Sukses

Pangeran Harry Bawa Nama Meghan Markle Saat Pidato Soal Nelson Mandela di Markas PBB

Liputan6.com, Jakarta - Meghan Markle dan Pangeran Harry berada di New York City untuk memberi pidato khusus di markas PBB. Duke dan Duchess of Sussex yang pindah dari Inggris ke California pada 2020 ini menuju ke PBB pada Senin, 18 Juli 202, dan Harry berpidato khusus untuk menghormati Hari Nelson Mandela.

Dikutip dari People, Selasa (19/7/2022), Meghan Markle dan Pangeran Harry berpegangan tangan saat memasuki gedung. Meghan mengenakan gaun hitam dan cincin kelingkingnya sebagai bentuk mempromosikan pemberdayaan perempuan dengan rambutnya diikat kuncir kuda.

Setelah Wali Kota New York Eric Adams berbicara, Pangeran Harry menuju ke mikrofon untuk berpidato di depan majelis. "Kami yang tidak beruntung mengenal Mandela dengan baik telah memahami pria itu melalui warisannya, surat-surat yang dia tulis sendirian di sel penjaranya, pidato yang dia sampaikan kepada rakyatnya, dan kaus luar biasa yang dia kenakan," kata Harry.

Pangeran Harry mengingat potret Putri Diana dan Mandela yang diambil pada 1997 yang diberikan kepadanya oleh Uskup Agung Desmond Tutu. "Ketika saya pertama kali melihat foto itu, langsung yang terpancar adalah kegembiraan di wajah ibu saya. Keceriaan, bahkan keberaniannya," tambah pangeran berusia 37 tahun itu.

"Kegembiraan murni berada dalam persekutuan dengan jiwa lain yang begitu berkomitmen untuk melayani kemanusiaan," lanjut Harry dalam pidatonya. Ia melanjutkan bahwa Nelson Mandela juga "berseri-seri" terlepas dari semua kesulitan yang dia alami.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bawa Nama Meghan

"(Dia) masih bisa melihat kebaikan dalam kemanusiaan, masih bersemangat dengan semangat indah yang mengangkat semua orang di sekitarnya," kata Pangeran Harry. "Bukan karena dia buta terhadap keburukan, ketidakadilan dunia, tidak. Dia melihatnya dengan jelas. Dia telah menjalaninya. Tapi karena dia tahu kita bisa mengatasinya."

Pangeran Harry berkata, "Ini merupakan tahun yang menyakitkan dalam satu dekade yang menyakitkan," mengingat pandemi global Covid-19, masalah seputar perubahan iklim, perang di Ukraina, penyebaran disinformasi, dan "pengunduran hak konstitusional di sini di Amerika Serikat," merujuk pada kemunduran Mahkamah Agung atas Roe v. Wade.

Namun, ia mendorong pendengarnya untuk "melakukan apa yang dilakukan Mandela" dengan menemukan "makna dan tujuan dalam perjuangan". Pangeran Harry juga berbicara tentang kecintaannya pada Afrika sejak kunjungan pertamanya pada usia 13 tahun.

"Untuk sebagian besar hidup saya, itu telah menjadi garis hidup saya, tempat di mana saya menemukan kedamaian dan penyembuhan berkali-kali," kata Harry. "Di situlah saya merasa paling dekat dengan ibu saya dan mencari penghiburan setelah dia meninggal, dan di mana saya tahu saya telah menemukan belahan jiwa dalam diri istri saya."

3 dari 4 halaman

Perjalanan ke Afrika

Selama tur pasangan itu ke Afrika pada 2019, mereka bertemu dengan Graca Machel, istri Mandela. Pangeran Harry dan Meghan juga mengunjungi Pameran Seratus Tahun Nelson Mandela di London pada Juli 2018. Anggota keluarga kerajaan, termasuk kakek-nenek Harry, Ratu Elizabeth, dan Pangeran Philip, serta kedua orangtuanya, Pangeran Charles dan Putri Diana, bertemu dengan Mandela dalam banyak kesempatan sebelum kematiannya pada 2013.

Meghan sebelumnya muncul di konferensi UN Women pada Hari Perempuan Internasional pada 2015. Ibunya Doria Ragland hadir saat dia memberikan pidato inspiratif tentang kesetaraan gender. "U.N. Women, seperti yang kalian ketahui, telah menetapkan 2030 sebagai tanggal kedaluwarsa untuk ketidaksetaraan gender," katanya.

"Dan inilah yang mengejutkan--studi menunjukkan bahwa pada tingkat saat ini, penghapusan ketidaksetaraan gender tidak akan mungkin sampai 2095. Itu delapan puluh tahun lagi dari sekarang. Dan ketika menyangkut partisipasi politik dan kepemimpinan perempuan, persentase anggota parlemen perempuan secara global hanya meningkat 11 persen sejak 1995. 11 persen dalam 20 tahun? Ayolah. Ini harus berubah. Lebih dari setengah populasi dan potensi dunia adalah perempuan, jadi tidak adil dan tidak praktis untuk suara mereka, untuk kita suara, untuk tidak terdengar di tingkat pengambilan keputusan tertinggi," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Tampilan Meghan Markle

Dikutip dari Page Six, Selasa (19/7/2022), saat tiba di markas PBB, Meghan Markle dan Pangeran Harry tampil begitu bersahaja dengan Harry mengenakan setelan biru tua. Sedangkan Meghan Markle memilih gaun hitam lengan pendek yang chic.

Ibu dua anak tersebut melengkapi penampilannya dengan tas jinjing besar Mulberry dan suede pumps warna hitam serta dua cincin dari Shiffon. Pemeran "Suits" itu membelah rambutnya di tengah dengan kuncir kuda rendah untuk penampilannya yang bersahaja saat dia melihat pangeran memberikan pidato utama.

Hari Nelson Mandela secara resmi diakui pada 2009 sebagai perayaan atas warisan sang pemimpin. Ini menandai acara pertama bagi pasangan itu sejak mengundurkan diri dari tugas kerajaan resmi mereka pada awal 2020. Mereka bulan lalu hadir di Platinum Jubilee Ratu Elizabeth II dengan membawa putra berusia 3 tahun Archie kembali ke Inggris untuk pertama kalinya sejak dia baru lahir dan putri Lilibet berusia 1 tahun dalam perjalanan luar negeri pertamanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.