Sukses

Hapus Rasisme, Sao Paolo Fashion Week 2020 Beri Kesetaraan bagi Model Berkulit Hitam

Sao Paolo Fashion Week 2020 mewajibkan 50 persen model haruslah mereka yang berkulit hitam, Afro-keturunan, atau pribumi.

Liputan6.com, Jakarta - Perpaduan gaya pakaian yang "berani" biasanya menjadi perbincangan utama saat membahas tentang Sao Paolo Fashion Week (SPFW). Namun, tahun ini para pegiat mode di kota paling kosmopolitan di Brasil lebih fokus pada para model yang akan diikutsertakan, terutama pada warna kulit mereka.

Melansir The Associated Press, Selasa, 10 November 2020, untuk pertama kalinya, desainer di peragaan busana terbesar di Amerika Latin, yang diadakan pada hari Minggu, 8 November lalu, diwajibkan untuk memastikan 50 persen model mereka adalah mereka yang berkulit hitam, Afro-keturunan, atau pribumi.

Dunia mode Brasil tergerak untuk melakukan hal tersebut setelah kasus pembunuhan pria berkulit hitam, George Floyd, oleh polisi di Amerika Serikat yang memicu protes dan diskusi tentang ketidakadilan rasial. Dalam SPFW 2020 ini,  tiga model kulit hitam berbagi cerita pribadi tentang pengalaman rasisme di industri tersebut melalui siaran langsung media sosial dengan pendiri Sao Paulo Fashion Week, Paulo Borges.

"Semua orang mengerti bahwa perlu ada upaya yang lebih besar. Kita perlu meninggalkan ruang hak istimewa orang kulit putih untuk dapat melakukan perubahan ini di dunia," kata Paulo Borges, salah seorang model. "Estetika keindahan Eurosentris tidak bisa diterapkan di negara Brasil," sambung dia lagi.

SPFW dimulai sejak 1995. Pada 2009, pekan mode terbesar di Brasil itu menghadapi penyelidikan atas diskriminasi.

Berangkat dari itu, penyelenggara menandatangani perjanjian dengan jaksa penuntut umum yang mensyaratkan 10 persen model harus berkulit hitam, keturunan Afro atau pribumi. Meskipun begitu, masih ada banyak kritik, sehingga SPFW mulai merekomendasikan model desainer setidaknya 20 persen kulit hitam, keturunan Afro, Asia atau pribumi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Akar Rasisme

Lebih dari separuh orang Brasil nyatanya mengidentifikasikan diri sebagai orang kulit hitam atau biracial. Faktanya, majalah atau iklan di negara tersebut masih didominasi model berkulit putih. Brasil merupakan negara terakhir di belahan bumi Barat yang menghapus perbudakan.

Pada 1888, fenomena tersebut dicontohkan oleh acara TV populer "Xou da Xuxa," atau "Pertunjukan Xuxa", yang dibawakan oleh entertainer berambut pirang dan bermata biru, dan ada beberapa wanita muda lainnya dengan penampilan serupa. Marcelo Dias, koordinator nasional untuk kewirausahaan di Unified Black Movement Brazil, menyebut acara itu membuat gadis-gadis kulit hitam ingin meluruskan rambut mereka.

"Apa kau tahu bagaimana itu menghancurkan harga diri gadis kulit hitam saat melihat itu? Tidak seorang gadis kulit hitam pun yang dipandang dan dikenali," kata Dias. "Hasilnya adalah gadis kulit hitam ini tidak ingin menggunakan rambut alami mereka. Mereka ingin menggunakan alat catok," ungkapnya lagi.

3 dari 3 halaman

Representasi Kulit Hitam

Angela Brito, seorang desainer yang berbasis di Rio de Janeiro yang pindah ke Brasil dari Cape Verde lebih dari dua dekade yang lalu, pada hari Jumat (6/11/2020) menunjukkan koleksinya tahun ini yang dia sebut "Identity" dengan memadukan kain tenun tradisional dari negara asalnya dengan gaya lain. Bahkan sebelum persyaratan lomba SPFW, dia mempekerjakan model kulit hitam dan berusaha untuk menyoroti masalah tersebut.

"Pertanyaan pertama yang selalu ditanyakan orang kepada saya adalah, 'Mengapa seluruh model Anda Hitam?” kata Brito. "Dan saya selalu bertanya, 'Mengapa sebelumnya hanya ada orang kulit putih, dan Anda tidak pernah menyadarinya?'"

Akibat pandemi virus korona, SPFW 2020 dilakukan secara tertutup melalui rekaman video yang diproyeksikan ke sisi gedung dan monumen, ditampilkan di layar yang menempel pada truk jalanan di seluruh kota dan disiarkan di media sosial.

Salah satu video terpopuler adalah klip berdurasi delapan menit oleh merek Korshi 01. Ini dibuka dengan seorang wanita kulit hitam yang berputar di kursi dan kemudian menatap menantang melalui kacamata berbentuk persegi, sebelum beralih ke model kulit hitam kedua yang dengan rambut bergelombangnya.

Gerakan ini dianggap merangkul masyarakat kulit hitam yang sering mendapat perilaku rasis di Brasil. Selama dekade terakhir, survei kependudukan juga menunjukkan persentase orang kulit hitam dan biracial meningkat, sedangkan kulit putih berkurang. (Brigitta Valencia Bellion)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.