Sukses

Kanye West Semprot Adidas, Mengaku Tak Dilibatkan dalam Desain Sneaker Yeezy

Kanye West juga mengklaim bahwa Adidas memperlambat produksi pada kemitraan Yeezy Gap dengan Balenciaga.

Liputan6.com, Jakarta - Kanye West geram dengan Adidas. Rapper itu meluapkan emosinya di Instagram pada pengecer yang menangani manufaktur dan distribusi merek snaker-nya, Yeezy. Pesan panjang itu ditegaskan West, sebagaimana dibagikan Complex Tuesday, melansir Page Six, Kamis (4/8/2022).

2 Juli 2022 diperingati sebagai Hari Yeezy, ketika Adidas mengeluarkan desain baru dan mengeluarkan stok lama item tersebut. Tapi, West mengklaim raksasa atletik itu tidak meminta masukannya sebelum membuat acara belanja tahunan.

"Adidas membuat Hari Yeezy tanpa persetujuan saya," West mengawali. Ia juga menuduh bahwa merek tersebut membawa kembali gaya lama, memilih warna dan menamainya, mempekerjakan orang yang bekerja untuknya, mencuri colorways dan gaya sneaker, serta menyewa seorang manajer umum.

Itu semua diklaim dilakukan tanpa sepengetahuan atau persetujuan rapper berusia 45 tahun tersebut. West juga mengklaim bahwa Adidas "memperlambat produksi" pada kemitraan Yeezy Gap dengan Balenciaga, mencegah West merilis alas kaki sebagai bagian dari kolaborasi meskipun kontrak diduga mengizinkannya untuk merancang "sepatu kasual" di luar payung Adidas.

West juga mengulangi keluhan sebelumnya bahwa pengecer sepatu tersebut telah "meniru" slide Yeezy-nya dengan gaya Adilette 22 yang dirilis sebagai bagian dari koleksi Adidas Originals. Pelantun Yeezus itu menyelesaikan suratnya dengan mengklaim bahwa Yeezy menyumbang 68 persen penjualan online Adidas, dengan menulis, "Tuhan turun tangan."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kontroversi Sebelumnya

Bulan lalu, rilisan terbaru sneaker Yeezy telah membuat publik bertanya-tanya apakah itu benar-benar sepatu. Ini terlepas dari fakta bahwa lini sepatu milik Kanye West, atau yang kini bernama Ye, itu acap kali mengeluarkan model alas kaki unik.

Yeezy 450 "Sulfur," yang menampilkan garis dinamis dan tali pengikat di sekitar pergelangan kaki agar lebih pas, dirilis pada 7 Mei 2022 dengan harga 200 dolar AS (sekitar Rp2,9 juta), melansir Says. Pengguna Twitter dengan akun @theyeezymafia kedapatan berbagi gambar sepatu itu, dan meminta pendapat warganet tentang item tersebut.

Beberapa dengan cepat berkomentar betapa miripnya sepatu tersebut dengan durian. "Saya tidak tahu apa yang Anda bicarakan. Sepatu apa? Itu adalah durian," kelakar salah satu pengguna Twitter.

Di samping, beberapa pengguna juga mencatat bagaimana sepatu itu terlihat mirip makanan lain, seperti pangsit. Di antara mereka yang mengomentari sepatu tersebut, ada jaringan Greggs dari Inggris, yang memiliki lebih dari dua ribu gerai yang menjual sandwich dan kue kering.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Tidak Selalu Mulus

Pengguna lain menulis, "Dua gulungan sosis pendek dari multipack." Padahal, The Strait Times mencatat, sneaker ini menggabungkan desain West dan teknologi inovatif Adidas.

Beberapa pengguna Twitter menyamakan alas kaki tersebut dengan gyoza, karena penampilannya yang berlipit. Satu tweet bertanya, "Saus celup apa yang tersedia untuk menemani penyajian mereka?" Yang lain menemukan warna kuning mentega sneaker tersebut mirip dengan telur dadar, pasta, mentega cair, bahkan pisang.

Sementara warganet jadi kreatif dengan interpretasi mereka terhadap desain baru sepatu rilisan brand Ye, ini bukan pertama kali sepatunya mendapat perhatian. Salah satunya rilisan terbaru dalam seri YZY 450, dan mereka selalu memiliki reputasi sebagai sepatu "liar."

Bisnis sepatu West tidak selalu mulus kendati acap kali habis dalam waktu singkat setelah dirilis. Akhir tahun lalu, pihaknya digugat membayar denda dalam jumlah besar. Hal tersebut menyusul gugatan perlindungan konsumen yang diajukan saat itu.

Mengutip People, Yeezy Apparel LLC dan Yeezy LLC harus membayar 950 ribu dolar AS (sekitar Rp13,5 miliar kala itu) untuk menyelesaikan gugatan perdata. Ini terjadi setelah pihaknya diduga terlibat dalam "praktik bisnis yang melanggar hukum dan iklan palsu," Kantor Kejaksaan Distrik Los Angeles mengumumkan pada 8 November 2021.

4 dari 4 halaman

Tuduhan Pernyataan Palsu

Menurut Kejaksaan Distrik, Yeezy dituduh membuat pernyataan palsu mengenai jangka waktu pengiriman untuk pesanan, terutama dalam hal pengiriman cepat yang membuat pelanggan membayar ekstra. California dan undang-undang federal mengharuskan barang yang dipesan secara online untuk dikirim dalam waktu 30 hari, atau perusahaan harus menjelaskan secara tertulis tentang penundaan tersebut.

Perusahaan juga harus menawarkan pengembalian uang atau produk yang setara jika barang tidak dikirim dalam waktu 30 hari. Berdasarkan kesepakatan itu, Yeezy dilarang "membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai jangka waktu pengiriman."

Perusahaan milik Kanye West ini juga diminta mengembalikan uang pada pelanggan untuk setiap pesanan yang tidak dikirim "secara tepat waktu," menurut Kejaksaan Distrik. "Konsumen online berhak atas perlindungan terhadap biaya yang tidak beralasan dan menunggu terlalu lama untuk pembelian tiba di depan pintu mereka," kata Jaksa Wilayah Gascón.

"Kami akan menegakkan undang-undang negara bagian dan federal yang mengatur belanja online di Los Angeles County," ia menambahkan.

Pembayaran 950 ribu dolar AS termasuk hukuman perdata untuk masing-masing dari empat kantor kejaksaan yang terlibat, serta restitusi ke Dana Perwalian Penuntutan Perlindungan Konsumen. Sisa pembayaran akan diterima empat kantor kejaksaan untuk biaya investigasi.

West saat itu memiliki kepemilikan penuh dan kendali kreatif atas Yeezy. Pada 2020, rapper ini menandatangani perjanjian 10 tahun untuk merancang dan menjual pakaian di bawah label Yeezy Gap.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.