Sukses

Viral Aksi Borong Susu Bear Brand, Nestle Indonesia Mengaku Tak Bisa Kendalikan Harga

Aksi borong susu Bear Brand mulai terasa pada harga yang melonjak. Bagaimana Nestle Indonesia bersikap?

Liputan6.com, Jakarta - Sejak akhir pekan lalu, publik dihebohkan dengan video aksi warga memborong susu Bear Brand di sebuah supermarket. Warga terlihat berebutan sampai troli di dekat tumpukan susu steril itu terbalik.

PT Nestle Indonesia selaku produsen susu Bear Brand menanggapi hal itu. Direktur Corporate Affairs Nestle Indonesia Debora R. Tjandrakusuma mengatakan pihaknya berusaha yang terbaik memenuhi permintaan para konsumen.

"Untuk informasi, kami tidak melakukan kenaikan harga atas produk-produk kami, termasuk produk susu Bear Brand," ujar dia dalam rilis tertulis kepada Liputan6.com, Senin (5/7/2021).

Pihaknya menekankan bahwa semua pabrik dan pusat distribusi beroperasi. Kapasitas produksi juga dioptimalkan untuk memenuhi permintaan pasokan.

"Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya peraturan persaingan usaha, kami tidak dapat menentukan harga jual akhir produk kami," imbuh dia.

Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, harga sekaleng susu Bear Brand melonjak bahkan sampai dua kali lipat. Di sebuah e-commerce, harga sekaleng susu yang saat normal hanya Rp9 ribu, menjadi Rp14 ribu hingga Rp18 ribu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sulit Diperoleh

Aksi borong susu yang terjadi menyebabkan konsumen lain kesulitan mendapatkan produk itu. Tantri, warga Pamulang, adalah salah satunya. Kalau pun bisa didapatkan, ia dibatasi jumlah pembeliannya. 

"Saya kaget saat belanja bulanan tidak bisa berbelanja Bear Brand dengan ukuran satu pak yang biasa saya lakukan di hypermart dekat rumah di kawasan Pamulang. Katanya hanya boleh beli satuan kaleng dan dibatasi hanya enam kaleng," kata dia, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com.

Dia pun sempat mencari susu tersebut ke minimarket terdekat. Nyatanya, pihak minimarket kehabisan stok. "Bahkan, driver ojol pun nyerah enggak bisa ladeni karena memang tak ada barangnya yang mau dibeli," jelas dia.

Hal senada juga diungkapkan Yanti (39), warga Sawangan, Depok. Dia mengaku seminggu terakhir juga kesulitan membeli susu beruang tersebut. Selama ini, dia rajin mengonsumsi susu kaleng itu untuk menjaga daya tahan tubuh.

"Saya kesulitan cari barangnya. Sudah cari ke mana-mana, tapi stoknya kosong," ungkapnya.

3 dari 4 halaman

Panic Buying

Sebelumnya, Pengurus Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Irwan S Widjaja menyebut aksi borong yang terjadi sebagai respons masyarakat terhadap kondisi yang terjadi saat ini, terutama akibat meningkatnya kasus Covid-19.

"Kalau yang kita tahu sejak dulu kan susu itu katanya bisa membantu orang yang keracunan, mengalami sakit pencernaan. Cuma perihal disebut itu (video) berkaitan dengan Covid-19, itu pasti. Sekarang lagi heboh, apa-apa Covid-19. Karena stigma orang ketakutan, jadi apa-apa dibeli," jelas dia.

Irwan pun mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak membeli satu produk secara berlebihan. Jika terus dibiarkan, hal itu hanya akan menimbulkan gejolak harga, apalagi bila ada yang mau mengambil untung dari situasi ini.

"Kalau melihat kondisi sekarang, seperti orang butuh oksigen tapi kemudian tidak ada, itu semacam keterkejutan orang dengan situasi kondisi saat ini. Tapi nanti kita akan coba cek lagi," tutup dia. 

4 dari 4 halaman

Benarkah Vaksin Covid-19 Bikin Kebal 100 Persen?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.