Sukses

Covid-19 Kembali Landa Nepal, Gunung Everest Kosong

Gunung Everst sepi pendaki akibat corona Covid-19 kembali melanda Nepal.

Liputan6.com, Jakarta - Corona Covid-19 kembali melanda Nepal. Industri pariwisata di negara itu tak seperti sebelumnya dan Gunung Everest pun kosong pendaki.

Sebagian besar ekonomi Nepal didasarkan pada industri pariwisata, itu adalah garis hidup mereka. Keberadaan gunung tertinggi di dunia itu membuat pariwisata Nepal berkembang pesat karena mampu menarik pendaki dari seluruh dunia.

Namun, akibat Covid-19 Gunung Everest adalah salah satu destinasi yang paling parah terkena dampaknya tahun ini, dilansir dari laman Times of India, Senin, 9 November 2020.

Pariwisata menjadi penghasil devisa yang sangat besar bagi Nepal, yaitu sekitar dua miliar dolar AS. Selain itu, pariwisata juga menghasilkan lapangan kerja bagi jutaan orang, dari pekerja angkut barang hingga pilot.

Sejumlah sherpa dan pemandu sekarang tidak bekerja, mereka putus asa untuk memenuhi kebutuhan dalam kondisi seperti itu. Pegunungan Himalaya di Nepal, semuanya kosong dan jalur menuju Everest Base Campe terlihat sangat sunyi sekarang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pariwisata Berhenti

Menurut petugas imigrasi, pada musim ini, kurang dari 150 pendaki tiba di kawasan yang umumnya ramai dikunjungi ribuan pendaki dan pengunjung. Pada musim ini, kurang dari 150 pendaki tiba di kawasan yang umumnya ramai dikunjungi ribuan pendaki maupun pengunjung.

Sekarang, karena gelombang Covid-19 melanda lagi, semua pariwisata di negara itu berhenti total. Beberapa warga Nepal khawatir jika situasi berlanjut, negara itu akan terdorong mundur beberapa tahun dalam hal pembangunan dan ekonomi.

Nepal adalah salah satu negara Asia yang kondisi ekonominya dianggap tidak baik dan sumber daya untuk membantu masyarakatnya terbatas. Kasus virus pun meningkat dengan cepat.

Di Nepal hanya ada beberapa lembaga perawatan intensif untuk populasi lebih dari 30 juta jiwa. Pada Kamis lalu, Nepal melaporkan 3.051 kasus virus Corona baru, sehingga jumlahnya menjadi 185.974 kasus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.