Sukses

Restoran di China Minta Maaf Usai Menimbang Berat Badan Pelanggan

Hal ini dilakukan restoran di China untuk menentukan berapa banyak makanan yang harus dikonsumsi pelanggan..

Liputan6.com, Jakarta - Insiden yang terjadi di ruang publik kembali jadi sorotan. Sebuah restoran di China selatan menyampaikan permintaan maaf pada publik karena menimbang berat badan pengunjung sebelum memasuki lokasi.

Dilansir dari laman CNN Travel, Rabu (19/8/2020), adapun hal tersebut dilakukan restoran itu sebagai bagian kampanye nasional untuk mengurangi sampah makanan. Pelanggan yang masuk ke Chuiyan Fried Beef di kota Changsa diminta menimbang berat badan dan memberi informasi pribadi.

Restoran kemudian akan menyarankan menu berdasarkan kondisi fisik mereka. Panduan itu merekomendasikan pelanggan untuk memesan hidangan yang berbeda merujuk pada berat badan orang tersebut dan kandungan kalori makanan.

Misal, perempuan dengan berat badan kurang dari 40 kilogram direkomendasikan hidangan daging sapi dan kepala ikan. Sementara, pria dengan berat lebih dari 80 kilogram direkomendasikan hidangan, seperti perut babi yang direbus.

Tanda-tanda di sekitar restoran mendorong pelanggan untuk menghabiskan makanan dan jadi lebih hemat. Menghadapi tudingan online terkait fat shaming, Chuiyan Fried Beef menyebut dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, 15 Agustus 2020, bahwa mereka coba membantu menekan pemborosan makanan.

Restoran ini mengatakan pelanggan tidak dipaksa menginjak timbangan dan sangat menyesal akan kontroversi tersebut. "Netizen dipersilakan untuk datang ke toko untuk merasakannya dan memberi komentar, serta saran," bunyi pernyataan restoran itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kampanye Minimalisasi Limbah

Presiden China Xi Jinping mengumumkan kampanye minimalisasi limbah makanan pada 11 Agustus 2020 karena China terus bergulat dengan ekonomi yang melambat. Negeri Tirai Bambu juga menghadapi sejumlah krisis pangan selama setahun terakhir, dengan rekor banjir yang merusak tanaman padi dan wabah demam babi.

CCTV, penyiar layanan publik China, melaporkan pada 2015 bahwa industri katering China membuang 17--18 juta ton makanan setiap tahun. Awal tahun ini, Xi menyebut sikap terhadap konsumsi makanan berlebih adalah hal yang mengejutkan dan menyedihkan, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.

Sementara, Chuiyan bukan satu-satunya restoran atau grup yang menetapkan aturan konsumsi lebih ketat. Pekan lalu, asosiasi katering di pusat kota Wuhan menganjurkan pelanggan untuk memesan hidangan "N-1", atau satu hidangan lebih sedikit dari jumlah orang yang makan.

Aplikasi ponsel cerdas yang dulunya menunjukkan aliran populer orang makan makanan dalam jumlah besar juga telah memperingatkan bahwa pembuat video dapat diblokir jika mempromosikan makan berlebihan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.