Sukses

Penutupan Taman Nasional Baluran Diperpanjang hingga 5 Juli 2021

Sebelumnya, Taman Nasional Baluran diumumkan tutup sampai 30 Juni 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Belum sempat dibuka, Taman Nasional Baluran kembali memperpanjang penutupan kegiatan wisata. Sebelumnya, taman nasional yang terletak di Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo, Jawa Timur tersebut ditutup dari 23--30 Juni 2021.

Namun dalam ketentuan terbaru, penutupan Taman Nasional Baluran diperpanjang hingga 5 Juli 2021. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Balai Taman Nasional Baluran Nomor: SE.412/T.37/TU/KSA.1/6/2021 yang dirilis, Senin, 28 Juni 2021.

Surat Edaran tersebut memuat Perpanjangan Penutupan Kunjungan Wisata pada Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Taman Nasional Baluran. Surat itu dikeluarkan di Situbondo dan ditandatangani Kepala Balai, Pudjiadi.

Dalam Surat Edaran, tertulis bahwa penutupan ini berdasarkan Surat Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo Nomor: 800/310/413.501.1/2021 pada 28 Juni 2021 tentang Penutupan Tempat Wisata. Juga dalam upaya meminimalkan dampak risiko kian meluasnya penyebaran COvid-19 bagi pengunjung, pelaku wisata dan masyarakat.

"Maka Balai Taman Nasional Baluran menyampaikan bahwa Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) pada kawasan Taman Nasional Baluran dinyatakan ditutup hingga tanggal 5 Juli 2021," begitu bunyi surat edaran tersebut.

Penutupan Taman Nasional Baluran juga imbas dari Kecamatan Banyuputih yang kini masuk zona merah. Dalam unggahan potret di akun Instagram resmi Pemerintah Kabupaten Situbondo pada Selasa (29/6/2021), terdapat 155 kasus terkonfirmasi, 40 suspect, dan dua probable di Kecamatan Banyuputih.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Sebelumnya

Sebelumnya, Taman Nasional Baluran mengumumkan penutupan pada 23--30 Juni 2021. Hal tersebut dilakukan guna menekan penyebaran COvid-19.

"BALURAN TUTUP. Sesuai surat Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kecamatan Banyuputih tanggal 22 Juni 2021 tentang Tempat Penutupan Wisata, dan dalam upaya untuk meminimalkan dampak risiko semakin meluasnya penyebaran COVID-19, maka Taman Nasional Baluran ditutup mulai Rabu 23 Juni hingga 30 Juni 2021," tulis akun tersebut.

Disertakan pula Surat Edaran No. 407/T.37/TU/KSA.1/6/2021 yang ditandatangani Kepala Balai Taman Nasional Baluran, Pudjiadi, dan dikeluarkan pada 23 Juni 2021. Juga, surat dari Kecamatan Banyuputih yang ditujukan kepada Kepala Balai Taman Nasional Baluran.

Lewat surat edaran itu, Pudjiadi mengatakan bahwa penutupan tersebut berdasarkan Surat Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo Nomor:800/305/431.501.1/2021/tanggal 22 Juni 2021 tentang Penutupan Tempat Wisata. Upaya penutupan ini tidak hanya untuk melindungi pengunjung, tapi juga petugas, pelaku wisata, dan masyarakat.

3 dari 4 halaman

Africa van Java

Total area Taman Nasional Baluran mencapai 25 ribu hektare, dan 40 persen di antaranya atau sekitar 10 ribu hektare adalah ekosistem sabana alami, yaitu Padang Savana Bekol yang merupakan sabana terluas di Pulau Jawa. Masuk ke area saana, pengunjung seperti dibawa ke dalam suasana alam liar Afrika.

Pemandangan sabana ini kian menawan dengan latar belakang Gunung Baluran yang menjulang 1.247 meter di atas permukaan laut. Padang Savana Bekol menjadi habitat bagi sekawanan binatang endemik Indonesia, seperti kera ekor panjang (Macaca fascicularis), rusa (Cervus timorensis), hingga banteng (Bos javanicus).

Menurut catatan, Taman Nasional Baluran memiliki kekayaan fauna yang dikelompokkan ke dalam beberapa ordo, yaitu mamalia 28 jenis, aves 189 jenis, selain juga terdapat pisces, dan beberapa binatang yang masuk dalam ordo reptilia. Dari beberapa jenis binatang yang diketahui, 47 di antaranya merupakan binatang langka yang dilindungi undang-undang.

Sementara 444 spesies flora tercatat berada di Taman Nasional Baluran, dengan 87 familia, 24 jenis di antaranya merupakan tumbuhan eksotis, 265 tumbuhan penghasil obat, dan 37 jenis lainnya merupakan tumbuhan yang hidup pada ekosistem mangrove. Jenis-jenis flora tersebut antara lain seperti ketapang (Terminalia catappa), Gebang (Corypha utan), dan Mimbo (Azadiracta indica).

4 dari 4 halaman

Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.