Sukses

Hong Kong Temukan 60 Merek Biskuit Populer Mengandung Zat Penyebab Kanker

Sampel biskuit-biskuit ini diuji berdasarkan keamanan pangan dan kandungan nutrisi, serta tinjauan keakuratan label nutrisi.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Konsumen Hong Kong menemukan zat penyebab kanker dalam 60 merek biskuit, wafer, dan cracker kemasan yang dijual di kota tersebut. Pihaknya mengungkap menemukan jejak glisidol dan akrilamida di semua varian merek-merek biskuit yang mereka uji, lapor Says, Sabtu (23/10/2021).

Biskuit-biskuit yang mereka uji termasuk merek populer yang juga dapat ditemukan di seluruh dunia. Dewan Konsumen Hong Kong mengatakan kedua bahan kimia tersebut adalah produk sampingan dari proses manufaktur suhu tinggi

Pengujian pada hewan telah menunjukkan bahwa glisidol dan akrilamida dapat menyebabkan kanker. Uni Eropa memiliki patokan keamanan untuk akrilamida, yaitu 350mcg/kg biskuit. Namun, tes menemukan segenggam biskuit dalam uji coba telah melebihi batas.

Sementara itu, tanpa menyebutkan batas keamanan, kadar glisidol dalam sampel yang mereka uji berkisar antara 11mcg/kg hingga lebih dari 3.900mcg/kg. Menurut SCMP, 3-MCPD adalah produk sampingan manufaktur lain yang diketahui memengaruhi fungsi ginjal dan organ reproduksi pria.

Dengan pembacaan tertinggi 2.000 mcg/kg kontaminan dalam sampel uji mereka, Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) mengatakan, orang dewasa hanya boleh mengonsumsi hingga delapan biskuit agar tetap dalam asupan harian yang direkomendasikan. Sementara itu, seorang anak berusia sekitar lima tahun hanya boleh makan tiga biskuit agar tidak melewati tingkat kontaminan.

Pihak pengawas juga menemukan bahwa sebagian besar sampel yang diuji mengandung lemak, gula, atau natrium yang tinggi. Sementara itu, 40 persen dari biskuit sampel memuat label nutrisi yang menyesatkan. Padahal, itu merupakan informasi penting bagi konsumen, terutama penderita penyakit jangka panjang, seperti diabetes dan masalah jantung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sampel Uji

Kasus terparahnya adalah sampel crackers yang terdeteksi kandungan asam lemak jenuhnya 76 kali lebih banyak dari jumlah yang tertera pada label. Di laman resminya mereka menjelaskan, uji keamanan mengungkap delapan sampel mengandung pengawet atau antioksidan.

Meski jumlah yang terdeteksi tidak melebihi kisaran yang ditetapkan dalam peraturan, lima sampel tidak mencantumkan bahan tersebut dalam labelnya. Makanan pra-paket pun harus menyatakan aditif.

Bahkan jika pengawet mungkin berasal dari bahan, produsen masih dapat memperhatikan pemilihan bahan baku. Juga, memberikan informasi tambahan pada label produk yang menyatakan bahwa bahan tersebut mengandung aditif.

Sampel uji ini meliputi 17 biskuit, 9 biskuit sandwich, 8 wafer, 7 biskuit stik, 6 biskuit soda, 4 biskuit digestif, 2 biskuit ring, 1 biskuit marie, dan 6 jenis biskuit lain. Item uji termasuk keamanan pangan dan kandungan nutrisi dari sampel, serta tinjauan keakuratan label nutrisi.

 

3 dari 4 halaman

Jangan Konsumsi Biskuit Berlebihan

Dewan Konsumen Hong Kong mengingatkan konsumen untuk hati-hati memilih apa yang mereka makan. Di samping, sangat mendorong untuk menahan diri dari konsumsi biskuit berlebihan.

Mereka menyebut, meski masuk kategori makanan ringan yang sederhana, biskuit tidak boleh jadi pengganti makanan biasa. Alternatif yang lebih sehat seperti buah segar, kacang panggang tawar, biji-bijian, susu kedelai rendah gula, dan susu rendah lemak pun disarankan.

Dewan juga mendesak produsen untuk meningkatkan kualitas produksi mereka. Juga, secara serius mengurangi tingkat kontaminan, lemak, gula, dan natrium dalam makanan mereka.

 

 

 

Kalau enggak sempet masak sendiri, yuk PO saja di ManisdanSedap, banyak masakan rasa rumahan yang pas buat lauk makan siangmu. Berasa dimasakin ibu.

Yuk PO Sekarang di ManisdanSedap!

4 dari 4 halaman

Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.