Sukses

Chef Arnold Buka-bukaan Dampak Pandemi, Tutup Restoran di Bali hingga Jual Produk Setengah Jadi

Chef Arnold kini menjalankan prinsip bisnis simpatik untuk mempertahankan usaha restorannya.

Liputan6.com, Jakarta - Nyaris semua bisnis terpukul akibat pandemi corona Covid-19, tak terkecuali bisnis yang dijalankan Chef Arnold Poernomo. Ia bahkan harus menutup restorannya yang baru dibuka di Bali.

"Untuk Laci di Bali, it's only make sense adalah menutupnya, supaya operation cost tidak bleeding," kata dia dalam wawancara virtual Tantangan Bisnis di Tengah Pandemi COVID-19 dan Dukungan Instagram Bagi Para UMKM di Jakarta, Selasa sore, 12 Mei 2020.

Namun, tak demikian halnya dengan restoran Mangkok Ku yang dimilikinya bersama dua anak Presiden Jokowi. Ia tetap mengoperasikannya lantaran karyawan yang direkrut sudah cukup banyak.

"Banyak staf kita rekrut dan pekerjakan. Enggak bisa langsung PHK atau unpaid leave. Kasihan mereka," sambung dia.

Chef Arnold pun putar akal agar usaha restorannya bisa tetap dapat pemasukan. Berjualan online menjadi andalan meski diakuinya hal itu bukan untuk mencari keuntungan, tetapi demi mempertahankan usaha dan karyawan.

Bagaimana pun, pendapatan dari restoran berkali lipat lebih besar dibandingkan menjual produk secara online. Di samping itu, konsumen kini juga lebih menghemat dan leluasa masak sendiri di rumah daripada terus menerus jajan.

"Kita nggak bisa jual seperti kita operate restoran. Terlalu mahal, value-nya sangat kecil untuk konsumen," kata dia.

Maka itu, ia pun menjual produk porsi besar setengah jadi alias setengah matang. Konsumen, kata dia, bisa mendapat pengalaman meracik makanan sesuai yang diinginkan. Harga pun masih terjangkau bagi kantong.

"Kita jual dari setengah matang, dari bahan, bumbu, sambal. Bumbu seperti apa, daging seperti apa, konsumen bisa kreasi," jelas Arnold.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Promosi Simpatik

Meski pendapatan dari berjualan online belum bisa menghasilkan keuntungan signifikan, bukan berarti ia meremehkan jalur online. "Menurut saya, online F&B sekarang on the right track. Dengan pandemi, justru makin mempercepat bisnis beradaptasi dengan online. Dengan adanya PSBB, work from home, kita benar-benar membutuhkan dan meng-utilize, pakai setiap tools untuk promosikan restoran-restoran kita," tutur Arnold.

Instagram menjadi salah satu media promosi pilihannya. Selain populasi penggunanya besar, ia juga bisa mendapatkan banyak insight dari konsumen.

"Nggak hanya dapat back report, likes report, kita bisa lihat comment, mana yang lebih disuka," kata dia.

Tak kalah penting adalah masa pandemi menjadi momen untuk membentuk basis komunitas. Menurut dia, bukan saatnya jadikan follower diperas untuk keuntungan pebisnis, tetapi adalah modal komunitas yang penting untuk mendukung bisnis restoran miliknya ke depannya.

"Kita harus back to basic, apa itu? Kita harus lebih responsif dan bertanya kepada konsumennya. The goal adalah buat komunitas dari follower yang ikuti bisnis kita," jelasnya.

Ia juga mengatakan bisnis saat ini tak bisa lagi mengabaikan nilai kemanusiaan. Cara promosi hard selling tidak lagi efektif. Maka, ia mengedepankan promosi yang lebih simpatik.

"Enggak bisa dengan hard selling, enggak ada simpati. Bagaimana bisnis kita disimpatiin, misalnya, kalau sampai harus PHK? Bagaimana support ke depannya?" ucap Arnold.

3 dari 4 halaman

Tiga Fitur Baru

Sementara itu, Vertical Lead Facebook Companirs, Aldo Rambie mengatakan pandemi membuat makin banyak pengusaha F&B beralih ke online. Untuk semakin mengakselerasi, Instagram meluncurkan tiga fitur terbaru.

Fitur pertama adalah pemesanan makanan langsung lewat stories. Instagram menggandeng GoFood dan GrabFood sehingga para pengusaha yang bisa memanfaatkan fitur itu adalah yang sudah menjadi mitra. 

Fitur berikutnya adalah meluncurkan voucher diskon UMKM. Konsumen bisa menggunakannya untuk pembelanjaan berikutnya bila berbelanja di support local brand. "Tidak hanya makanan, tapi juga ada produk-produk lain," sambungnya.

Terakhir adalah fitur stiker Support Local Brand yang bisa digunakan pengguna Instagram untuk mendukung brand lokal favoritnya. Stiker, kata dia, sedang naik penggunaannya, baik untuk promosi, tetapi juga brand awareness hingga interaksi dengan konsumen.

Tetapi yang paling naik adalah Instagram live. "Interaksi ini sangat penting. Customer ingin diberikan rasa assurance, dengan interaksi bisa beri ketenangan," kata Aldo.

4 dari 4 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini