Sukses

Jumlah Pasien Operasi Plastik Meningkat di Masa Pandemi Corona

Apa penyebab peningkatan jumlah pasien operasi plastik ini ya?

Liputan6.com, Jakarta - Deretan klinik bedah kosmetik di seantero dunia melaporkan adanya peningkatan jumlah orang yang menjalani bedah plastik selama pandemi corona Covid-19. Hal ini karena mereka dapat menyembunyikan hasil operasi di balik masker atau bekerja dari rumah.

Dilansir dari BBC, Minggu (12/7/2020), meski tetap buka, klinik bedah plastik menerapkan langkah-langkah yang lebih ketat seperti tes corona dan pembersihan yang lebih sering. Klinik di AS, Jepang, Korea Selatan dan Australia melihat peningkatan pasien yang datang untuk operasi, termasuk filler bibir, botox, face lifts, dan nose jobs.

"Saya memutuskan untuk melakukan prosedur selama karantina karena itu memungkinkan saya untuk menyembuhkan dengan kecepatan saya sendiri," kata Aaron Hernandez, yang filler bibir dan pengangkatan lemak pipi di Los Angeles, kepada BBC.

"Mengerjakan bibir saya bukanlah sesuatu yang cenderung dilakukan semua pria, sehingga beberapa orang mungkin merasa berbeda. Karena itu saya lebih suka tinggal di rumah dan pulih sepenuhnya dan orang-orang tidak tahu pekerjaan apa yang telah saya lakukan begitu saya keluar," tambahnya.

Terakhir kali ia menjalani prosedur yakni sebelum karantina tambahnya. Ia harus pergi ke tempat umum untuk bekerja dan bibirnya sangat bengkak dan memar.

Seorang ahli bedah kosmetik yang berbasis di Texas, Rod J Rohrich, menyebut dia melihat lebih banyak pasien. "Bahkan lebih dari yang saya katakan adalah normal. Kami mungkin bisa beroperasi enam hari seminggu jika kami mau. Sangat menakjubkan," katanya kepada BBC.

"Mereka benar-benar dapat pulih di rumah dan masker yang mereka kenakan ketika mereka pergi ke luar setelah operasi hidung atau facelift. Orang-orang ingin melanjutkan kehidupan normal mereka dan sebagian dari itu terlihat sebaik yang mereka rasakan," tambahnya.

Tak hanya di Negeri Paman Sam yang melihat peningkatan pasien selama pandemi. Korea Selatan yang terkenal dengan operasi kosmetiknya, salah satu negara pertama yang melihat kasus-kasus corona.

Bukan lockdown nasional, Negeri Ginseng memilih menerapkan jarak sosial dengan mendorong orang untuk bekerja dari rumah. Klinik kosmetik melihat penurunan pengunjung asing, tetapi warga setempat datang ke klinik untuk perawatan. Klinik-klinik memilih menawarkan diskon kepada penduduk setempat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peningkatan Pasien

Seorang guru berusia 54 tahun yang menjalani operasi kelopak mata pada Februari menyebut kepada JoongAng Daily bahwa setiap klinik bedah plastik yang saya kunjungi penuh sesak. Rumah Sakit BK di Seoul menyebut kepada BBC bahwa pada awal pandemi ini, orang-orang gugup namun lebih banyak penduduk setempat mulai datang ke klinik.

"Pasien mulai merasa aman dan nyaman untuk menjalani operasi, meskipun Covid-19. Jumlah pasien terus meningkat. Terlepas dari corona, jumlahnya diperkirakan meningkat setengahnya dibandingkan musim yang sama tahun lalu," kata juru bicara.

Permintaan dari pasien asing juga meningkat, kata juru bicara. "Jumlah pertanyaan online meningkat signifikan karena ada peluang untuk berkonsultasi online dan bersiap-siap di awal untuk perjalanan begitu batasan perjalanan akan dicabut," tambahnya.

Jepang belum menerapkan lockdown resmi, namun Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat yang berlangsung hingga 31 Mei 2020 sehingga orang-orang diminta tinggal di rumah. Meski demikian, klinik juga melihat peningkatan pada pasien yang ingin mendapatkan perawatan.

Lonjakan mendorong Asosiasi Kedokteran Estetika Jepang untuk memperingatkan bahwa perawatan kosmetik "tidak penting bagi banyak orang". Ia meminta orang-orang untuk menjauh dari operasi untuk "mencegah penyebaran virus lebih lanjut".

"Sebagai klinik bedah plastik rawat jalan yang diperlengkapi untuk memberikan prosedur pada hari yang sama, kami telah melihat masuknya pasien yang ingin menjalani operasi selama periode ini," kata Michelle Tajiri, koordinator klinik di Bliss Clinic di Fukuoka.

Ia melanjutkan, alasan utamanya adalah mereka tidak bekerja dan fakta setiap orang yang memakai masker. Karenanya, prosedur wajah dapat dengan mudah disamarkan.

Bagi Hernandez, operasi selama pandemi merupakan waktu yang tepat. "Itu benar-benar memberi saya lebih banyak waktu untuk sembuh. Saya bisa minum obat yang mungkin tidak akan bisa saya konsumsi jika saya mengemudi dan bisa membuat area bibir dan wajah lebih tenang," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.