Sukses

Jaket Kolaborasi TANGAN X Shadtoto Prasetio STUDIO, Ketika Fungsionalitas dan Estetika Melebur

Jaket kolaborasi TANGAN X Shadtoto Prasetio STUDIO ini hanya akan diproduksi sebanyak 35 potong.

Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "Connect the Dots," TANGAN dan Shadtoto Prasetio STUDIO resmi merilis produk kolaborasi mereka. Dinamai demikian karena kerja sama ini dinilai menandai perjalanan kreatif baru dari dua merek berlatar belakang kontras. 

"Titik-titik" dari TANGAN berlandaskan eksplorasi dan bereksperimen untuk mengungkap yang "tidak diketahui" sebagai energi utama. Selain, keinginan untuk membuat karya yang "lebih maskulin," dengan produksi berdetail utilitarian.

Sedangkan Shadtoto Prasetio STUDIO mengisi "titik-titik" mereka dengan keinginan mengembangkan bentuk artistik eksperimental, serta menemukan kolaborasi inovatif. Pertemuan titik-titik keduanya kemudian mempersembahkan koleksi yang mendefinisikan kebutuhan orang-orang yang bekerja di belakang layar.

Item ini lebih fokus pada kompartemen dan kepekaan pemakainya. "Menggabungkan fungsionalitas dengan estetika," Zico Halim dari TANGAN mengatakan pada Liputan6.com dalam sesi private viewing di bilangan Jakarta Selatan, Kamis, 24 Maret 2022.

Ide fungsionalitas dan multi-gaya ini kemudian dileburkan dalam desain jaket terbatas yang hanya akan diproduksi sebanyak 35 potong. Margaretha Novi dari TANGAN, menyebut bahwa DNA jenamanya memang tentang multifungsi.

"Lalu, kebanyakan permintaan pelanggan memang untuk jaket," imbuhnya.

Prasetio menyambung bahwa jaket ini juga menjawab kebutuhan fungsionalitas saat bekerja, terkhusus bagi orang di belakang layar, yang juga ingin tampil stylish di waktu bersamaan.

Zico pun memperlihatkan macam-macam penataan gaya yang bisa dilakukan dengan satu jaket tersebut. "Pertama, ini bisa dipakai bolak-balik. Secara umum sama, bagian dalam aksennya serut. Bagian luar lebih bermain pada kantong," ia menjelaskan.

"Jadi, kantongnya bisa dipindah letak sesuai selera," Novi menimpali. "Bisa diselipkan supaya tampilannya lebih simpel, bahkan dicopot," Zico melanjutkan.

Personalisasi gayanya juga sampai pada bagian kerah. "Buat bagian luar, ada tiga cara pakai kerah. Bagian dalam bisa ditata (kerahnya) sampai dua cara pakai," tutur Novi.

Prasetio mengatakan, jaket ini sengaja dibuat genderless untuk memberi kebebasan pada pemakainya dalam menentukan penataan gaya. "Misalnya merasa kok (siluetnya) laki banget, tali di bagian belakang bisa dicopot dan dijadikan belt," Zico menimpali.

"Atau bisa juga diserutnya cuma setengah. Itu kami sudah coba dan keren juga," Prasetio menyebutkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Berubah Jadi Vest

Opsi lainnya, Novi mengatakan, jaket ini bisa sepenuhnya berubah jadi vest. Pemakainya tinggal mencopotkan bagian lengan yang memang dilengkapi ritsleting, sentuhan yang membuatnya mudah "dibongkar pasang."

Sentuhan feminin di potongan mode ini juga ada di bagian dalam jaket yang dilengkapi aksen garis berwarna ungu. "Jadi, bisa dipakai dengan banyak cara, di-custom sesuai kemauan konsumen," ia mengatakan.

 

3 dari 5 halaman

Memberi Pengalaman Baru

Zico menyambung bahwa jaket ini "benar-benar versatile." Semetara Novi mengatakan, pihaknya memang suka dengan eksplorasi yang akhirnya memberi pengalaman baru pada pelanggan. "Selain, mau juga feedback-nya lebih pada, 'Kok bisa bikin kayak gini?'" tuturnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa lima jaket dalam kuota produksi tersebut dikhususnya pada pelanggan yang ingin custom ukuran. Ia berkata, "Karena pelanggan TANGAN itu ada yang badannya kecil sekali atau besar sekali. Jadi, kami memfasilitasi itu."

Jaket ini sendiri sudah bisa dipesan melalui kontak WhatsApp yang tertera di akun Instagram TANGAN.

 

4 dari 5 halaman

Buka Peluang Baru

Prasetio mengatakan, apa yang dikejakan pihaknya dan TANGAN diharapkan bisa jadi salah satu contoh kolaborasi beda industri. "Justru perbedaan ini memungkinkan terbukanya peluang-peluang baru," ia mengatakan.

Ia juga berharap bahwa kerja sama keduanya bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk berkolaborasi, yang akhirnya akan membantu publik, katanya. "Jadi, ayo ngebangun bareng-bareng," tutup Prasetio.

5 dari 5 halaman

Infografis Desainer Indonesia di Pentas Fesyen Dunia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.