Sukses

Desainer Indonesia Dituduh Pesan Organ Tubuh Manusia dari Laboratorium Brasil

Paket berisi sebuah tangan dan tiga plasenta manusia yang disebut pesanan desainer Indonesia itu dikirim ke Singapura.

Liputan6.com, Jakarta - Paket diduga organ tubuh manusia berisi tangan dan tiga plasenta manusia telah dikemas dan dikirim ke Singapura, menurut keterangan Polisi Federal Brasil. Pengirimannya, mengutip VICE World News, Rabu (23/2/2022), terjadi pada Selasa pagi, 22 Februari 2022, waktu setempat.

Laporan ini diungkap setelah penggerebekan dilakukan di Universitas Negeri Amazonas (UEA) di kota Manaus, Brasil. Pihak berwajib menyatakan organ-organ itu dikirimkan "untuk seorang desainer Indonesia yang menjual aksesori dan potongan mode menggunakan bahan-bahan dari manusia."

Merujuk pada pernyataan yang dikeluarkan Polisi Federal Brasil, organ-organ itu diawetkan seorang profesor anatomi menggunakan metode yang dikenal sebagai plastinasi. Proses itu menggantikan cairan dan lemak tubuh dengan bahan-bahan seperti silikon dan epoksi dalam proses pengawetan.

"Laboratorium anatomi universitas setempat melakukan ekstraksi cairan tubuh," begitu bunyi pernyataan polisi. "Ada indikasi bahwa paket berisi tangan dan tiga plasenta manusia dikirim dari Manaus ke Singapura."

Petugas polisi federal di Brasil menyebut masih belum jelas apakah paket berisi organ manusia itu telah berhasil dicegat. Sementara dilaporkan seorang anggota staf kampus telah diskors setelah operasi "pencarian dan penyitaan" polisi.

Profesor itu sekarang sedang diselidiki dengan tuduhan perdagangan organ tubuh manusia secara internasional. "Rektorat Universitas Amazonas mematuhi perintah pengadilan dan mempersilakan penyelidikan fakta," bunyi pernyataan pihaknya.

Meski perdagangan organ tubuh manusia ilegal di hampir setiap negara, spesifikasi undang-undangnya berbeda. Kondisi ini memperumit penuntutan jika melibatkan lebih dari satu negara, menurut laporan pencegahan kejahatan yang dilakukan pengawas global dan badan-badan seperti PBB.

Di Brasil, pembelian dan penjualan organ tubuh manusia merupakan kejahatan yang dapat diproses secara hukum. Sementara New York Times melaporkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah mengeluarkan pedoman pada 1991 untuk menghindari pemaksaan atau eksploitasi donor organ.

Mereka didukung 192 negara, termasuk Brasil. Tapi, pedoman tersebut tidak mengikat dan rekomendasinya telah diabaikan secara luas. Setidaknya satu negara, Iran, memiliki sistem yang diatur secara hukum untuk memperdagangkan organ.

Dalam kasus paket tujuan Singapura, tersangka penerima organ tubuh manusia ini adalah desainer Indonesia, Arnold Putra, menurut VICE World News. Terkait tuduhan ini, Liputan6.com sudah menghubungi Arnold, namun belum menerima tanggapan sampai artikel ini diterbitkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Arnold Putra Buat Gaduh Media Sosial

Sebelum ini, Arnold Putra sudah lebih dulu jadi sorotan saat menghadiri salah satu pertunjukan busana di Paris Fashion Week 2022, akhir bulan lalu. Pasalnya, dari ujung kepala hingga kaki, ia memakai potongan mode mirip seragam organisasi massa (ormas) Pemuda Pancasila. "Militan gruppe vibe," tulisnya dalam sebuah unggahan Instagram Story di akun pribadi.

Di rangkaian potret selanjutnya, pria yang diketahui menetap di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) itu memperlihatkan detail-detail busananya. Ini termasuk emblem bertuliskan "Pemuda Pancasila," juga rompi kulit hitam Balenciaga yang melengkapi penampilannya.

Ia bahkan sempat meminta pendapat warganet, apakah sebaiknya tampilan busana tersebut dilengkapi topi atau tidak. Di salah satu potretnya, juga tampak dipadankan dengan puffer vest silver.

3 dari 5 halaman

Berbuah Kritik

Penampilan Arnold Putra berbuah kritik di media sosial, dengan salah satunya datang dari jurnalis pemilik akun Twitter @sandhatu. Ia berkicau, "Arnold Putra, seorang perancang busana Indonesia, mengenakan seragam Pemuda Pancasila di Paris Fashion Week 2022."

"Pemuda Pancasila adalah organisasi paramiliter sayap kanan yang terlibat dalam genosida 1965-66. Arnold dikritik sebelumnya karena membuat tas dari tulang belakang manusia," ia melanjutkan.

Masih dalam utas tersebut, ia menuliskan, "Alasan saya mengangkat (isu) ini adalah semua orang perlu tahu ini terjadi di Paris Fashion Week. Komunitas internasional akan hadir. Jadi, kita perlu meluruskan fakta: organisasi paramiliter sayap kanan, terlibat dalam genosida 1965-66."

"Apa yang perlu kita lakukan? Menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu. Ini bukan hanya tentang perancang busana yang bermasalah, tapi juga kerusakan sistem. Mengapa ia diizinkan memakai seragam itu dan bebas berkeliaran di pekan mode?" ia menyambung.

"Kita perlu meminta pertanggungjawabannya karena ia memiliki kekuatan untuk memengaruhi publik," tegasnya. Sebagai penutup, ia merekomendasikan untuk menonton film Jagal (Act of Killing) dan Senyap (The Look of Silence). "Tapi, perlu diketahui bahwa film dokumenter ini sangat triggering," tutupnya, menyertakan tautan untuk menonton film tersebut.

4 dari 5 halaman

Kontroversi Lain

Kontroversi tidak berhenti di situ, mengingat Arnold Putra juga sempat menarik perhatian lewat tas tangan karyanya yang terbuat dari tulang belakang manusia pada April 2020. Item itu dijual seharga lima ribu dolar AS (sekitar Rp78 juta), yang pertama kali dipasarkan pada 2016.

Tas tangan karya Arnold tersebut bergaya keranjang, dengan pegangan terbentuk dari apa yang tampaknya merupakan satu sumsum tulang belakang manusia. Para ahli percaya bahwa material itu asli.

Arnold tidak mengatakan, meski telah beberapa kali ditanyakan Insider, apakah tulang belakang itu benar-benar milik seorang anak. "Ia menukar barang-barang mewah pada suku-suku kuno dengan barang-barang yang dianggap berharga bagi mereka," jawab juru bicara The Unconventional.

Namun, Arnold mengatakan bahwa ia tidak bepergian ke daerah kesukuan ketika koleksi ini dibuat. "Sumber (material tas) tidak melibatkan bepergian ke tempat-tempat itu sama sekali," katanya.

Sebaliknya, menurut Arnold, tulang belakang bersumber medis dari Kanada. Tas itu merupakan bagian dari koleksi yang belum selesai. 

Menyusul keributan media sosial atas tas itu, Arnold mengunggah sebuah kisah di Instagram. Kala itu ia berkata, entah bercanda atau tidak, bahwa koleksinya berasal dari sisa-sisa manusia yang telah diplastinasi dan berkulit albino.

5 dari 5 halaman

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.