Kami tetap kedatangan tamu, tapi tak sebanyak high season. Seperti yang Anda lihat, cuaca bisa berubah tiba-tiba hujan seperti saat ini," kata Emelyn Nanglegan, marketing executive Pullman Maamutaa Maldives Resort, kepada Liputan6.com, akhir Juni 2022 lalu.

Dengan tingkat kunjungan yang rendah, Anda yang menyukai privasi tentu akan lebih senang. Tidak akan banyak bertemu orang lain seolah sedang berlibur di pulau pribadi. Plusnya lagi, tarif akomodasi juga relatif lebih rendah dibandingkan saat high season.

Lagipula, cuaca buruk tidak berlangsung setiap hari. Saat Liputan6.com mengunjungi wisata Maladewa atas undangan Maldives Marketing & Public Relations Corporation (MMPRC), cuaca di Male, ibu kota Maladewa, sangat cerah. Kecepatan angin juga terbilang normal sehingga seaplane masih diizinkan terbang.

Cuaca cerah itu bertahan dua hari, sebelum berganti dengan hujan ringan. Sementara, angin kencang yang memicu peringatan keamanan dari pengelola resor baru terjadi pada hari keempat. Itu pun tak berlangsung seharian, walau hujan masih terus turun hingga penutup hari.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Okupansi Hotel

Dalam periode kunjungan rendah, Pullman Maldives nyatanya banyak dikunjungi tamu. Emelyn mengungkap tingkat okupansi hotel saat itu sekitar 60 persen.

Seluruh tamu berasal dari luar Maladewa. Saat itu mayoritas berasal dari Amerika Serikat, disusul tamu dari Eropa. Tamu dari Korea Selatan juga menunjukkan peningkatan dalam tiga bulan terakhir, tetapi sangat sedikit pengunjung dari Indonesia, Jepang, dan India. Bahkan, tamu dari Tiongkok tidak ada sama sekali mengingat perbatasan mereka masih ketat karena pendekatan strategi mengatasi pandemi Covid-19 dari banyak negara lain di dunia.

"Kami sangat beruntung ketika kami buka pada saat pandemi, Qatar Airways menghadirkan penawaran spesial. Kalau tak salah, mereka menawarkan tiket di bawah 900 dolar AS dari Brasil ke sini. Jadi selama pandemi, kami justru penuh. Kami sangat sibuk karena warga Brasil melancong," tutut Emelyn.

Dikutip dari laman Visit Maldives, Minggu (14/8/2022), negara itu tidak lagi memberlakukan kewajiban tes PCR bagi para wisatawan dari luar negeri, asalkan mereka sudah divaksinasi Covid-19 minimal dua dosis. Maladewa menargetkan 1 juta kunjungan wisatawan dari luar negeri pada tahun ini, meski situasi pandemi Covid-19 masih berlangsung dan konflik geopolitik terjadi.

"Ini adalah kesempatan yang menggembirakan, untuk dapat menyambut satu juta wisatawan ke pantai kami meskipun ada rintangan yang kami hadapi. Ini adalah upaya gabungan dari otoritas pemerintah, pembuat kebijakan, karyawan sektor pariwisata, dan pemangku kepentingan yang bekerja keras, siang dan malam, untuk sampai ke sini," kata CEO dan Direktur Pelaksana MMPRC Thoyyib Mohamed.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Pasar Utama

Presiden Maldewa Ibrahim Mohamed Soleh sebelumnya mengumumkan bahwa Maladewa berusaha menarik 1,6 juta pengunjung pada 2022. Hingga 31 Juli 2022, India masih menjadi target utama pasar ke Maladewa dengan 136.828 pengunjung, diikuti oleh Inggris dengan 109.926 pengunjung.

Posisi berikutnya disusul Rusia dengan 101.409 pengunjung, Jerman dengan 76.224 pengunjung, dan Italia dengan 53.588 orang. Sisa dari 10 pasar teratas adalah Amerika Serikat, Prancis, Arab Saudi, Swiss, dan Spanyol.

India telah mempertahankan posisinya di tiga negara teratas ke Maladewa sejak awal pandemi, terutama ketika China menutup perbatasan mereka untuk perjalanan internasional. Sampai hari ini, perbatasan China tetap ditutup. MMPRC menyebut sudah melakukan 16 kegiatan promosi di India, termasuk terlibat dalam pameran terkemuka.

"Selain itu, kami melakukan roadshow, beberapa perjalanan sosialisasi, webinar, dan kampanye dengan publikasi terkemuka dan perusahaan pariwisata. Upaya ini telah memainkan peran penting dalam memposisikan India sebagai pasar sumber utama untuk Maladewa tahun ini," kata Thoyyib.

Tak heran bila India menjadi target utama karena jarak antara kedua negara relatif dekat. Populasi golongan menengah atas di India juga cukup besar.

4 dari 4 halaman

Promosi di Indonesia

Promosi juga dilakukan dengan menggelar perjalanan familiarisation trip untuk media dan influencer di Indonesia pada 23--28 Juni 2022 Tujuannya untuk mempromosikan petualangan dan pengalaman menyelam yang tersedia di Maladewa. 

Selama di Maladewa, tim tinggal di Kuramathi Maldives, Pullman Maldives Maamutaa, dan Mercure Maldives Koodoo untuk merasakan keramahan Maldives, cita rasa dan seni kuliner, dan pengalaman serta layanan unik yang tersedia di resor ini. Perjalanan ini membantu mempromosikan segmen menyelam di Maldives, dengan menampilkan fasilitas menyelam dan pengalaman yang relevan.

"Perjalanan tersebut dilakukan sebagai bagian dari strategi pemasaran kami untuk pasar Indonesia. Strategi ini didasarkan pada promosi Maldives dengan membangun brand awareness bahwa Maldives adalah satu tujuan teraman, melalui visibilitas digital di Indonesia," kata MMPRC dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Pada 2019, Maladewa menyambut lebih dari 4,000 turis dari Indonesia, sementara pada 2021, terdapat lebih dari 950 kedatangan dari Indonesia. Dari Januari hingga April 2022, sudah ada 365 kedatangan dari Indonesia dan ditargetkan bisa mendatangkan sekitar 30 juta kunjungan wisatawan dari Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.