Sukses

Peluncuran Aplikasi Pendidikan di Desa Damai Wahid Foundation Kalimantan Selatan

Aplikasi Cilukbalita dan konten terkait akan dipromosikan di Desa Damai di seluruh Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Thrive by Five - atau Cilukbalita merupakan aplikasi yang pertama kali diperkenalkan ke Desa Damai Wahid Foundation di Handil Birayang Bawah, kecamatan Bumi Makmur, kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, di mana Deklarasi Desa Damai ditandatangani pada 28 Maret 2022.

Selain penandatanganan deklarasi, digelar pula pentas seni, ikrar perdamaian yang dilakukan oleh pemuda setempat, dan promosi Aplikasi Cilukbalita. Minderoo Foundation meluncurkan program global multichannel yang unik di Indonesia pada Senin, 21 Maret 2022 lalu, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya usia dini anak dan memberdayakan orang tua dan pengasuh di seluruh dunia untuk memberikan awal yang terbaik bagi kehidupan anak.

Berkolaborasi dengan Wahid Foundation, Aplikasi Cilukbalita dan konten terkait akan dipromosikan di Desa Damai di seluruh Indonesia. Wahid Foundation didirikan pada 2004 dan berjuang untuk terciptanya dunia yang damai dan adil dengan mengembangkan pandangan Islam yang toleran dan moderat dan bekerja untuk terbangunnya kesejahteraan bagi semua manusia.

Minderoo Foundation dan Wahid Foundation sepakat untuk bermitra dalam Program Thrive by Five dan khususnya Aplikasi Cilukbalita di Indonesia, untuk mewujudkan potensi kognitif, sosial dan emosional anak-anak Indonesia. Dengan begitu mereka dapat berkontribusi pada komunitas yang toleran dan damai sebagai orang dewasa.

"Kolaborasi Wahid Foundation dan Minderoo Foundation akan menggabungkan kapasitas kita, saya yakin kita akan mampu menciptakan peluang yang lebih besar untuk masyarakat yang lebih damai dan toleran di Indonesia, dengan menangani perkembangan emosional dan sosial anak-anak untuk menciptakan generasi tangguh Indonesia. Saya berharap aplikasi ini dapat secara signifikan mengisi kurangnya konten positif tentang pola pengasuhan anak yang tepat dan sesuai budaya kita,” terang Yenny Wahid

Indonesia terpilih sebagai negara pertama untuk peluncuran Program Thrive by Five secara global yang akan menjangkau 30 negara dalam waktu tiga tahun.

Program internasional Thrive by Five telah dirancang untuk menyebarkan konten kepada orangtua dan pengasuh melalui berbagai saluran, baik online maupun offline, yang disesuaikan dalam bahasa dan dirancang secara individual untuk memenuhi aspek bahasa, budaya, dan sosial negara tersebut. Program ini didukung oleh tiga produk inti:

Aplikasi Cilukbalita untuk orangtua dan pengasuh anak usia 0-5 tahun, yang didukung oleh Thrive by Five TED Talk dari Molly Wright tentang “Bagaimana setiap anak dapat berkembang pada usia lima tahun”, terpilih sebagai Ted Talk paling populer tahun 2021.

Konten Thrive by Five didasarkan pada penelitian antropologis dan ilmu tentang otak yang dibuat khusus untuk setiap negara. Untuk memastikan aksesibilitas maksimum, konten tersedia di perangkat berteknologi rendah, perangkat yang menua (seperti gawai yang telah berumur 8 tahun), dan melalui berbagai saluran termasuk SMS, radio, televisi, dan media cetak dan digital.

Tujuan utama dari program ini adalah untuk menginspirasi orangtua dan pengasuh untuk memiliki interaksi yang lebih sering dan berkualitas dengan anak-anak dan dengan demikian mengubah perilaku mereka dengan menyoroti tindakan yang dapat dilakukan dan diinginkan seperti permainan sederhana misalnya Cilukba yang terbukti secara ilmiah memiliki dampak yang signifikan bagi tumbuh kembang anak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Latar belakang penelitian sebagai dasar program internasional

Konten dan aplikasi The Thrive by Five atau Cilukbalita dikembangkan oleh Minderoo Foundation, bekerja sama dengan Brain and Mind Center, University of Sydney dan BBE, dan didasarkan pada analisis antropologis mendalam tentang pengasuhan dan norma masyarakat, peran gender dan peran pengasuhan.

Hal itu meliputi beberapa aspek seperti agama, budaya dan lingkungan masing-masing negara, dikombinasikan dengan landasan ilmiah seputar otak sosial dan kognitif, kesehatan fisik, komunikasi/bahasa serta identitas dan budaya. Hasilnya adalah kumpulan tips aktivitas yang relevan dengan konteks nasional dan budaya masing-masing negara.

Profesor Ian Hickie dari Brain and Mind Center, University of Sydney mengatakan “Program ini adalah yang pertama di dunia. Ini secara unik menggabungkan wawasan baru dari ilmu perkembangan otak di usia dini dengan penerapan pengetahuan budaya khusus setempat. Itu tantangan nyata tetapi juga keindahan proyek.”

Dia menambahkan, “Ini adalah hak istimewa yang nyata, dan pengalaman belajar yang luar biasa bagi kami, untuk bekerja dengan orang-orang di setiap negara, dan didukung oleh Minderoo Foundation. Kita bisa membawa ilmu saraf dan praktik anak untuk bersama menciptakan lingkungan yang akan membantu setiap anak mencapai tujuan mereka secara kognitif dan juga emosional.”

B.B.E. adalah mitra teknologi Minderoo Foundation untuk proyek tersebut. Managing Director B.B.E Adam Beaupeurt, mengatakan “Sangat menyenangkan dan bermanfaat memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari proyek global yang begitu penting. Kami tahu bahwa ini adalah proyek yang ingin kami ikuti; semangat tim sangat jelas, dan kami merasa terhormat memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan tim Minderoo untuk membangun pengalaman digital yang akan diluncurkan di seluruh dunia,” pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Hari pendidikan nasional

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.