Sukses

Hipertensi Menyerang Usia Muda, Ini Cara Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi merupakan penyakit kronis dengan peningkatan tekanan darah di atas nilai normal.

Liputan6.com, Jakarta Hipertensi merupakan penyakit kronis dengan peningkatan tekanan darah di atas nilai normal. Seseorang disebut menderita Hipertensi bila mempunyai tekanan darah sistolik >140 mmHg, dan diastolik >90 mmHg. Hipertensi ini tidak bisa dianggap remeh, karena dapat berlangsung lama tanpa disadari oleh penderitanya.

Kewaspadaan perlu ditingkatkan, sebab kasus hipertensi pada anak muda ditemukan semakin banyak di penjuru dunia. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang menyertai. Umumnya, selain faktor genetik, hal ini disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat pada usia muda.

Data RISKESDAS 2018 melaporkan bahwa prevalensi Hipertensi pada usia 18 tahun ke atas adalah sebesar 34,1%. Artinya, 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia menderita Hipertensi. Oleh sebab itu, Hipertensi menjadi Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. 

Hipertensi melibatkan banyak faktor penyebab dan perlu diatasi dengan serius, karena memiliki risiko komplikasi ke lima organ tubuh penting: otak (stroke), mata (retinopati hipertensi), jantung (penyakit jantung koroner sampai dengan gagal jantung), ginjal (gagal ginjal kronis), dan pembuluh darah perifer.

Rendahnya Aktivitas Fisik Jadi Penyebab

Seiring berkembangnya zaman, angka kejadian hipertensi pada populasi usia muda semakin meningkat. Fenomena ini dikaitkan dengan rendahnya aktivitas fisik, serta meningkatnya angka kejadian obesitas.

Dikutip dari klikdokter, Penelitian baru dari University of Texas Southwestern Medical Center menyatakan hal serupa. Dr. Wanpen Vongpatanasin dan rekan-rekannya ini mencoba untuk mengevaluasi suatu kondisi yang dikenal sebagai isolated systolic hypertension (ISH) atau tekanan darah sistolik yang tinggi pada populasi dewasa muda.

Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa dewasa muda yang jarang bergerak dan mengalami obesitas lebih berisiko mengalami kekakuan pembuluh darah arteri di masa depan. Keadaan ini dikaitkan dengan risiko stroke serta terjadinya kerusakan pada ginjal dan otak.

Menurut Dr. Vongpatanasin, dewasa muda yang memiliki peningkatan tekanan darah, termasuk peningkatan tekanan darah sistolik yang tidak disertai peningkatan tekanan darah diastolik, tetap memiliki risiko mengalami kekakuan pada pembuluh darah aorta.

Oleh karena itu, kelompok dewasa muda yang mengalami peningkatan tekanan darah tersebut sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter dan menjalani pemantauan rutin untuk menentukan apakah kondisi yang dialaminya membutuhkan penanganan lebih lanjut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara menurunkan tekanan darah

Pada dasarnya, memperbaiki pola makan dan melakukan olahraga secara rutin merupakan dua cara yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah. Terkait olahraga, para pakar dari American Heart Association merekomendasikan untuk setidaknya melakukan 30 menit aktivitas fisik aerobik intensitas sedang sebanyak 5 kali per minggu.

Dalam hal pola makan, Dr. Vongpatanasin merekomendasikan untuk meningkatkan konsumsi buah maupun sayur-sayuran, dan  membatasi asupan garam agar tekanan darah senantiasa stabil.

Segera ubah pola makan dengan meningkatkan konsumsi sayur dan buah, serta jauhi asupan yang mengandung garam. Imbangi dengan gaya hidup sehat, yaitu dengan berolahraga 30 menit sehari sebanyak 5 kali dalam seminggu, kelola stres dengan baik, jauhi rokok dan alkohol, serta cukupi waktu istirahat setiap hari.

Karena penanganan Hipertensi tidak mudah, ditambah rendahnya kepatuhan minum obat, maka pemantauan tekanan darah memegang peran penting. Salah satu teknologi digital terkini yang mampu membantu penderita Hipertensi atau orang sehat untuk mengukur tekanan darah dan EKG, adalah menggunakan smartwatch Samsung Galaxy Watch3 dan Watch Active2.

Smartwatch Samsung ini hadir dengan kemampuan health tracking, seperti pelacakan denyut nadi, tekanan darah, hingga EKG. Khususnya bagi pengguna Galaxy Watch3, tersedia pula fitur untuk memonitor saturasi oksigen. Memantau kesehatan kini menjadi lebih mudah, di manapun dan kapanpun kita inginkan.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini