Sukses

6 Fakta Menarik Gunungsitoli, Kota Terbesar di Pulau Nias

Gunungsitoli, kota terbesar di Pulau Nias menyimpan segudang kekayaan alam dan budaya.

Liputan6.com, Jakarta - Gunungsitoli adalah kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di Pulau Nias. Kota Gunungsitoli dikenal sebagai kota terbesar di Pulau Nias. Berbatasan dengan Kabupaten Nias Utara di sebelah utara, Kabupaten Nias di sebelah selatan dan barat, serta Samudra Hindia di sebelah timur. Letak kota ini juga dekat dengan garis khatulistiwa.

Luas wilayah Kota Gunungsitoli mencapai 469,36 kilometer persegi. Secara administratif, Kota Gunungsitoli terdiri dari enam kecamatan, yaitu Gunungsitoli Utara, Gunungsitoli Idanoi, Gunungsitoli Selatan, Gunungsitoli Barat, Gunungsitoli, dan Gunungsitoli Alo’oa. Kecamatan Gunungsitoli Idanoi merupakan kecamatan terluas yaitu sebesar 134,78 kilometer persegi dan Kecamatan Gunungsitoli Barat menjadi kecamatan terkecil, yakni 28,70 kilometer persegi.

Tentunya masih banyak fakta menarik lainnya dari Gunungsitoli. Berikut enam fakta menarik dari Kota Gunungsitoli yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Tugu Peringatan Gempa Nias

Tugu Peringatan Gempa Nias dibangun di pusat Kota Gunungsitoli setinggi tiga meter. Tugu ini untuk memperingati peristiwa gempa yang terjadi di Nias pada 28 Maret 2005 lalu dengan kekuatan gempa 8,6 skala richter.

Pada tugu ini, tertulis nama-nama korban gempa dengan puncak tugu terdapat bongkahan beton dan besi, peninggalan dari bangunan-bangunan yang runtuh ketika peristiwa. Selain menjadi tempat sejarah, tugu ini difungsikan sebagai tempat rekreasi dengan air mancur yang diterangi lampu warna-warni.

Tugu Peringatan Gempa Nias menjadi ikon Kota Gunungsitoli yang mengartikan semangat kebangkitan masyarakat Nias. Selain itu, tugu ini memiliki makna agar masyarakat Nias selalu menjaga kewaspadaan dan meningkatkan kepekaan bencana karena merupakan daerah rawan gempa.

2. Gua Togi Ndrawa

Gua Togi Ndrawa berada di Desa Lolowonu Niko'otano, Kecamatan Gunungsitoli. Menurut peneliti, di dalam gua ini ditemukannya tanda atau bukti keberadaan manusia sejak 12.000 tahun yang lalu.

Bukti sejarah yang ditemukan berupa artefak batu, yakni alat serpih, pemukul, kapak genggam, lancipan, dan spatula. Selain itu ditemukan pula fragmen gerabah dan ekofak fauna.

Nama Togi Ndrawa dapat diartikan secara harfiah sebagai gua Islam. Menurut masyarakat setempat, dulunya gua ini merupakan tempat persembunyian untuk para pendatang yang beragama Islam (dawa/ndrawa) ketika masa pendudukan Jepang.

Gua ini memiliki keunikan yaitu terletak pada deretan lima buah gua. Konon, gua ini memiliki lorong yang dapat tembua ke gua lainnya yaitu Gua Laowomaru, sekitar 12 kilometer dari gua ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Museum Pusaka Nias

Museum Pusaka Nias adalah tempat pelestarian budaya Nias yang berisi artefak budaya yang berjumlah 6.000 artefak unik. Museum ini merupakan satu-satunya museum yang ada di Kepulauan Nias.

Salah satu koleksi dari museum ini yaitu Sisir Emas "Sukhu Ana'a" yang digunakan oleh keluarga bangsawan. Pada 2014, museum ini mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Budaya Republik Indonesia sebagai 'Pelestari Cagar Budaya dan Museum Terbaik'.

4. Air Terjun Humogo

Air Terjun Humogo terletak di Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, sekitar 18 kilometer dari pusat kota Gunungsitoli. Air terjun ini memiliki bentuk yang bertingkat dengan ketinggian sekitar delapan meter dan lebar delapan meter.

Pada lokasi air terjun ini, sudah dikembangkan menjadi objek wisata. Para pengunjung dapat menikmati air terjun ini dengan berendam pada aliran air terjun karena kolam air alami yang ada tidak terlalu dalam. Selain itu terdapat pondok buatan untuk bersantai.

3 dari 4 halaman

5. Rumah Tradisional Nias

Rumah tradisional Nias di Gunungsitoli memiliki bentuk yang tidak biasa, yaitu berbentuk lonjong. Bangunan rumah Nias ini terdiri dari tiga variasi yaitu rumah-rumah Nias selatan, tengah, dan utara.

Kota Gunungsitoli sendiri, memiliki bentuk rumah tradisional yang tergolong rumah Nias Utara. Struktur bangunan rumah tradisional ini tanpa menggunakan paku untuk menyambungkan antar-bagian rumah.

Umumnya, pada salah satu ujung rumah merupakan tangga masuk rumah tradisional dengan serambi kecil. Pada bagian belakang rumah, biasanya akan dibangun bangunan tambahan yang berfungsi sebagai dapur.

Menurut penelitian, rumah tradisional ini dikatakan tahan terhadap gempa bumi. Rumah tradisional Nias yang berada di Gunungsitoli masih dapat dijumpai di Desa Tumori, Kecamatan Gunungsitoli.

6. Tarian Tradisional

Gunungsitoli memiliki salah satu tarian tradisional yang bernama Tari Maena. Tarian ini tergolong tarian rakyat yang dilakukan secara bersama-sama. Dalam Tari Maena, kelompok pria dan perempuan berbaris dan kemudian menarik.

Tari Maena biasanya diawali dengan pantun dari pembawa acara yang disesuaikan dengan tema acara. Kemudian, dilanjutkan dengan syair maena atau fanehe yang dinyanyikan oleh para penari sembari menari.

Makna Tari Maena mengenai kebersamaan dan persatuan antara satu sama lain. Biasanya, selain dilakukan ketika acara penyambutan tamu, tarian ini berfungsi pula sebagai hiburan. (Gabriella Ajeng Larasati)

 
4 dari 4 halaman

Infografis Yuk Kenali 4 Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini