Sukses

Finlandia Dinobatkan Sebagai Negara Paling Bahagia di Dunia 2022, Indonesia Ranking Berapa?

Finlandia menempati posisi pertama sebagai negara paling bahagia di dunia selama lima tahun berturut-turut. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Liputan6.com, Jakarta - Laporan Kebahagiaan Dunia 2022 sudah diluncurkan oleh Jaringan Solusi Pembangunan Keberlanjutan PBB. Publikasi yang berbasis data hasil survei global dari masyarakat di sekitar 150 negara itu menempatkan Finlandia di nomor satu sebagai negara paling bahagia di dunia.

Negara Nordik itu sudah menempati posisi yang sama selama lima tahun berturut-turut. Pemeringkatan itu sebagian besar berdasarkan hasil evaluasi kehidupan yang dilakukan oleh Gallup World Poll, meliputi angka harapan hidup sehat, angka GDP per kapita, dukungan sosial selama waktu sulit, tingkat korupsi yang rendah dan kepercayaan sosial yang tinggi, kemurahan hari di dalam komunitas yang ditunjukkan dengan saling menjaga satu sama lain, serta kebebasan untuk membuat keputusan hidup yang penting.

Tetangga Finlandia menempati urutan ke-2 pada tahun ini, diikuti dengan Islandia di nomor 3. Berikutnya berturut-turut Swiss, Belanda, dan Luxembourg yang menempati urutan ke-4 hingga ke-6. Disusul dengan Swedia dan Norwedia menduduki peringkat ke-7 dan 8. Sementara, Israel berada di urutan ke-9 dan Selandia Baru di urutan ke-10. 

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia menempati urutan ke-87 dari 146 negara.

Laporan itu sekaligus menandai 10 tahun publikasi berjalan. Dengan pandemi yang sudah berjalan selama lebih dari dua tahun, laporan itu mengungkapkan sesuatu yang tidak terduga.

"Kejutan besar adalah bahwa secara global, dengan cara yang tidak terkoordinasi, terjadi peningkatan yang sangat besar dalam ketiga bentuk kebajikan yang ditanyakan dalam Gallup World Poll," John Helliwell, salah satu dari tiga editor pendiri laporan tersebut, dikutip dari CNN Travel, Jumat (18/3/2022).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Positif dan Negatif

Ketiga bentuk kebajikan itu meliputi donasi amal, membantu orang asing, dan bekerja sukarela. Menurut Helliwell, yang paling menonjol dari kebaikan yang ditunjukkan adalah dengan membantu orang asing, terutama pada 2021, dibandingkan pada masa awal pandemi di 2022. 

"Jumlahnya sangat besar di seluruh kawasan di dunia," kata Helliwell yang juga merupakan profesor emeritus di Jurusan Ekonomi Vancouver, Universitas British Columbia. Kebajikan juga jadi perhatian utama saat dunia menanggapi invasi Rusia ke Ukraina. 

Temuan menggembirakan lainnya yang didapat adalah kekhawatiran dan stren menurun di tahun kedua pandemi. Meski masih empat persen lebih tinggi dibandingkan periode sebelum pandemi, angkanya lebih baik dibandingkan 2020 yang tingkat kekhawatiran dan stres meningkat hingga delapan persen.

"Saya pikir sebagian orang mulai sedikit lebih mengetahui apa yang mereka hadapi di tahun kedua, meski tetap ada kejutan baru," ujar Helliwell.

Evaluasi kehidupan rata-rata 'tetap sangat tangguh' selama pandemi, dengan pengaruh positif dan negatif saling mengimbangi, berdasarkan laporan itu. ""Untuk kaum muda, kepuasan hidup telah turun, sedangkan bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun, telah meningkat -- dengan sedikit perubahan secara keseluruhan," menurut laporan itu.

Helliwell juga mengakui bahwa ada perasaan krisis membawa sisi terbaik maupun yang terburuk dalam masyarakat. Pada umumnya, orang-orang terlalu pesimis dengan niat baik di komunitas mereka tinggal. Tapi ketika bencana yang sebenarnya terjadi, mereka melihat orang lain merespons dengan membantu orang lain sehingga membangkitkan kesan positif dengan sesama warga.

"Jadi, Anda menemukan kepercayaan pada orang lain dan evaluasi kehidupan secara umum sering kali muncul saat Anda berpikir 'ini adalah saat yang buruk', tetapi yang terjadi adalah orang-orang bekerja sama untuk menghadapinya."

 

3 dari 5 halaman

Situasi Ukraina

Kesetimbangan antara pengaruh positif dan negatif juga berlaku saat warga dunia menghadapi situasi perang di Ukraina. Warga dunia secara umum berusaha membantu warga Ukraina, dan Rusia, yang kesulitan. 

Tapi secara keseluruhan, efek perang terhadap kebahagiaan di Rusia sangat suram dengan kebijakan pemerintah yang mendistorsi informasi kehidupan sehari-hari. Padahal, survei kebahagiaan tahun ini dilakukan jauh sebelum invasi

Ukraina dan Rusia sama-sama berada di paruh bawah peringkat kebahagiaan dunia 2022. Ukraina berada di nomor 98, sedangkan Rusia di nomor 80. Di posisi paling buncit adalah Afghanistan, yakni urutan ke-146 pada 2022.

"Sebuah pengingat yang jelas atas kerusakan material dan immaterial yang ditanggung korban akibat perang," kata Jan-Emmanuel De Neve, editor laporan lainnya, dalam keterangan tertulis.

Perang yang berkecamuk saat ini di Ukraina bisa membuat kebahagiaan di bagian dunia lain turut goyah. Meski warga dunia lain tidak turut berperang, mereka bisa merasakan apa yang mereka lihat di media massa. Secara bersamaan mereka bersyukur tidak tinggal di medan perang, tetapi juga merasakan sakit yang dialami oleh warga korban perang. 

"Keduanya adalah emosi yang nyata dan dapat dimengerti, tetapi mereka bermain di sisi yang berlawanan dari keseimbangan," kata Helliwell.

4 dari 5 halaman

Daftar 20 Negara Paling Bahagia di Dunia 2022

1. Finlandia

2. Denmark

3. Islandia

4. Swiss

5. Belanda

6. Luxembourg

7. Swedia

8. Norwegia

9. Israel

10. Selandia Baru

11. Austria

12. Australia

13. Irlandia

14. Jerman

15. Kanada

16. Amerika Serikat

17. Inggris Raya

18. Republik Ceko

19. Belgia

20. Prancis

5 dari 5 halaman

3 Hormon Bahagia yang Jaga Imunitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.